Sabtu, 10 November 2012

ASKEB ANAK DIARE


BAB I
TINJAUAN PUSTAKA


1.1  DEFINISI
Ø  Diare adalah buang air encer 3 kali atau lebih dalam sehari.
(EGC. Diare Akut, 1992)
Ø  Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi 1 kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer dan cair.
(Suriadi – Yuliana, Rita Asuhan Keperawatan Pada Anak, Jakarta, 2001)
Ø  Diare adalah frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak. Konsistensi feses encer berupa atau pula bercampur lendir atau darah saja.
A(FKUI, 1995)
Ø  Diare adalah untuk kepentingan penelitian : konsistensi lembek/ encer dan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam, untuk kepentingan program termasuk pelaporan : diare adalah sesuai dengan persepsi ibu tentang diare tanpa memperhatikan frekuensi.
(Departemen Kesehatan Seminar Nasional Pemberantasan Diare, Jakarta 1991)

1.2 Macam-Macam Diare
a.       Diare Akut                  : terjadi mendadak dan berlangsung paling lama 3-5 hari
b.      Diare berkepanjangan : berlangsung lebih dari 7 hari
c.       Diare kronis                 : berlangsung lebih dari 14 hari.

1.2 Etiologi
Infeksi merupakan penyebab utama diare akut, baik oleh bakteri, parasit maupun virus.
1.      Faktor infeksi
a.       Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak.
Infeksi enteral meliputi :
-          Infeksi bakteri (vibrio, E-Coli, salmonella, shigella)
-          Infeksi virus (enterovirus, adenovirus, rotavirus)
-          Infeksi parasit (cacing, protozoa, jamur)
b.      Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan (seperti otitis media akut (OMA), trasilofaringitis), keadaan ini biasanya terdapat pada anak dan bayi.
2.      Faktor Malabsorbsi
a.       Malabsorbsi karbohidrat : disakarida, monosakarida
Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.
b.      Malabsorbsi lemak
c.       Malabsorbsi protein
3.      Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4.      Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas, walaupun jarang menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.

1.3 Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :
a)      Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b)      Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dalam rongga usus dan timbulnya diare karena peningkatan isi rongga usus.
c)      Gangguan motilitas usus
Peristaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare.
Diare infeksi terutama ditularkan secara fetal aral. Hal ini dapat disebabkan masukan makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja ditambah dengan eksresi yang buruk. Makanan yang tidak matang bahkan yang disajikan tanpa dimasak. Bisa juga karena keluarga yang kurang menjaga kebersihan lingkungan, dan tidak mencuci tangan sehabis dan sebelum melakukan kegiatan apapun. Penularannya adalah transmisi ke orang melalui areosolisasi (rotovirus), tangan yang terkontaminasi (clostridium dfficele).

1.3 Gejala Klinis
Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah. Anus dan daerah sekitarnya lecet akibat makin banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama diare.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata, dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.
Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang dan berat. Sedangkan berdasarkan tonititas plasma dapat dibagi menjadi dehidrasi hipotonik, isotonik dan hipertonik. Pada dehidrasi besar, volume darah berkurang sehingga dapat terjadi renjatan hipovolemik dengan gejala yaitu denyut jantung menjadi cepat, denyut nadi cepat, kecil, tekanan darah menurun, penderita menjadi lemah, kesadaran menurun.

1.4 Patofisiologi
Sebagai akibat diare akut maupun kronis akan terjadi :
1.      Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam basa (Asidosis metabolik, hipokalemia dan sebagainya.
2.      Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah)
3.      Hipoglikemia
4.      Gangguan sirkulasi darah

1.5 Penatalaksanaan Penderita Diare
Standart yang dipakai untuk pengobatan ini berdasarkan 5 hal yang disebut “5D” yaitu :
1.      Dehidrasi
2.      Diagnosa
3.      Drugs/ obat-obatan
4.      Diet
5.      Defisiensi
Keterangan :
  1. Dehidrasi
Pengobatan ditekankan pada dehidrasi seawal mungkin dan secepatnya dehidrasi dilakukan secara stimulan dengan cara :
a.       Dehidrasi intavena, dilakukan seawal mungkin setelah tampak tanda-tanda dehidrasi.
b.      Pemberian ASI diteruskan
c.       Pemberian oralit
  1. Diagnosa
Setiap bayi harus diperiksa untuk mengetahui kemungkinan adnaya penyakit lain seperti : infeksi saluran pernapasan otitis media.
  1. Drugs/ obat-obatan
Menggunakan obat-obatan perlu dibatasi sekecil mungkin antiseptik sudah berulangkali dibuktikan tidak mempunyai pengaruh yang berarti dalam memperpendek waktu diare.
  1. Diet
Bersedia makan, harus didorong untuk makan dengan menyediakan makanan yang mereka sukai.
  1. Defisiensi dissakaridase
Tindakan praktis yang didasarkan pada pandangan ini adalah pemeriksaan gula dalam tinja, maka penderita harus mengurangi susu untuk sementara dan mengkonsumsi makanan atau minuman campuran yang mendorong susu dalam konsentrasi yang lebih rendah daripada susu murni.

1.6 Macam-macam Diare
Berdasarkan klasifikasi dehidrasi WHO, maka dehidrasi dibagi tiga menjadi dehidrasi ringan, sedang, atau berat.
1.      Dehidrasi Ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan)
Gejala :
·         Muka memerah
·         Rasa sangat haus
·         Kulit kering dan pecah-pecah
·         Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya
·         Pusing dan lemah
·         Kram otot terutama pada kaki dan tangan
·         Kelenjar air mata berkurang kelembabannya
·         Sering mengantuk
·         Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang
2.      Dehidrasi Sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan)
Gejala:
·         Gelisah, cengeng
·         Kehausan
·         Mata cekung
·         Kulit keriput, misalnya kita cubit kulit dinding perut, kulit tidak segera kembali ke posisi semula.
·         Tekanan darah menurun
·         Pingsan
·         Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung
·         Kejang
·         Perut kembung
·         Gagal jantung
·         Ubun-ubun cekung
·         Denyut nadi cepat dan lemah
3.      Dehidrasi berat  (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan)
Gejala:
·         Berak cair terus-menerus
·         Muntah terus-menerus
·         Kesadaran menurun, lemas luar biasa dan terus mengantuk
·         Tidak bisa minum, tidak mau makan
·         Mata cekung, bibir kering dan biru
·         Cubitan kulit baru kembali setelah lebih dari 2 detik
·         Kesadaran berkurang
·         Tidak buang air kecil
·         Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab
·         Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba
·         Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur
·         Ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan
·         Tidak kencing 6 jam atau lebih/frekuensi buang air kecil berkurang/kurang dari 6 popok/hari.
·         Kadang-kadang dengan kejang dan panas tinggi




























BAB 2
TINJAUAN KASUS


PENGKAJIAN
Tanggal : 24 November 2011
Jam         : 10.00 WIB
Tempat   : Ruang KIA Puskesmas KarangPloso

2.1  Data Subyektif
  1. Biodata
Nama anak            : An “E
Umur                     : 3 tahun
Berat Lahir            :3000 gr
Jenis kelamin         : Perempuan
Alamat                  : Girimoyo
Nama ayah/ ibu     : Tn “S” / Ny “S”
Umur                     : 27 th/ 25 th
Pendidikan            : SMA/ SMA
Agama                   : Islam/ Islam
Pekerjaan               : Swasta / IRT
Ibu mengatakan anaknya mencret-mencret sejak 2 hari yang lalu, beraknya cair sebanyak 2 kali dalam sehari, warnanya kekuningan, disertai dengan muntah-muntah sebanyak 2 kali dalam sehari

2.2  Data Obyektif
Keadaan umum : lemah, Kesadaran: composmentis, BB : 12kg,
Nadi : 80 x/menit, Pernafasan : 24 x/menit, Suhu : 37 0C
Muka agak pucat dan tampak lemah
Konjungtiva pucat, simetris, sclera tidak icterus, tidak ada kelainan lain
Tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak terdapat pengeluaran secret maupun pembesaran polip.
Bibir pucat, kering, lidah bersih, tidak terdapat karies gigi
Tidak terdapat retraksi dinding dada bunyi ronkhi - / -, wheezing - / -
dan kelainan lain
Turgor kulit normal, terdapat peningkatan bising usus, terdapat kembung tidak ada kelainan lain pada perut
Ekstremitas atas dan bawah : tidak ada oedema, turgor kulit normal, kaki dan tangan teraba hangat, tidak ada kelainan

2.3  Analisa    
              Anak ‘’E’’Usia 3 tahun dengan diare dehidrasi ringan

2.4 Penatalaksanaan :
      1.      Menjelaskan pada keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa anaknya sekarang kondisinya lemah dan butuh banyak cairan agar tidak semakin parah sehingga perlu diberi tindakan segera, ibu memahami
      2.      Memberikan oralit secara peroral untuk mengatasi diare supaya cepat sembuh dan sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang,mengajarkan cara melarutkan oralit supaya dalam pemberian oralit tidak terjadi kesalahan dan benar sehingga diare segera teratasi, ibu memahami
      3.      Memberikan terapi:
-          Cotrimoxazol syrup 3x1 sdt
-          Pamol 3 tablet                      dijadikan puyer
-          B1      3 tablet                        10 bungkus
-          Zink    3 tablet                             3 x 1
-          Ctm    3 tablet



      4.      Memberikan KIE yaitu:
-          Menganjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan supaya nyaman dan terhindar dari penyakit, ibu memahami
-          Menganjurkan pada ibu tentang personal hygiene yaitu dengan menjaga kebersihan terutama daerah genetalia harus diceboki setelah BAK dan BAB dan kebersihan daerah sekitarnya agar tidak bertambah parah, ibu memahami
-          Memberitahu ibu cara memberi makanan yang sehat yaitu dengan cara mencuci terlebih dahulu sayuran maupun buah-buahan yang akan diolah dan memasak makanan maupun air minum dengan benar, ibu memahami
      5.      Menganjurkan pada ibu untuk kontrol jika anaknya masih sakit untuk penanganan lebih lanjut jika terjadi komplikasi.























BAB 3
PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan analisis dari penulis mengenai kesenjangan-kesenjangan yang terjadi antara teori dengan kasus di lapangan. Di dalam kasus ini tidak terdapat kesenjangan dengan teori.
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada anak di Puskesmas Karangploso maka dapat dinyatakan bahwa anak “E” usia 3 tahun menderita diare dehidrasi ringan. Pemberian terapi serta pemberian KIE yang jelas diharapkan bisa dimengerti oleh keluarga pasien dan bisa melaksanakan semua yang telah dianjurkan sehingga masalah dapat teratasi.
Dengan demikian penulis memberikan asuhan kebidanan dengan memperhatikan gejala dan keluhan yang terjadi sehingga diharapkan tidak terjadi masalah lain yang bisa merugikan pasien.




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar