Hufft, capek juga sepulang les. Tiap hari harus ikut les,
sebenernya sih bosan. tapi aku harus tetep dapat peringkat 1, aku ingin bikin
orang tuaku bangga. Sore-sore gini banyak orang yang pulang kerja, jadi jalanan
juga penuh orang deh.
Saat sedang
berjalan, kulihat seseorang yang kukenal.
“Kyo.” Kuterkejut. “Benarkah yang
kulihat? Tapi kenapa dia jalan sama cewek lain. Bukankah dia pacaran sama Sae."
Pikirku.
Emang sih
dia cowok yang paling popular disekolah, tapi gak seharusnya juga kan dia
mengkhianati Sae. Dia kelihatan begitu gembira dengan cewek itu, cewek itu juga
kelihatan udah dewasa. Aku pun mulai melangkahkan kakiku pulang.
Keesokan
harinya saat disekolah.
“Pagi Ryuna.” Sapa teman sekelasku.
“Pa..pagi.” disekolah aku terkenal
sangat pendiam. Meski aku selalu peringkat 1, namun aku sangat jarang bergaul
dengan teman yang lain. Pribadiku yang tertutup membuat mereka jarang mengobrol
denganku. Sosokku yang begitu lugu dan polos membuat mereka selalu menganggapku
lemah.
Saat dikelas
kulihat Kyo yang sedang bercanda dengan teman yang lain. Dia sama sekali gak
pernah memandangku, emang sih bagi cowok kayak dia gak mungkin memandang cewek
lugu seperti aku.
“Kyo. Ryuna.” Tiba-tiba pak Guru
datang dan memanggil kami. “Sekarang jadwal piket kalian berdua kan?”
“I..iya Pak.”
“Kalo gitu tolong ambilkan buku
absensi diruang BP ya? Tadi saya lupa membawanya. Tolong ya.”
“Baik Pak.” Jawab kami berdua.
Kami berdua
pun berjalan menuju BP. Baru kali ini aku bisa sedekat ini dengannya. Meski
hanya ke ruang BP, namun aku udah seneng bisa berjalan bersama dengannya.
Sesampainya
diruang BP kami pun mencari buku absensi itu.
“Dimana ya buku absensi itu ditaruh?
Kok gak ada.” Ucap Kyo.
Kulihat Kyo
sedang serius mencari buku absensi itu ditumpukkan buku-buku. Wajahnya yang
serius membuat dia makin tampan. Oh iya kejadian yang kemarin.
“Kyo.” Sapaku. Kulihat dia
menatapku. Baru kali ini dia menatapku seperti itu.
“Iya. Ada apa? Apa kamu udah nemuin
absensinya?”
“Bukan. Itu, itu.. Kemarin aku
melihatmu jalan sama cewek lain.” ucapku pelan. Loh kenapa aku tiba-tiba
ngomong kayak gitu ya, apa Kyo akan marah. Itu kan urusan pribadinya.
“Oh itu.” Jawabnya dingin.
“Ta..tapi.. Kamu kan udah punya
pacar, bukannya kamu udah pacaran sama Sae.”
“Terus kenapa?”
Kenapa dia sedingin
itu, seakan-akan dia sama sekali gak ngerasa bersalah.
“Ja..jangan seperti itu. Aku…aku
juga ingin menjadi selingkuhanmu.” Loh kenapa aku tiba-tiba berkata seperti
itu.
Kulihat
sepertinya Kyo juga terkejut dengan kata-kataku itu. Namun sejenak dia pun
tersenyum.
“Jangan bercanda. Kamu itu kan murid
teladan disekolah, gak mungkin kamu mau seperti itu.”
“A..aku..aku bosen dengan
kehidupanku yang sekarang. Aku bosan jadi murid teladan, aku ingin punya kehidupan
yang lebih menantang seperti orang lain.” jelasku.
Mendengar
kata-kataku itu dia pun langsung mendorong tubuhku ke tembok.
“Baiklah kalo emang itu maumu.”
Senyumnya.
Dia pun langsung mencium bibirku. itu
adalah ciuman pertamaku, bagi cewek sepertiku ciuman dengan Kyo mungkin adalah
sebuah mimpi aja. Tapi ini bukanlah mimpi, dia bener-bener menciumku. Ciumannya
yang lembut membuatku semakin terhanyut dalam pikirannya.
Keesokan harinya saat mengikuti pelajaran didalam kelas. Tiba-tiba
ada seseorang yang melemparku dengan sebuah kertas. Kubaca kertas itu.
Aku terkejut
membaca surat itu, aku pun menoleh ke arah Kyo yang tepat berada di belakangku.
Dia pun melambaikan tangannya dan tersenyum padaku. Hatiku bener-bener seneng.
Tapi apa yang aku lakuin ini benar.
Jam
istirahat berbunyi, aku pun bergegas
menuju ruang BP. Kulihat Kyo sedang duduk disebuah meja.
“Kyo. Maaf membuatmu menunggu lama.”
“Gak apa-apa kok.”senyumnya. “Ayo
kesini.”
Aku pun
menghampirinya, dadaku berdebar sangat kencang. Beberapa saat aku pun udah ada
dihadapannya. Mataku masih tak berani menatapnya, aku hanya bisa menunduk.
“Kenapa kamu menunduk?” dia pun
menengadahkan kepalaku. “Nah kalo gini kan kamu bisa melihatku dengan jelas.”
Senyumnya sambil membelai lembut rambutku. Belaiannya yang lembut sempat
membuatku tak bisa berkata-kata.
“Oh i..iya Kyo. Ini aku buatin kamu
bekal.”
“Bekal?”
“I.,iya. Ini makanlah.”
Dia pun
membuka bekal itu dan menciumnya.
“Ehmm, dari baunya aja udah enak.
Pasti rasanya juga sangat enak. Aku makan ya.”
Dia pun
langsung melahap bekal makanan itu. Kulihat dia sangat menikmati bekal itu,
syukurlah kalo dia suka. Aku memperhatikannya yang sedang makan.
“Ini adalah bekal makanan ter enak
yang pernah aku makan. Bener-bener sangat lezat.” Kagumnya. “Ternyata kamu
pandai masak ya. Terima kasih ya, Ryuna.”
Perlahan dia
pun menciumku untuk kedua kalinya. Ciuman yang sama seperti kemarin, ciuman
yang sangat lembut. Kami hanya bisa bertemu diruang BP, diluar sekolah kami
seakan seperti gak kenal. Meski sakit saat kulihat Kyo bergandeng tangan dengan
Sae, namun aku juga harus sadar. Aku ini bukan siapa-siapa untuk Kyo. Meski aku
bertemu dengannya, tapi aku harus berpura-pura gak mengenalnya. Karena aku ini
hanya selingkuhannya, bahaya kalo Sae sampai tahu aku dekat dengan Kyo. Emang
sih kalo dipikir-pikir cewek sepertiku ini emang gak pantes untuk Kyo.
Keesokan
harinya saat jam istirahat. Aku pun memakan bekal dengan teman yang lain.
“Ryuna, beberapa hari ini aku
perhatiin kamu selalu menghilang setelah makan siang. Emang kamu kemana sih?” tanya
temenku.
“Oh itu. A..aku gak kemana-mana kok.
Cuma keliling sekolah aja.”
“Aneh ya, biasanya Ryuna selalu
istirhat dikelas. Gak pernah kemana-mana.”
“Aku hanya ingin menikmati suasana
sekolah aja, aku juga ingin bergaul dengan teman yang lain.”
Saat sedang
mengobrol tiba-tiba aja seorang cewek datang kekelasku.
“Ada Kyo gak?” tanya cewek itu.
Dia adalah
Sae, pacar Kyo. Dia cewek yang paling popular disekolah. Wajahnya juga sangat
cantik. Pantes Kyo juga suka padanya.
“Ada apa mencariku?”
“Kyo, nanti sepulang sekolah kita
jalan yukk. Udah lama kita gak pernah kencan.”
Bener juga,
Kyo miliknya Sae. Mereka berdua pacaran. Aku hanyalah sampingannya Kyo aja.
Jadi gak mungkin tiap hari aku bisa selalu bertemu dengannya, dia pun juga
punya kehidupan sendiri dengan Sae.
“Maaf, aku gak bisa.”
Loh kenapa
Kyo menolak ajakan Sae. Bukannya dia itu pacarnya.
“Kenapa kamu gak mau? Apa kamu ada
janji sama orang lain.” bentak Sae.
“Gak kok, hanya aja nanti aku ada
urusan sama pak Guru jadi mungkin pulangnya juga telat. Aku gak bisa kencan.” Kyo
pun langsung beranjak pergi meninggalkan Sae sendiri.
“Ya udahlah kalo kamu gak mau.”
Sae pun
langsung pergi, sepertinya Sae sangat kesel. Aku pun bergegas menemui Kyo
ditempat persembunyian kami. Mana lagi kalo bukan diruang BP. Dan ternyata
bener, kulihat Kyo sedang duduk bersandar di dinding. Aku pun meghampirinya.
Aku duduk disampingnya. Dan tiba-tiba Kyo merebahkan kepalanya dipundakku.
“Kyo. Kamu gak apa-apa?”
“Aku gak apa-apa, aku hanya sedikit
lelah.”
“Apa gak apa-apa bersikap seperti
itu sama Sae?”
“Gak apa-apa.” Jawabnya singkat. Dia
pun langsung memegang tanganku dengan erat. “Sekarang ini, aku hanya butuh
kamu.”
Sejenak
kulihat Kyo menutup matanya, dia kelihatan begitu tenang saat itu. Aku pun
membelai rambutnya. Kyo, apa yang harus aku lakukan? Apa yang kulakukan
sekarang ini benar? Apa aku gak menyakiti Sae? Apa aku ini kejam. Tapi saat
kulihat kamu bersama Sae, ingin rasanya aku merebutmu dari sisi Sae.
Keesokan harinya saat disekolah, kudengar ada orang yang lagi
ribut-ribut. Sampai-sampai semua murid datang menghampiri sumber keributan itu.
Aku pun penasaran, aku juga ikut melihat keributan itu. Namun tiba-tiba kulihat
Sae menampar Kyo.
“Kenapa akhir-akhir ini kamu jarang
menghubungiku? Kenapa?” bentak Sae.
“Gak apa-apa.” Jawab Kyo dingin.
“Kemarin juga kamu bilang mau
menemui pak Guru, tapi apa? Kutelpon ternyata HP mu gak aktif. Ngapain aja kamu
kemarin?”
“Bukan urusanmu.”
“Apa kamu bilang? Bukan urusanmu.
Aku ini pacarmu, jelas itu urusanku. Atau mungkin kamu udah punya cewek lain.
iya kan? Ayo jawab.” Bentaknya.
Kata-kata
Sae itu semakin membuatku hatiku sakit. Apa selama ini yang aku lakukan salah?
Aku hanya ingin dekat sama orang yang aku sukai. Tiba-tiba aku pun beranjak
pergi, aku menuju keruang BP. Kuterduduk lesu disana, air mataku sudah gak bisa
terbendung lagi. Apa yang harus aku lakukan? Gara-gara aku, ini semua gara-gara
aku. Gak seharusnya aku memulai semua ini, ini semua gak harus terjadi. Air
mataku semakin tumpah. Namun tiba-tiba seseorang datang dan mengusap air
mataku.
“Kyo.”
Dia datang
dengan senyumannya yang manis. Kenapa dia masih bisa tersenyum disaat lagi
bertengkar dengan Sae.
“Jangan nangis lagi ya.” Dia pun
memelukku. “Aku gak mau melihatmu menangis. Setiap hari kamu yang selalu
membuatku tenang, sekarang giliranku yang membuatmu tenang.”
Tapi
seketika kulepaskan pelukan Kyo itu.
“Maaf, Kyo. Sepertinya hubungan kita
udah cukup sampai disini aja. Dari awal kita emang gak seharusnya jalin
hubungan seperti ini. Ini semua salahku, terima kasih beberpa hari ini kamu
selalu membuatku seneng. Maaf Kyo, selamat tinggal.”
Aku pun
langung pergi meninggalkannya. Mulai besok aku harus menjalani kehidupanku yang
seperti dulu lagi. Akan kukubur semua kenanganku bersamanya. Saat akan melewati
jalan, dikerumunan orang kulihat seseorang yang aku kenal.
“Sae.” Kuterkejut. “Tapi kenapa dia
bersama laki-laki lain? Apa dia juga mengkhianati Kyo. Mereka mau kemana ya?”
aku pun mengikuti mereka. “Loh itu kan hotel, kenapa Sae masuk ke dalam hotel
bersama cowok lain.”
Nggak boleh,
aku udah nggak boleh lagi mencampuri urusan orang lain. aku harus focus pada
diriku sendiri. Aku udah janji akan kembali kekehidupanku yang dulu lagi.
Keesokan harinya. Aku pun menjalani kehidupan sekolah seperti
biasa. Meski terkadang Kyo menatapku, namun aku berusaha membuang muka. Meski
terkadang dia melemparku kertas, namun aku juga tak pernah mengambil kertas
itu. Aku udah bener-bener nganggap dia gak ada, aku bener-bener nganggap gak
pernah mengenalnya.
“Ryuna, kok tumben beberapa hari ini kamu gak pernah ngilang
lagi waktu makan siang. Biasanya waktu jam makan siang kamu selalu ngilang.”
“Aku ingin istirahat didalam kelas aja, karena kupikir
didalam kelas sendiri lebih enak dari pada diluar kelas.” jawabku.
Saat sedang
mengobrol tiba-tiba aja seorang cowok yang mencariku.
“Ryuna. Kamu dipanggil pak Guru tuh
diruang BP.” Ucap cowok itu.
“Emangnya ada apa?”
“Katanya sih ada absensi yang bermasalah. Sepertinya pak Guru
marah tuh, cepet deh kamu kesana.”
“Marah. i..iya aku segera kesana sekarang.”
Aku pun
langsung bergegas menuju ruang BP. Ada apa ya? Kenapa pak Guru bisa marah.
Mudah-mudahan aja bukan sesuatu yang gawat.
“Permisi Pak.” Kumasuk ke ruangan
itu. “Loh kok gak ada siapa-siapa sih. Pak Guru.” kucoba memanggilnya lagi, namun
tetep gak ada jawaban. Sepertinya emang gak ada orang. Ya udah deh aku balik
aja. Saat akan berbalik, ternyata ada seseorang dibelakangku.
“Kyo.” Aku bener-bener sangat
terkejut.
“Kamu mau kemana?”
“Aku mau kembali kekelas dulu.” saat
akan melangkah, tiba-tiba Kyo meraih tanganku. “Kyo, lepaskan tanganku.”
“Aku gak akan melepaskan tanganmu
sebelum ada penjelasan.”
“Penjelasan apa lgi?”
“Penjelasan tentang yang dulu. saat
itu kamu lihat aku bersama cewek lain kan, itu bukan selingkuhanku. Dia adalah
kakak perempuanku.”
Kakak
perempuan. Oh iya dulu aku pernah dengar Kyo punya kakak perempuan yang tinggal
diluar negeri. Pantas saja mereka begitu kelihatan akrab, mungkin karena mereka
udah lama gak ketemu. Tapi tetep aja sekarang itu bukan urusanku lagi, aku kan
bukan siapa-siapanya Kyo.
“Kenapa kamu mengatakannya padaku?
Sekarang aku udah gak perduli lagi.” Jawabku dingin.
“Kamu tahu Ryuna, setiap hari aku
selalu menunggumu disini, diruang BP ini. Aku ingin kita seperti dulu lagi,
namun aku sadar aku gak bisa seperti itu lagi.”
“Memang bener kan, kita emang gak
bisa.…..”
“Aku ingin kita bener-bener pacaran,
bukan Cuma sebagai selingkuhan. Dari awal aku gak pernah menganggapmu
selingkuhan. Aku bener-bener ingin serius denganmu.”
Mendengar
kata-kata Kyo itu sepertinya aku bener-bener ingin secepatnya kembali kekelas.
Aku pun mencoba melangkahkan kakiku, namun Kyo menghalangiku.
“Aku udah putus sama Sae. Dari awal
aku gak pernah mencintainya. Dari awal aku pun juga tahu kalo dia berselingkuh,
namun aku berusaha tetep diem.”
Ternyata Kyo
juga udah tahu kalo Sae berselingkuh.
“Ryuna. Dari awal aku udah suka sama
kamu, tapi reputasimu sebagai murid teladan membuatku takut untuk mendekatimu.
Kupikir cewek sepertimu gak akan suka dengan cowok sepertiku.”
Kyo. Apa
bener dua menyukaiku? Apa dia serius menyukaiku.
“Ryuna, kamu juga mau kan jadi
pacarku?”
“A..aku...”
“Kumohon Ryuna, Cuma kamu yang bisa
membuatku tenang. Cuma kamu yang bisa menarik perhatianku.”
“I..iya. Aku juga suk sama kamu
Kyo.” Senyumku.
Dia pun
balas memberiku sebuah senyuman. Pelukannya yang hangat menandai bahwa dia juga
membalas perasaanku. Ini bener-bener mimpi yang sangat indah bagiku.
^^ THE END ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar