BAB I
TINJAUAN
PUSTAKA
1.1 DEFINISI
Ø Diare adalah buang air encer 3 kali atau lebih
dalam sehari.
(EGC. Diare Akut, 1992)
Ø Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit
secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi 1 kali atau lebih buang air
besar dengan bentuk tinja yang encer dan cair.
(Suriadi – Yuliana, Rita
Asuhan Keperawatan Pada Anak, Jakarta, 2001)
Ø Diare adalah frekuensi buang air besar sudah lebih
dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak. Konsistensi feses encer
berupa atau pula bercampur lendir atau darah saja.
A(FKUI, 1995)
Ø Diare adalah untuk kepentingan penelitian :
konsistensi lembek/ encer dan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam, untuk
kepentingan program termasuk pelaporan : diare adalah sesuai dengan persepsi
ibu tentang diare tanpa memperhatikan frekuensi.
(Departemen
Kesehatan Seminar Nasional Pemberantasan Diare, Jakarta 1991)
1.2 Macam-Macam
Diare
a. Diare Akut : terjadi mendadak dan berlangsung paling lama 3-5 hari
b. Diare berkepanjangan : berlangsung lebih dari 7
hari
c. Diare kronis : berlangsung lebih dari 14 hari.
1.2 Etiologi
Infeksi merupakan penyebab utama diare
akut, baik oleh bakteri, parasit maupun virus.
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan
yang merupakan penyebab utama diare pada anak.
Infeksi enteral
meliputi :
-
Infeksi
bakteri (vibrio, E-Coli, salmonella, shigella)
-
Infeksi virus
(enterovirus, adenovirus, rotavirus)
-
Infeksi
parasit (cacing, protozoa, jamur)
b. Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh
lain di luar alat pencernaan (seperti otitis media akut (OMA),
trasilofaringitis), keadaan ini biasanya terdapat pada anak dan bayi.
2. Faktor Malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida, monosakarida
Pada bayi dan anak yang terpenting dan
tersering ialah intoleransi laktosa.
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi,
beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas, walaupun jarang
menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.
1.3
Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan
timbulnya diare adalah :
a) Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat
yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus
meninggi isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b) Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu pada
dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dalam rongga usus dan
timbulnya diare karena peningkatan isi rongga usus.
c) Gangguan motilitas usus
Peristaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare.
Diare infeksi
terutama ditularkan secara fetal aral. Hal ini dapat disebabkan masukan makanan
atau minuman yang terkontaminasi tinja ditambah dengan eksresi yang buruk.
Makanan yang tidak matang bahkan yang disajikan tanpa dimasak. Bisa juga karena
keluarga yang kurang menjaga kebersihan lingkungan, dan tidak mencuci tangan
sehabis dan sebelum melakukan kegiatan apapun. Penularannya adalah transmisi ke
orang melalui areosolisasi (rotovirus), tangan yang terkontaminasi (clostridium dfficele).
1.3 Gejala
Klinis
Mula-mula bayi dan
anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan
berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair dan mungkin
disertai lendir dan atau darah. Anus dan daerah sekitarnya lecet akibat makin
banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi
usus selama diare.
Gejala muntah dapat
terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut
meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila
penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi
mulai tampak. Berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata, dan ubun-ubun besar
menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.
Berdasarkan
banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang dan
berat. Sedangkan berdasarkan tonititas plasma dapat dibagi menjadi dehidrasi
hipotonik, isotonik dan hipertonik. Pada dehidrasi besar, volume darah
berkurang sehingga dapat terjadi renjatan hipovolemik dengan gejala yaitu
denyut jantung menjadi cepat, denyut nadi cepat, kecil, tekanan darah menurun,
penderita menjadi lemah, kesadaran menurun.
1.4 Patofisiologi
Sebagai akibat diare akut maupun
kronis akan terjadi :
1. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang
mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam basa (Asidosis metabolik,
hipokalemia dan sebagainya.
2. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan
makanan kurang, pengeluaran bertambah)
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah
1.5
Penatalaksanaan Penderita Diare
Standart yang dipakai untuk pengobatan
ini berdasarkan 5 hal yang disebut “5D” yaitu :
1. Dehidrasi
2. Diagnosa
3. Drugs/ obat-obatan
4. Diet
5. Defisiensi
Keterangan :
- Dehidrasi
Pengobatan ditekankan pada dehidrasi
seawal mungkin dan secepatnya dehidrasi dilakukan secara stimulan dengan cara :
a. Dehidrasi intavena, dilakukan seawal mungkin
setelah tampak tanda-tanda dehidrasi.
b. Pemberian ASI diteruskan
c. Pemberian oralit
- Diagnosa
Setiap bayi harus diperiksa untuk
mengetahui kemungkinan adnaya penyakit lain seperti : infeksi saluran
pernapasan otitis media.
- Drugs/ obat-obatan
Menggunakan obat-obatan perlu dibatasi
sekecil mungkin antiseptik sudah berulangkali dibuktikan tidak mempunyai
pengaruh yang berarti dalam memperpendek waktu diare.
- Diet
Bersedia makan, harus didorong untuk
makan dengan menyediakan makanan yang mereka sukai.
- Defisiensi dissakaridase
Tindakan praktis yang didasarkan pada
pandangan ini adalah pemeriksaan gula dalam tinja, maka penderita harus
mengurangi susu untuk sementara dan mengkonsumsi makanan atau minuman campuran
yang mendorong susu dalam konsentrasi yang lebih rendah daripada susu murni.
1.6 Macam-macam Diare
Berdasarkan klasifikasi dehidrasi WHO,
maka dehidrasi dibagi tiga menjadi dehidrasi ringan, sedang, atau berat.
1. Dehidrasi Ringan (jika
penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan)
Gejala :
·
Muka memerah
·
Rasa sangat haus
·
Kulit kering dan pecah-pecah
·
Volume urine berkurang dengan
warna lebih gelap dari biasanya
·
Pusing dan lemah
·
Kram otot terutama pada kaki
dan tangan
·
Kelenjar air mata berkurang
kelembabannya
·
Sering mengantuk
·
Mulut dan lidah kering dan air
liur berkurang
2. Dehidrasi Sedang (jika
penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan)
Gejala:
·
Gelisah, cengeng
·
Kehausan
·
Mata cekung
·
Kulit keriput, misalnya kita
cubit kulit dinding perut, kulit tidak segera kembali ke posisi semula.
·
Tekanan darah menurun
·
Pingsan
·
Kontraksi kuat pada otot
lengan, kaki, perut, dan punggung
·
Kejang
·
Perut kembung
·
Gagal jantung
·
Ubun-ubun cekung
·
Denyut nadi cepat dan lemah
3.
Dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10
persen dari berat badan)
Gejala:
·
Berak cair terus-menerus
·
Muntah terus-menerus
·
Kesadaran menurun, lemas luar
biasa dan terus mengantuk
·
Tidak bisa minum, tidak mau
makan
·
Mata cekung, bibir kering dan
biru
·
Cubitan kulit baru kembali
setelah lebih dari 2 detik
·
Kesadaran berkurang
·
Tidak buang air kecil
·
Tangan dan kaki menjadi dingin
dan lembab
·
Denyut nadi semakin cepat dan
lemah hingga tidak teraba
·
Tekanan darah menurun drastis
hingga tidak dapat diukur
·
Ujung kuku, mulut, dan lidah
berwarna kebiruan
·
Tidak kencing 6 jam atau
lebih/frekuensi buang air kecil berkurang/kurang dari 6 popok/hari.
·
Kadang-kadang dengan kejang dan
panas tinggi
BAB 2
TINJAUAN
KASUS
PENGKAJIAN
Tanggal : 24 November 2011
Jam : 10.00 WIB
Tempat : Ruang KIA Puskesmas
KarangPloso
2.1 Data
Subyektif
- Biodata
Nama anak : An “E”
Umur : 3 tahun
Berat Lahir :3000 gr
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Girimoyo
Nama ayah/
ibu : Tn “S” / Ny “S”
Umur : 27 th/ 25 th
Pendidikan : SMA/ SMA
Agama : Islam/ Islam
Pekerjaan : Swasta / IRT
Ibu
mengatakan anaknya mencret-mencret sejak 2 hari yang lalu, beraknya cair
sebanyak 2
kali dalam sehari, warnanya kekuningan, disertai dengan
muntah-muntah sebanyak 2 kali dalam sehari
2.2 Data
Obyektif
Keadaan umum :
lemah, Kesadaran:
composmentis, BB : 12kg,
Nadi : 80 x/menit, Pernafasan : 24 x/menit, Suhu : 37 0C
Muka agak pucat dan tampak lemah
Konjungtiva pucat, simetris, sclera tidak icterus,
tidak ada kelainan lain
Tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak terdapat pengeluaran secret maupun
pembesaran polip.
Bibir pucat, kering, lidah bersih, tidak terdapat karies gigi
Tidak terdapat retraksi dinding dada bunyi ronkhi - / -, wheezing - / -
dan kelainan lain
Turgor kulit normal, terdapat
peningkatan bising usus, terdapat kembung tidak ada kelainan lain pada perut
Ekstremitas atas dan bawah : tidak ada oedema, turgor kulit normal, kaki dan tangan teraba hangat, tidak ada kelainan
2.3
Analisa
Anak ‘’E’’Usia 3 tahun dengan
diare dehidrasi ringan
2.4 Penatalaksanaan :
1.
Menjelaskan
pada keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa anaknya sekarang kondisinya lemah
dan butuh banyak cairan agar tidak semakin parah sehingga perlu diberi tindakan
segera, ibu memahami
2.
Memberikan
oralit secara peroral untuk mengatasi diare supaya cepat sembuh dan sebagai
pengganti cairan tubuh yang hilang,mengajarkan cara melarutkan oralit supaya dalam
pemberian oralit tidak terjadi kesalahan dan benar sehingga diare segera
teratasi, ibu memahami
3.
Memberikan terapi:
-
Cotrimoxazol syrup 3x1 sdt
-
Pamol 3 tablet dijadikan puyer
-
B1 3
tablet
10 bungkus
-
Zink 3 tablet 3 x 1
-
Ctm 3 tablet
4.
Memberikan KIE yaitu:
-
Menganjurkan pada ibu untuk
menjaga kebersihan diri dan lingkungan supaya nyaman dan terhindar dari
penyakit, ibu memahami
-
Menganjurkan pada ibu tentang
personal hygiene yaitu dengan menjaga kebersihan terutama daerah genetalia
harus diceboki setelah BAK dan BAB dan kebersihan daerah sekitarnya agar tidak
bertambah parah, ibu memahami
-
Memberitahu
ibu cara memberi makanan yang sehat yaitu dengan cara mencuci terlebih dahulu sayuran maupun
buah-buahan yang akan diolah dan memasak makanan maupun air minum dengan benar, ibu memahami
5.
Menganjurkan
pada ibu untuk kontrol jika anaknya masih sakit untuk penanganan lebih lanjut
jika terjadi komplikasi.
BAB 3
PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan analisis dari
penulis mengenai kesenjangan-kesenjangan yang terjadi antara teori dengan kasus
di lapangan. Di dalam kasus ini tidak terdapat kesenjangan dengan teori.
Setelah melakukan asuhan kebidanan
pada anak di Puskesmas Karangploso maka dapat dinyatakan bahwa anak “E” usia 3 tahun menderita diare dehidrasi ringan.
Pemberian terapi serta pemberian KIE yang jelas diharapkan bisa dimengerti oleh keluarga
pasien dan bisa melaksanakan semua yang telah dianjurkan sehingga masalah dapat
teratasi.
Dengan demikian penulis memberikan
asuhan kebidanan dengan memperhatikan gejala dan keluhan yang terjadi sehingga
diharapkan tidak terjadi masalah lain yang bisa merugikan pasien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar