Musim semi yang ditunggu-tunggu
setiap orang, musim semi dimana setiap cinta akan tumbuh. Namun tak begitu
halnya pada diriku.
“Aku kemarin abis ditembak sama
Takagi loh.” Ucap teman sekelasku.“Kemudian dia memberikanku bunga, dan
menciumku.”
“Wahh romantic banget ya, aku jadi
iri.” Jawab temanku yang lain. “Aku juga kemarin abis jalan sama cowokku. Dia
menggandeng tanganku dengan sangat lembut.”
Disudut
kelas, aku hanya terdiam mendengarkan mereka yang sedang asyik bercerita
tentang pacarnya. Aku tertunduk lesu di mejaku, air mataku seketika tumpah
membanjiri meja.Aku juga ingin seperti mereka, dicintai dan mencintai.
“Yurina, nanti malam kita mau pergi
ke karaoke. Kamu ikut juga yukk.” Ajak temanku.
Aduhh
bagaimana ini, dalam kondisiku yang lagi nangis kayak sekarang gak mungkin aku
menjawabnya.
“Yurina, kau mendengarku kan?” suara
temanku itu semakin dekat, sepertinya dia sedang menuju ke mejaku.
Aduhh
bagaimana ini, aku harus apa.
“Yurina sedang istirahat, jadi gak
bisa di ganggu dulu.”seorang cowok tiba-tiba datang dan menghalangi temanku
itu.
“Oo sedang istirahat. Ya udah kalo
gitu.” Temenku itu pun pergi.
Sesaat
kemudian.
“Yurina, ajarin aku soal matematika
ini dong. Aku kurang paham.” Seorang temenku datang lagi.
“Maaf, Yurina sedang istirahat.Dia
lagi gak enak badan, jadi gak bisa di ganggu dulu.”lagi-lgi cowok itu
menolongku.
“Oo ya udah kalo gitu lain kali aja
aku minta ajarinnya.”
Siapa
sebenarnya cowok itu, kenapa dia terus menolongku.namun aku masih tak berani
beranjak dari mejaku, tertunduk sambil menangis, wajahku penuh air mata. Saat
hari menjelang sore, aku baru berani mengangkat kepalaku.Namun aku bener-bener
terkejut, kulihat seorang cowok sedang duduk bersandar di samping mejaku.
Tampannya…
“Udah bangun?Udah gak sedih lagi?”
ucapnya.
Ternyata
dari tadi dia menemaniku, dari tadi juga dia menolongku.siapa dia sebenernya.
Namun dia langsung beranjak dari mejaku.
“Tunggu.” Tanpa sadar aku meraih
tangannya.“Terima kasih ya.”
Dia
gak menjawab, hanya senyuman kecil yang dia berikan padaku.Manisnya.Dia pun
langsung pergi.Oo iya aku lupa nanyain namanya. Tapi gak apa-apa deh, dia kan
satu sekolah denganku. Besok akan kucari dia. Kutersenyum sambil mengingat
wajahnya yang tampan itu.
Keesokan
harinya saat sedang berjalan menuju kelas.
“Kenapa seharian ini kau tersenyum
terus Yurina?” tanya temanku.
“Gak apa-apa kok.”
Aku
lagi mengingat cowok tampan yang kemarin.Mudah-mudahan hari ini aku bisa
bertemu dengannya dan tau siapa namanya.Saat lagi asyik memikirkan cowok itu, tiba-tiba…
“Yurina, awas!!!” temenku berteriak.
Bukkkk…
Gak sengaja aku menabrak seorang cowok.
“Ma..maaf.” aku menunduk.
“Kau gak apa-apa Yurina?” ucap
temenku khawatir.”Maaf ya Yuki.”
Saat
kumengangkat kepala, kulihat. Dia kan cowok yang kemarin, oo jadi namanya Yuki.
Namun dia langsung pergi tanpa mengucapkan apa-apa.Aku pun mengejarnya.
“Yuki. Tungggu.” Ku berteriak.Dia
pun berhenti tanpa berbalik.
“Aku…aku…aku suka kamu.Sangat suka
sekali.”Kata-kata itu tiba-tiba aja meluncur dari bibirku.semua orang
melihatku. Yuki pun berbalik.Apa yang mau dia katakan ya? Apa dia akan marah?
“Apa yang kamu katakana?” ucapnya
dingin.
“Iya.Aku suka kamu Yuki, bener-bener
suka.”
“Yang bener aja, kamu baru melihatku
kemarin.Dan sekarang kau nembak aku.” jelasnya. Aku hanya terdiam, tak tau
harus ngomong apa. “Baiklah, aku akan beri kamu kesempatan.Jika dalam waktu 3
hari kamu bisa menciumku, kita jadian.”dia tersenyum.Dia pun langsung beranjak
pergi meninggalkanku yang masih bingung.
“Yurina, kau tidak apa-apa?” tanya
temenku.
“Dalam waktu 3 hari menciumnya, mana
aku bisa?” cemasku.
“Lagian kamu juga sih, ngapain
nembak orang kayak Yuki.Emang sih dia itu cakep, tapi dia itu kan terkenal
dingin, gak ada satu pun cewek yang pernah jadi pacarnya. Semua cewek yang
nembak dia, selalu ditolak.”
Mendengar
ucapan temenku itu, aku semakin ragu.Apa dia juga akan menolakku sama seperti
menolak cewek lain, apa aku juga bisa menciumnya dalam waktu 3 hari.
“Aku akan tetap berjuang. Meski dari
awal udah tau akan ditolak, tapi kalo gak berusaha mana bisa kita tau hasilnya.
Lagian ini pertama kalinya aku nembak cowok, jadi aku akan berusaha.” Kutersenyum.
“Baiklah kalo itu keputusan Yurina,
aku akan dukung.Lagian kamu juga udah berjuang untuk menembaknya.Semangat ya
Yurina.”
Meski
aku telah bersemangat sseperti itu, namun aku
masih bingung. Bagaimana ya caranya bisa menciumnya dalam waktu 3 hari,
padahal aku sendiri aja gak pernah dicium.Huftttt…
Saat
pelajaran olah raga.
“Yurina, nanti kita ada tes main
bola basketloh.”
“Aku gak terlalu bisa main bola bas….”
Saat
sedang berbicara, tiba-tiba aja. Bukkk..aku menabrak seseorang.
“Ma..maaf.”
“Kamu ini hobi nabrak orang ya?”
Sepertiya
aku kenal suara itu. Saat kulihat, ternyata…
“Yuki.” Ucapku terkejut.
“Yurina, aku ke lapangan dulu ya.
Nanti kamu cepet-cepet nyusul ya.” Ucap temenku.Dia pun berlari menjauhi kami.
Saatberdua
dengannya, aku tak tau harus berkata apa.
“Maaf.waktu itu aku tak tau harus
meghiburmu dengan cara apa, makanya aku hanya bisa terdiam sambil menunggumu.” Ucapnya.Aku
menatap tajam ke arahnya.Ternyata saat aku menangis dia mencari cara untuk
menghiburku.
“Aku seneng kok, aku seneng banget
ditemenin Yuki. Kamu bikin aku semangat lagi.”Senyumku.
“Hei, hei.Kalo senang kenapa kau
menatapku seperti itu?” ucapannya membuatku terkejut.
“Abisnya Yuki keren sih, kalo
dilihat lebih dekat Yuki kelihatan manis.” Kulihat wajah Yuki
memerah.Sepertinya dia malu.“Mukamu kenapa?Kau malu ya?” gurauku.
“Ng..nggak. aku nggak malu.” Dia
berusaha menepis.“Oh iya nanti kamu ada tes basket ya?”
Kenapa
dia bisa tau.
“I..iya.” ucapku gugup.
“Jika akan memasukkan bola, kamu
harus lompat lebih tinggi.Karena badanmu itu pendek sih, jadinya lompatanmu
juga harus lebih tinggi.”
“Ihh..kau ini mengejek atau
nasihatin sih.” Ucapku kesel.
Namun
tiba-tiba dia menepuk kepalaku.
“Berjuang ya.” Senyummnya.
Senyumannya,
tangannya yang lembut. Semakin membuatku bersemangat untuk berjuang.Yuki, aku
akan terus berjuang merebut hatimu. Ternyata mengungkapkan perasaan itu gak
terlalu memalukan ya.
Saat
dilapangan.Aku mencoba bermain bola basket dengan teman yang lain.
“Wahh bolanya terlempar terlalu
jauh.”
“Gak apa-apa, biar aku aja yang
ambil.”
Aku
pun mengikuti kearah bola itu menggelinding, namun tiba-tiba ada yang
berteriak.“Awas!!!” aku pun sontak terkejut.Ada sebuah bola basket yang
mengarah padaku, dan tiba-tiba ada seseorang yang memelukku.Braakkk… Bola itu
mengenai punggungnya dengan sangat keras.Perlahan dia melepaskan pelukannya.
“Kamu gak apa-apa?”
Yuki.Dia
menolongku lagi.ku menatapnya tajam.
“Kamu itu kenapa sih selalu
melamun?Gak pernah hati-hati, ceroboh banget.” sepertinya dia
mengkhawatirkanku. “Hei kalian, kalo main hati-hati dong.” Ucapnya keras.Dia
pun langsung bergabung dengan teman-temannya.
“Yurina, kamu gak apa-apa?” tanya
temenku. Namun aku hanya terdiam, aku terpaku melihat Yuki yang sedang asyik
bermain basket.“Oh, kau sedang melihat Yuki. Dia itu juga ikut dalam tim basket
sekolah loh, kemarin aja dia baru memenangkan pertandingan basket tingkat SMA.
Dia itu termasuk cowok yang super perfect di sekolah kita.”
Dia
itu, sebenernya malaikat atau seorang pangeran ya?Udah tampan, baik, pandai
basket lagi.semua cewek pasti akan mau sama dia, namun aku. Apa aku bisa?
Keesokan
harinya saat dikelas.
“Aduhh bagaimana ini?Bagaimana aku
bisa menciumnya? Bertemu dengannya aja aku udah berdebar-debar.”
“Emm, ,mungkin kamu bisa menciumnya
saat dia tidur.” Saran temenku.
“Saat dia tidur. Aku kan gak tau
jadwalnya dia tidur,”
“Jangan khawatir.Aku pernah dengar
di kelas sebelah, saat ketrampilan membuat kue dia sempat tidur saat mencium
bau Rhum. Jadi kamu bikinin aja dia kue dengan rhum, dijamin dia pasti bobo
manis.”
Benarkah?Apa
bener bisa dengan cara seperti itu. Tapi gak ada salahnya kalo dicoba kan?
Baiklah aku akan berusaha. Aku pun langsung membuat kue dengan Rhum, setelah
selesai.
“Yuki dimana ya? Aku coba cari
dikelasnya deh.” aku bergegas mencarinya dikelas.“Permisi.Apa Yuki ada?”
“Nggak ada, mungkin sekarang dia ada
di atap sekolah.”
“Oo, atap sekolah ya.Terima kasih
ya.”
Aku
bersemangat naik keatap sekolah.Sampai disana, kulihat dia lagi duduk santai
sambil memandangi langit.
“Yuki.”Sapaku.
“Kamu.Ada apa?”
“Ini untukmu.” Aku menyodorkan kue
itu padanya.
“Kue.Ini untukku?”
“I..iya. Tapi maaf, mungkin gak enak.”Ucapku
gugup.
“Yurina sendiri yang buat? Bentuk
apa nih, kok bentuknya jelek banget sih. Bisa dimakan gak nih?”
Saat
mendengar kata-katanya itu aku tersenyum.
“Kenapa tersenyum?” tanyanya lagi.
“Abis, baru kali ini Yuki memanggil
namaku ‘Yurina’.Aku seneng banget.”
Kulihat
wajahnya dia memerah.
“Terserah aku dong mau panggil kamu
siapa.” Ucapnya dingin.“Lagian aku gak akan berterima kasih, aku kan gak menyuruhmu
membuat kue.Kamu aja yang mau buatin aku.”
“Iya iya.”
Apa
bisa disampaikan lewat ciuman? Apa perasaan ini bisa tersampaikan saat dia
tidur? Apa seharusnya aku melarangnya makan?
“Ya udah, aku makan ya.”Dia pun
mulai memakan itu.“Cuma aku yang mau memakan kue ini.”
Dia
memakan kue itu, enak gak ya.Gimana nih?
“Enak juga, meskipun bentuknya aneh
tapi aku suka.Tapi maaf, aku gak kuat bau rhum.”
Bener-bener
gak kuat bau rhum ya?Wajahnya juga langsung pucat, dia juga keringatan. Gimana
nih? Seharusnya aku membuat kue yang biasa saja.Kenapa aku menipunya seperti
ini.Kasihan dia.
“Aku jadi ngantuk.” Ucapnya pelan.
Beberapa
menit kemudian dia pun tertidur dipangkuanku.Bener-bener bobo manis ya? Sekarang
udah bisa kucium, kalo kucium dia akan langsung jadi pacarku. Perlahan
kudekatkan bibirku dengan bibirnya, perlahan semakin dekat. Tidak bisa, aku
tidak bisa menciumnya dengan cara seperti ini. Aku ingin mengutarakan
perasaanku dengan cara yang lebih layak. Aku pun menyelimuti dengan sweater
yang ku pakai, dan kembali ke kelas.saat sedang memandang langit dari luar
jendela, tiba-tiba seseorang datang.
“Ehh Yuki. Liat deh, langitnya indah
banget.langit sore emang bener-bener keren.” Namun Yuki tetep
terdiam.Kumemandanginya, kulihat dia tertunduk lesu.“Yuki, kau kenapa?”
“Yurina.Dulu aku pernah bilang, kalo
dalam waktu 3 hari bisa menciumku kamu bisa jdi pacarku.Tapi anggap saja aku
gak pernah bilang seperti itu.”
Kenapa?Kenapa
dia mengatakan hal itu?Kenapa bisa berakhir semudah ini.Air mataku udah gak
tertahan lagi.Apa dia bener-bener mempermainkanku.
“Tadi aku pura-pura tidur, tapi kamu
tidak menciumku.Kurasa ini semua sudah cukup.”
“JAHAT!!!!” bentakku.Berkali-kali
aku memukul dadanya. “Kamu bilang 3 hari kan, tepati janjimu.”
Namun
tiba-tiba dia memeluk dan menciumku.Kenapa dia menciumku selembut ini?
“Aku…Aku gak sabar menunggu
ciumanmu.” Ucapnya tegas.“Sebenernya saat kamu tembak, aku ingin langsung
menciummu.”
“Terus kenapa kamu malah menyuruhku
menciummu dalam waktu 3 hari?” tanyaku heran.
“Itu sih, karena aku ingin selama
3hari ini kamu hanya memikirkanku.” aku terkejut mendengar ucapannya. “Aku
ingin kamu mencari tahu tentang aku.Karena selama ini aku selalu mengawasimu,
hanya aku yang memikirkanmu.Sejak pertama kali bertemu, kamu seringkali
menabrakku.Namun kamu sendiri gak menyadari kehadiranku.Bahkan jauh sebelumnya
aku udah memperhatikanmu, karena aku suka kamu.”
Air
mataku semakin gak bisa kukendalikan lagi.
“Hei, hei.Jangan nangis dong.”
“Habisnya, aku seneng banget.”
sambil mengusap air mata.“Yuki, saat ini aku adalah cewek yang paling bahagia
didunia.”
Mendengar
ucapanku, Yuki langsung memelukku dan tersenyum.
“Kalau tau bakal gini reaksimu,
mestinya udah dari dulu aku nembak kamu.”Dia memelukku dengan sangat erat. “Aku
suka..suka sekali sama Yurina.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar