Minggu, 11 November 2012

Cross Of Love 2


Terdengar suara burung-burung membangunkanku dari tidur.Ternyata udah pagi.Aku pun berbalik arah, merasakan sesuatu yang aneh.Kenapa bantal gulingku gak empuk ya?Aku mencoba membuka mata.Kulihat seorang pria tertidur pulas disampingku, dan gak sengaja tadi aku memeluknya.PakYuji.Kenapa dia bisa ada disini?Aku mencoba bangun dan mengingat apa yang sebenarnya terjadi. Oh iya aku dan Pak Yuji kan udah menikah, pantesan aja dia ada disini. Aku pun tersenyum.Aku seneng banget ternyata ini bukan mimpi, aku bener-bener menikah dengan Pak Yuji.Oh iya aku harus siapin sarapan untuk suamiku ini. Aku pun bergegas pergi ke dapur dan memasak beberapa makanan untuknya.
            “Kau sedang apa?” suara Pak Guru mengagetkanku.
            “Oh Pak Guru udah bangun. Selamat pagi Pak Yuji.” Aku memberinya sebuah senyuman manis.
            “Baunya kelihatannya enak, jadi lapar nih.”
            “Iya Pak, sebentar lagi juga matang. Pak Guru tunggu aja ya?”  ucapku. Dia pun membalasnya dengan senyuman lembut.
            “Nah masakannya udah matang.”Aku meletakkannya di meja makan.
            “Emm, dari baunya sepertinya udah kelihatan ini enak.” Pak Guru pun menyicipinya. “Wahh ini bener-bener enak banget.Kamu pintar memasak ya?” pujinya.
Aku pun membalasnya dengan senyuman.Kami pun makan bersama, aku senang melihat Pak Yuji makan dengan lahap.
            “Ahh, aku bener-bener kenyang banget.” ucap Pak Guru.“Udah lama aku gak makan makanan seenak ini.”
            “Memangnya selama ini Pak Guru makan apa?”
            “Ya Cuma makan mie ramen aja, soalnya aku juga gak bisa masak sih.”Candanya.
            “Ya udah mulai sekarang aku akan selalu memasak untuk Pak Guru, jadi Pak Guru gak prelu makan mie ramen lagi.” senyumku.
            “Baiklah kalo gitu, sini biar aku yang cuci piring.”
            “Gak perlu Pak, biar aku aja.”
            “Udah, gak apa-apa biar aku aja.Kalo Cuma cuci piring aku juga bisa.Kamu kan udah masak, jadi giliranku untuk mencuci piring. Sebagai suami istri kita kan harus berbagi tugas.”Senyumnya.
            “Baiklah kalo gitu aku mau siap-siap berangkat ke sekolah ya Pak Guru?”
            “Ke sekolah?” tanyanya heran.“Untuk 3 hari kedepan kamu gak perlu berangkat kesekolah dulu, aku udah mengijinkanmu.”
            “Kenapa gak perlu sekolah Pak Guru?” tanyaku heran.
            “Kamu kan masih harus beres-beres untuk pindah kerumahku,dan lagian juga aku pengen sejenak beristirahat. Aku juga udah dapat cuti dari sekolah, jadi aku bisa menemanimu dirumah.”
            “Tapi Pak, kalo kita sama-sama gak ada bisa-bisa seluruh sekolah akan curiga?”
            “Kamu gak perlu khawatir.Mereka akan mengira kamu masih sedih dengan kepergian Mamamu, makanya kamu ijin gak sekolah.”Jelasnya.“Ya udah kalo gitu kamu kemasi semua barang yang mau kamu bawa, setelah itu kamu akan pindah kerumah kita.” Senyumnya.
Aku pun bergegas mengemasi semua barang-barangku.Sejenak kumelihat foto Mama.Mama, sekarang Mayu udah bersuami.Dia adalah cowok yang selama ini Mayu sukai.Doakan Mayu agar bisa jadi istri yang baik untuk Pak Guru ya Ma.Aku tersenyum dan mencium fotonya. Kumasukkan foto itu kedalam tas.
            “Kamu udah siap?” tanya Pak Guru. Aku hanya mengangguk dan tersenyum. “Baiklah kalo gitu ayo kita pulang kerumah kita yang baru.”
Pak Guru membawakan tasku. Kami berjalan bersama, Pak Guru menggandeng tanganku erat-erat. Sampai saat itu pun aku masih belum bisa percaya aku bisa menikah dengan cowok sebaik, selembut dan setampan Pak Guru.Sesampainya didepan sebuah rumah.
            “Nah ini dia rumah kita.Ayo masuk.”
Aku pun mengikuti langkah kakinya. Banyak bunga-bunga kecil menghiasi rumah itu, meski hanya rumah sederhana namun sepertinya aku akan sangat betah tinggal disana.Kami pun duduk disebuah ruangan kecil, hanya ada sebuah meja disana.
            “Maaf ya, rumahnya sederhana.”
            “Gak apa-apa kok Pak Guru, udah diperbolehkan tinggal disini aja saya udah banyak berterima kasih.Terima kasih ya Pak, maaf udah banyak merepotkan.”
            “Gak kok, aku gak ngerasa direpotin.Aku malah seneng bisa tinggal bersama istriku, jadi aku gak akan ngerasa kesepian lagi.” senyumnya.“Sini aku tunjukkan kamarnya, kamu bisa sekalian beristirahat.”
Diruang tamu hanya ada meja lantai, enggak ada kursi atau pun sofa. Meja itu pun juga biasanya dipakai untuk makan. Bener-bener rumah yang sederhana. Dia pun menunjukkan sebuah kamar yang bersebelahan dengan ruang tamu.
            “Ini kamar kita.”Ucapnya.Terlihat sebuah tempat tidur berada disana.Dan ada sebuah jendela disampingnya.Dari luar jendela aku bisa melihat pemandangan yang indah disana.
            “Wahh indahnya, aku bisa melihat gunung Fuji dari sini.Langitnya juga terlihat sangat indah.”
            “Kamu suka?”
            “Iya.”Senyumku.
            “Syukurlah kalo kamu suka.Oh iya kamu gak masalah kan kalo kita tidur bersama? Karena Cuma ada 1 kamar disini.Tapi kalo kamu keberatan aku bisa kok tidur diruang tamu.”
            “Mmm, gak Pak. Aku gak ngerasa keberatan. Jadi Pak Guru gak perlu tidur diruang tamu, kasihan nanti bisa sakit kalo tidur diluar. Lagian Pak Guru kan udah pernah bilang sendiri, kalo terpisah jadinya Pak Guru gak bisa menjagaku.” Ucapku untuk menenangkannya.
            “Baguslah kalo gitu, jadi aku bisa melihatmu tidur dengan air liur yang menetes.”Guraunya.
            “Emhh, Pak Guru.”
Sejak saat itu kehidupan rumah tangga kami diwarnai saling canda.Tak ada lagi rasa canggung.
            “Ya udah kalo gitu aku mau pergi sebentar ya.”
            “Pak Guru mau kemana?”
            “Ada beberapa urusan yang harus aku selesaikan, kamu istirahat aja.”
            “Baiklah kalo gitu.Hati-hati dijalan ya Pak.”Aku pun mengatarkannya sampai kedepan pintu.Tiba-tiba dia mencium keningku.
            “Hati-hati dirumah ya.Kalo ada apa-apa kamu langsung hubungi aku aja.”
Aku pun langsung masuk kekamar dan membaringkan tubuhku disana.Aku melihat cincin yang melingkar dijari manisku.Sekarang aku udah menikah, aku harus jadi istri yang baik untuknya.Aku harus menunjukkan rasa sayangku padanya.Ku cium cincin itu.Aku cinta Pak Guru, sangat cinta.Tak terasa aku pun tertidur diranjang itu.
Saat kuterbangun hari udah sore.
“Kenapa udah sore gini Pak Guru belum pulang ya? Oh iya nanti malam aku mau masak apa ya untuk Pak Guru? Aku mau liat ahh apa yang bisa aku masak di dapur.”Saat didapur dan melihat isilemari.“Ke..kenapa semuanya Cuma ada mie ramen? Sama sekali gak ada bahan makanan yang bisa aku masak.Hufft, terpaksa aku harus belanja dulu.Mudah-mudahan sore gini masih ada pasar yang buka.”
Aku pun bergegas pergi kepasar, banyak pasar yang udah tutup.Tapi untung aja masih ada yang buka.Setelah membeli beberapa sayur aku segera pulang.Sesampainya dirumah.
            “Dari mana aja kamu dari tadi? Kenapa gak bawa HP.” pak Guru mencegatku di balik pintu. Sepertinya dia marah.
            “I..ini Pak Guru. A..aku barusan abis ke pasar beli beberapa…..” belum selesai kata-kataku, tiba-tiba Pak Guru memelukku dengan sangat erat.
            “Lain kali kalo kamu mau pergi kemana aja, kamu harus memberitahuku dulu ya.Dan ingat, kamu haru selalu membawa HP kemana pun kamu pergi.”
Sepertinya dia mengkhawatirkanku.
            “Maaf Pak.” Aku pun balas memeluknya.
Kemudian aku segera menyiapkan makan malam untuknya.
            “Mari silahkan makan.”Ucapku.
            “Terima kasih ya Mayu atas makanannya.”Senyumnya. “Oh iya Mayu besok kita akan berlibur ke Pulau Jeju. Jadi kamu siapin barang-barangmu ya.”
            “Berlibur?”
            “Iya berlibur, tadi aku udah pesan tiket kesana. Aku juga udah pesan tempat disana, jadi 3 hari kedepan kita akan berlibur disana. Pulau Jeju juga terkenal dengan pantainya yang indah, udah gak sabar pengen berenang.”Senyumnya.
Apa maksud Pak Guru ini seperti honey moon, tapi aku gak berani untuk bertanya. Kenapa Pak Guru tiba-tiba mengajakku ke Pulau Jeju. Setelah makan aku pun bergegas mengemasi barang-barangku dan barang Pak Guru yang akan dibawa besok.

Keesokan paginya kami udah bersiap-siap untuk berangkat.
            “Baju mu udah dibawa? Gak ada yang ketinggalan lagi?” pak Guru mengecek semua perlengkapan yang akan kami bawa.
            “Gak ada Pak Guru, semuanya udah lengkap.”Senyumku.
            “Baiklah kalo gitu.Ayo kita berangkat.”Semangatnya.
Kami pun berangkat ke Pulau Jeju dengan pesawat. Selama perjalanan kesana Pak Guru selalu menjagaku dengan baik. Sesampainya di penginapan aku langsung buru-buru masuk dan melihat ke arah luar jendela.
            “Wahh indah banget, aku bisa melihat pantai dari sini.”Kagumku.
            “Bukan Cuma pantai, kamu juga bisa melihat matahari terbenam dari sini.”
            “Benarkah?Waah pasti keren banget.”
            “Aku sengaja memesan tempat ini untukmu.Kamu suka?”
            “Suka Pak Guru, suka banget. Terima kasih ya Pak.”Senyumku.“Aku jadi gak sabar pengen langsung ke pantai itu.”Aku pun berlari turun.
            “Tunggu Mayu….” Kata-kata Pak Guru itu tak kuhiraukan.
Aku langsung menghampiri pantai yang indah itu.
            “Wahh indah banget pantainya, udaranya juga sangat sejuk.”
Banyak wisatawan yang juga sedang asyik menikmati pantai itu. Ada yang bermain voli,berenang bahkan hanya sekedar berjemur. Aku pun juga ikut menikmati keindahan pantai tersebut.Aku mendekat ke tepi pantai, ombak pun menghempas kakiku.Aku bermain bagaikan seorang anak kecil, hingga ku tak sadar bajuku udah basah semua.Main di pantai ternyata asyik juga ya. Oh iya Pak Guru kemana ya? Kok gak kelihatan, apa dia gak suka bermain di pantai. Tiba-tiba aja “Haattchiiii….” Ahh sepertinya aku kena flu nih gara-gara bajuku basah semua. Mataku mencoba mencari sesuatu di sekeliling pantai itu, kulihat ada sebuah kedai minuman hangat disana.“Nah sepertinya disana menjual minuman hangat, aku beli ahh.”
Sesampainya di kedai itu.
            “Bu, minuman hangatnya 1 ya?” pintaku.
            “Baik, tunggu sebentar ya.”ucapnya lembut.
Selagi menunggu, aku pun menggosok-gosokkan kedua tanganku agar gak terlalu kedinginan.
            “Sendirian ya cantik?Kasian, lgi kedinginan ya?” tiba-tiba suara seorang cowok mengagetkanku dari belakang.Namun aku hanya terdiam.“Sini biar aku bantu menghangatkan tanganmu biar gak kedinginan.”Sela salah seorang temannya.Dia pun langsung meraih tanganku.
            “Apa-apaan kamu ini?Lepaskan tanganku.”Aku berusaha melepaskan tanganku.
            “Udahlah nona cantik, biar kami bantu.” Mereka semakin erat memegang tanganku.
            “Tidak..jangan… Lepaskan, lepaskan tanganku.”Saat aku hampir menangis, tiba-tiba ada seseorang yang memukul salah satu dari mereka.
            “Sialan. Siapa kamu, brengsek?” tanya preman itu sambil mengusap darah yang keluar dari selah-selah bibirnya. “Berani-beraninya kamu memukul teman kami.” Jawab teman yang lain.
            “Seharusnya aku yang bertanya.Kalian siapa?Beraninya kalian ganggu gadis itu?” ternyata dia Pak Guru, Pak Yuji, suamiku.Pak Guru pun langsung menghampiriku dan memelukku dengan hangat. “Gadis ini gak datang sendirian.Apa kalian gak melihat ini?”pak Guru menunjuk jari manisku yang melingkar sebuah cincin.
            “Te..ternyata dia udah menikah.” Jawab preman itu.
            “Jangan pernah ganggu istriku lagi.” ucap Pak Guru tegas sambil terus memelukku.
Mereka pun langsung berlari.
            “Kamu gak apa-apa?” ucapnya khawatir.Pelukannya yang hangat membuatku lega.
            “Gak apa-apa Pak Guru.”Jawabku pelan.
            “Lain kali jangan pernah pergi sendirian ya, kamu harus menungguku. Karena kamu terlalu cantik jadi incaran cowok lain.” Rayunya.Aku pun menjawabnya dengan mengangguk.Kata-katanya sedikit membuatku malu.Dia pun semakin erat memelukku.“Ayo kita kembali ke penginapan, kasihan kalo lama-lama diluar nanti kamu bisa masuk angin.”
Kami pun langsung kembali ke penginapan, setibanya disana aku langsung mandi dan ganti baju.
            “Udah selesai mandinya?” sapa Pak Guru yang sedang duduk disebuah sofa. Aku hanya mengangguk, dan kemudian duduk disebelahnya. “Ini aku buatin kamu minuman hangat,cepat diminum ya. Biar tubuhmu hangat.”Sambil menyodorkan secangkir teh hangat padaku.
            “Terima kasih ya Pak Guru.”Aku meminumnya perlahan.
            “Kau pasti udah lelah, sini tidur di pangkuanku.”Ucap lembut Pak Guru.
            “Ng.. nggak perlu Pak. Biar aku tidur dikamar aja.”
            “Udah, sini tidur.”Dia langsung menarik tanganku dan membaringkan kepalaku di pangkuannya.“Lagian aku masih ingin melihat wajah manismu saat tidur.”Dia mengusap-usap rambutku.
Seketika wajahku jadi memerah.Perlahan aku memejamkan mataku, rasanya nyaman banget tidur dipangkuan Pak Guru.Sehingga aku pun tertidur pulas dalam pangkuannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar