Senin, 18 Maret 2013

ASKEB KELUARGA Ketidak Ikutsertaan Ber-KB


BAB Il
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Konsep Keluarga
2.1.1        Pengertian Keluarga
Keluar adalah suatu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai suatu kesatuan atau unit masyarakat yang terkecil, dan biasanya, tetapi tidak selalu ada hubungan bersama dalam satu rumah (tempat tinggal), biasanya dibawah asuhan kepala rumah dan makan dari satu periuk.
(Dep. Kes RI, 1983)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala kelaurga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
(Dep. Kes RI, 1989)
Keluarga dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu lain dan didalam peranannya masing-masong dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan
(Sulvicion G Bailon dan Aracelis Maolayo, 1989)
2.1.2        Struktur Keluarga
Struktur keluarga ada bermacam-macam diantaranya adalah :
1.      Bilateral : adalah keluarga sdarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah
2.      Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
3.      Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
4.      Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kelaurga sedarah suami
5.      Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi peminaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menajdi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
2.1.3        Tipe /  Bentuk Keluarga
1.      Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak
2.      Keluarga besar (exstended family) adalah keluarga inti tambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman bibi dan sebagaianya
3.      Keluarga berantai (serial family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari sati kali dan merupakan satu keluarga inti
4.      Keluarga duda / janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian
5.      Keluarga berkomposisi (cmposite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama
6.      Kelaurga kabitas (cahabitation) adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu kekeluargaan
Tipe kekeluargaan Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended family), karena masyarakat Indonesia dengan adat istiadat yang sangat kuat.
2.1.4        Ciri-ciri Struktur Keluarga
1.      Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
2.      Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
3.      Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing
2.1.5        Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga
Pemegang kekuasaan dalam keluarga
1.       Patriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam kekeluargaan adalah pihak ayah
2.       Matriakal, yang dominant dan mmegang kekuasaan dalam keluarga adalah dipihak ibu.
3.       Equalitation, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu
2.1.6        Ciri-ciri Kekeluargaan
1.      Diikat dalam suatu tali perkawinan
2.      Ada hubungan darah
3.      Ada ikatan batin
4.      Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
5.      Ada pengambil keputusan
6.      Kerjasama diantara anggota keluarga
7.      Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
8.      Tinggal dalam suatu rumah
2.1.7        Peranan Keluarga
Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:
1.      Peranan ayah : ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan memberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosial serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2.      Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai pertanan untuk mengurus  rumah tangga, sebagai pengasuh dari anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai sanggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai nafkah tanbahan dalam kekeluargaan
3.      Peranan anak : anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, social dan spiritual. (uraian selengkapnya dapat dipelajari dalam perawatan anak)
2.1.8        Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga :
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut :
1.      Fungsi biologis
a.       Untuk meneruskan keturunan
b.      Memelihara dan pembesaran anak
c.       Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d.      Memeliharan dan merawat anggota
2.      Fungsi psikologis
a.       Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b.      Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c.       Membina pengawasan kepribadian anggota keluarga
d.      Memberikan identitas keluarga
3.      Fungsi sosialisasi
a.       Membina sosialisasi pada anak
b.      Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
c.       Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4.      Fungsi ekonomi
a.       Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
b.      Pengaturan pengguna penghasilan kelaurga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
c.       Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya
5.      Fungsi pendidikan
a.       Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan membentuk periaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
b.      Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

2.2    Teori tentang KB
1.      Definisi
Keluarga Berencana (family planning, planned parenthood) apakah satu metode untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah, jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi
Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi, dengan menggunakan alat atau obat-obatan
Tujuan umum keluarga berencana adalah mengobati kemandulan, menunda kehamilan, mengatur kehamilan dan mengakhiri kehamilan.
2.      Macam-macam KB
1.      Metode amenorrhea laktasi
Yaitu kontrasespi yang mengandalkan pemberian ASI (Air susu ibu)
a.       Cara kerja
Penundaan atau penekanan evaluasi

b.      Keterbatasan
-          Perlu persiapan sejak peraatan kehamilan agar segera menyusui 30 menit pasca persalinan
-          Mungkin sulit diaksanakan karena kondisi social
-          Hanya digunakan sampai 6 bulan
-          Tidak melindungi dari IMS
2.      Metode keluarga berencana alamiah
a.       Cara kerja
Tidak melakukan senggama pada masa subur yaitu pada fase siklus menstruasi dimana kemungkinan terjadi konsepsi atau kehamilan
b.      Keterbatasan
-          Keefektifan tergantung dari kemauan dan disiplin pasangan untuk mengikuti intruksi
-          Perlu pelatih / guru NBA (bukan tenaga medis)
-          Perlu pencatatan setiap hari
-          Infeksi vagina membuat lendir servik sulit dinilai
3.      Senggama terputus
a.       Cara kerja
Penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi, dengan demikian air mani sengaja ditumpahkan diluar liang senggama untuk mencegah sel mani memasuki area fertilisasi.
b.      Efek samping
Menyebabkan penyakit giekologi, neurologoy kejiwaan, keluhan prostate, dll
4.      Kondom
a.       Cara kerja
Kondo menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan ovum dengan cara mengeas sperma diujung selubung karet yang dipasang dipenis sehingga sperma tidak tercurah ke dalam salura reproduksi wanita
b.      Efek samping
Kondom tertinggal dalam vagina selama beberapa waktu menyebabkan wanita mengeluh keputihan dan infeksi ringan.
5.      Diafragma
a.       Cara kerja
Menaham sperma agar tida mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tubo fallopi) dan sebagai alat tempat spermisida
b.      Efek samping
Kadang akan bertambah banyaknya keputihan dan banyaknya cairan yang keluar dari vagina
6.      Spermisida
a.       Cara kerja
Menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma, dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur
b.      Efek samping
Iritasi vagina, iritas penis dan tidak nyaman, ganguan rasa panas divagina dan kegagalan tablet yang tidak bisa larut.
7.      Pil Kontrasepsi
a.       Cara kerja
-          Menekan ovulasi
-          Mencegah ovulasi
-          Lendir serbiks mengental, sehingga sulit dimasuki sperma
b.      Cara pemakaian pil KB
-          Setiap saat selagi haid, untuk menyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil
-          Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
-          Setelah melahirkan :
·         Setelah 6 bulan pemberian ASI siklus
·         Setelah 3 bulan dan tidak menyusui
·         Pasca keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari)
c.       Petunjuk pemakaian pil KB
-          Minumlah pil KB dengan teratur
-          Bila lupa, maka pil KB yang harus diminum menjadi 2 buah
-          Bila perdarahan, tidak memerlukan perhatian karena belum beradaptasi
-          Gangguan ringan dalam berbentuk : mual, muntah, sebaiknya diatasi
d.      Keuntugan Pil KB
-          Bila diminum sesuai dengan aturan diamin berhasil 100 %
-          Dapat dipakai pengobatan beberapa masalah
·         Ketegangan menjelang menstruasi
·         Perdarahan menstruasi yang tidak teratur
·         Nyeri saat menstruasi
·         Pengobatan pasangan yang mandul
-          Pengobatan penyakit endometriosis
-          Dapat meningkatkan libido
e.       Kerugian Pil KB
-          Harus minum pil secara teratur
-          Dalam waktu panjang menekan fungsi ovarium
-          Penyakit ringan
-          Berat badan bertambah
-          Rambut rontok
-          Tumbuh jerawat
-          Mual sampai muntah
8.      Suntik KB
a.       Cara kerja
-          Menekan ovulasi
-          Membuat lender serviks menjadi kental
-          Perubahan pada endometrium (atrofi)
-          Menghambat transportasi gamet oleh tuba
b.      Jadwal waktu suntikan
-          Depoproevera          :    interval 12 minggu
-          Norigest                   :    interval 8 minggu
-          Cyclopem                 :    interval 4 minggu
c.       Keuntungan
-          Pemberiannya sederhana setiap 8 – 12 minggu
-          Tingkat efektifitas sangat tinggi
-          Hubungan seks dengan suntikan KB bebas
-          Pada KB cyciofem KB akan mendapatkan menstruasi  
d.      Kerugian
-          Perdarahan yang tidak menentu
-          Terjadi amenorhea berkepanjangan
-          Terjadi kemungkinan hamil
e.       Suntikan KB dapat diberikan :
-          Pasca persalinan : segera ketika dirumah sakit dan jadwal suntikan berikutnya.
-          Pasca abortus : segera setelah perawatan dan jadwal waktu suntikan diperhitungkan
-          Interval : hari kelima mensturasi dan jadwal waktu suntikan diperhitungkan.
9.      Susuk KB (norplant atau implant)
a.       Cara kerja
-          Lendir serviks menjadi kental
-          Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
b.      Jenis
-          Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgest sel dan lama kerjanya 5 tahun. 
-          Implanon
Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 ,h3 ketodesogestrel dan lama kerjanya 3 tahun
-          Jadena dan indopion
Terdiri dari 2 barang yang diisi dengan 75 mg
Levenorgstrel dengan lama kerja 3 tahun
c.       Keuntungan
-          Daya guna tinggi
-          Perlindungan jangka panjang
-          Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
-          Bebas dari pengaruh estrogen
-          Tidak mengganggu kegiatan senggama
-          Tidak mengganggu ASI
-          Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
d.      Kerugian
-          Menyebabkan perubahan berupa perdarahan bercak (spoting) hipermenorea
-          Meningkat jumlah darah haid serta amenorea
-          Ekspulsi
-          Infeksi pada daerah insersi
-          Berat badan naik / turun
e.       Tempat pemasangan susuk KB
Susuk KB dipasang pada lengan kiri atas dan pemasangan seperti kipas mekar dengan jumlah kapsul yang tersedia
10.  AKDR / IUD
a.       Cara kerja
-          Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ketuban fallopi
-          Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai ovum bertemu
-          Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
b.      Jenis
-          AKDR CUT-380A kecil, kerangka dari plastic yang fleksiber, berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu). Tersedia di Indonesia dan terdapat dimana-mana
-          AKDR lain yang beredar di Indonesia ialah NOVAT (Schering)
-          Selanjutnya yang akan dibahas adalah khusus CUT-380A
c.       Keuntungan
-          Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dan CUT-380 A dan tidak perlu diganti)
-          Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
-          Tidak mempengaruhi hubungan seksual
-          Meningkat kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
-          Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
-          Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi).
d.      Kerugian
-         Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan).
-         Haid lebih lama dan banyak.
-         Saat haid lebih sakit.
-         Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering bergantian pasangan.
-         Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting terjadi segera setelah pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 sampai 2 hari.



e.       Waktu penggunaan
-         Setiap waktu dalam siklus haid, yang dipastikan klien tidak hamil.
-         Hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
-         Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca persalinan. Perlu diingat, angka ekspulsi tinggi pada pemasangan segera atau selama 4 jam pasca persalinan.
-         Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari). Apabila tidak ada gejala infeksi.
-         Selama 1-5 hari setelah senggama  yang tidak dilindungi.
f.       Petunjuk bagi klien
-         Kembali memeriksakan diri setelah pemasangan AKDR.
-         Selama bulan pertama menggunakan AKDR, periksalah benang AKDR secara rutin terutama setelah haid.
-         Setelah bulan pemasangan, hanya perlu memeriksa keberadaan benang setelah haid apabila mengalami :
Ø  Kram atau kejang pada perut bawah.
Ø  Perdarahan (spotting) diantara haid atau setelah senggama.
Ø  Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami tidak nyaman selama melakukan hubungan seksual.
-         Copper T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan tetapi dapat dilakukan lebih awal bila diperlukan.
-         Kembali ke klinik apabila
Ø  Tidak dapat meraba benang AKDR
Ø  Merasakan bagian yang keras dari AKDR
Ø  AKDR terlepas
Ø  Siklus terganggu tau meleset
Ø  Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan
Ø  Adanya infeksi


11.  TUBEKTOMI
a.       Cara kerja
Dengan mengoklusi tuba falopi (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.
b.      Jenis
Ø  Minilaparatomi
Ø  Laparaskopi
c.       Keuntungan
Kontrasepsi
·        Sangat efektif (0,24-4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan).
·        Permanen
·        Tidak mempengaruhi proses menyusui (Breast feeding).
·        Tidak tergantung pada faktor senggama
·        Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius
·        Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anastesi lokal.
·        Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
·        Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada reproduksi hormon ovarium.
Non Kontrasepsi
·         Berkurangnya resiko kanker ovarium
d.      Keterbatasan
·         Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan kembali), kecuali dengan operasi rekanulasi.
·         Klien dapat menyesal di kemudian hari
·         Resiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anastesi umum).
·         Rasa sakit ketidakamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
·         Dilakukan oleh dokte r yang terlatih (dibutuhkan dokter spesialis ginekologi atau dokter spesialis bedah untuk proses Laparaskopi.
·         Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS
e.       Waktu Penggunaan
§  Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tersebut tidak hamil.
§  Hari ke-6 sampai ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi)
§  Pasca persalinan
-         Minilap          :  di dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu
-         Laparaskopi   :  tidak tepat untuk klien-klien pasca persalinan
§  Pasca keguguran
-         Triwulan pertama  : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap atau laparaskopi)
-         Triwulan kedua     : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti pelvik (minilap saja).
f.       Petunjuk Bagi Klien
·         Jagalah luka operasi tetap kering hingga pembalut dilepaskan. Mulailagi aktivitas secara bertahap (sebaiknya dapat kembali ke aktivitas normal dalam waktu 7 hari setelah pembedahan).
·         Hindari hubungan intim hingga merasa cukup nyaman
·         Hindari mengangkat benda berat-berat dan bekerja keras selama 1 minggu
·         Kalau sakit minumlah 1 atau 2 tablet analgesik setiap 4 hingga 6 jam .
·         Jadwalkan sebuah kunjungan pemeriksaan secara rutin antara 7 dan 14 hari setelah pembedahan.
·         Kembalilah setiap waktu apabila terdapat tanda-tanda dan symptom-symptom yang tidak biasa.

12.  Vasektomi
a.       Cara kerja
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasdeferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.  
b.      Keuntungan
·         Sangat efektif dan permanen
·         Tidak ada efek samping jangka panjang
·         Tindak bedah yang aman dan sederhana
·         Efektif setelah 20 ejakulasi atau 3 bulan
c.       Indikasi
Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga.
d.      Kondisi yang memerlukan perhatian khusus
·         Infeksi kulit pada daerah operasi
·         Infeksi sistematis yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien
·         Hidrokel atau varikokel yang besar
·         Hernia Inguinalis
·         Filariasis (elephantiasis)
·         Undesensus testikularis
·         Massa Introshotalis
·         Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan anti koagulansia
e.       Informasi bagi klien
·         Pertahankan band aid selama 3 hari
·         Luka yang sedang dalam penyembuhan jangan ditarik-tarik atau digaruk
·         Boleh mandi setelah 24 jam, asal daerah luka tidak basah setelah 3 hari luka boleh dicuci dengan sabun dan air.
·         Pakailah penunjang skrotum, usahakan daerah operasi kering
·         Jika ada nyeri, berikan 1-2 tablet analgesik seperti parasetamol atau ibuprofen setiap 4-5 jam
·         Hindari mengangkat barang berat dan kerja keras untuk 3 hari
·         Boleh senggama sesudah hari ke 2-3. Namun untuk mencegah kehamilan, pakailah kondom atau cara kontrasepsi lain selama 3 bulan atau sampai ejakulasi 15-20 kali
·         Periksa semen 3 bulan pascavasektomi atau sesudah 15-20 kali ejakulasi.














BAB III
ASUHAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEBIDANAN

A.    Pengkajian
a.       Kepala keluarga
Nama KK         :  Tn. “D”
Jenis kelamin     :  Laki-laki
Umur                 :  46 tahun
Agama              :  Islam
Pendidikan        :  SD
Pekerjaan          :  Swasta
Suku/bangsa      :  Jawa/Indonesia
Alamat              :  RT 14 RW 04 Dsn Karangan Desa Donomasih

b.      Data anggota keluarga
No
Nama
Umur
Sex
Agama
Hubungan keluarga
Pendidikan
pekerjaan
1.
Dono
46 tahun
L
Islam
KK
SD
Swasta
2.
Siti M
38 tahun
P
Islam
Istri
SLTP
IRT
3.
Sinta
17 tahun
L
Islam
Anak
SLTA
Tidak kerja
4.
Sandra. S
15 tahun
P
Islam
Anak
SLTP
Tidak kerja
5.
Lusi
4,5 tahun
P
Islam
Anak
TK
Tidak kerja
6.
Reza F
2,5 bulan
L
Islam
Anak
Belum sekolah
Tidak kerja

c.      Genogram

Keterangan :


 

                     :  Laki-laki
                     :  Perempuan
    1               :  KK
    2               :  Istri
    3               :  anak
                     :  keluarga yang dibina

3.      Sifat keluarga
a.       Anggota yang menonjol dalam pengambilan keputusan adalah suami tetapi juga musyawarah dengan istri.
b.      Kegiatan istirahat
1)      kebiasaan istirahat
a.       Bapak tidur malam mulai jam 22.00 WIB, bangun jam 05.00 WIB tidur siang tidak pernah.
b.      Ibu tidur malam mulai jam 21.00 WIB, bangun jam 04.30 WIB, tidur siang kadang-kadang
c.       Sinta tidur malam mulai jam 21.00 WIB, bangun jam 06.00 WIB, tidur siang kadang-kadang
d.      Sandra tidur malam jam 20.00 WIB, bangun jam 07.00 WIB, tidur siang 3 jam
e.       Reza tidur malam dan siang sering.
2)      Kebiasaan makan
Biasanya makan 3 x sehari, lauk yang dihidangkan tahu, tempe, telur, sayur sering sayur bening, sayur asen, daging sapi/ayam kadang-kadang. Buah pisang. Keluarga tidak ada yang pantang terhadap makanan. Minum air putih.
3)      Kebiasaan mandi
Biasanya mandi 2 x sehari, dengan menggunakan sabun mandi, gosok gigi dengan pasta gigi setiap mandi
4)      Kebiasaan rekreasi
Anggota keluarga mendapat hiburan dengan menonton TV dan mendengarkan radio. Rekreasi ke tempat hiburan tidak pernah.
4.      Faktor sosial budaya dan ekonomi
a.       penghasilan
-          Anggota keluarga yang mencari nafkah adalah bapak sebagai pekerja swasta, berangkat mulai jam 08.00 WIB dan pulang jam 16.00 WIB dengan penghasilan ± Rp 500.000/bulan.
-          Besarnya pengeluaran untuk belanja rata-rata Rp 5000 – Rp 10.000
b.      Suku dan bangsa
Keluarga adalah suku Jawa, keluarga beragama Islam
c.       Peranan Anggota dalam keluarga
Suami berperan sebagai kepala keluarga, pencari nafkah, istri tidak membantu mencari nafkah hanya mengurus rumah tangga.
d.      Hubungan keluarga dengan Masyarakat
Keluarga dengan tetangga tidak pernah bertengkar, hubungan dengan masyarakat baik, ibu tidak mengikuti kegiatan apapun karena ibu repot punya bayi.
5.      Faktor lingkungan
a.       Perumahan
Rumah yang ditempati Tn. “D” ini miliknya sendiri di dalam rumah itu bersama istri dan anaknya.
Luas bangunan 36 m2
b.      Jenis bangunan
Lantai rumah dari semen, dinding tembok, ventilasi jendela terbuka,. Penerangan dari listrik, cahaya matahari yang masuk cukup
c.       Kebersihan
Halaman rumah bersih, lantai rumah bersih, tidak lembab
d.      Pemakaian air
Sumber air berasal dari ledeng milik sendiri
e.       Jamban keluarga dan kamar mandi
Jamban keluarga adalah latrin dengan jarak dan sumber air kurang dari 10 meter, kamar mandi milik sendiri
f.       Pembuangan air limbah
Pembuangan air limbah rumah tangga adalah melalui selokan yang mengalir
g.      Pembuangan sampah
Sampah rumah tangga dibuang di lubang sampah yang kemudian dibakar

6.      Keluarga Berencana
Dari pertama sampai sekarang ibu tidak menggunakan KB apapun.
7.      Bila ada keluarga yang sakit
-          Bila ada keluarga yang sakit tidak berobat ke puskesmas hanya beli obat di warung
-          Pada waktu hamil ibu jarang sekali periksa kehamilannya dan waktu melahirkan di bidan.
8.      Status kesehatan keluarga
No.
Nama
Px Fisik
Keterangan
1.
Tn. Dono
BB : 68 kg
TB : 160 cm
Tidak pernah sakit/dirawat di RS hanya kadang badannya pegal-pegal dan biasanya Tn. Darmaji mengkonsumsi obat dibeli di warung.
2.
Ny. Siti M
BB : 49 kg
TB : 153 cm
Tidak pernah sakit/dirawat di RS hanya pada waktu melahirkan anak yang paling kecil itu melahirkan ke bidan.
3.
Sinta
BB : 48 kg
TB : 155 cm
Tidak pernah sakit/dirawat di RS bila Nurhadi sakit mengkonsumsi obat-obatan dari warung.
4.
Sandra
BB : 43 kg
TB : 157 cm
Pernah dirawat di RS dan sekarang apabila sakit menkonsumsi obat-obatan dari puskesmas
5.
Lusi
BB : 20 kg
Tidak pernah sakit dan mengkonsumsi obat yang diberikan di Puskesmas
6.
Reza
BB : 10 kg
Bila sakit diperiksakan ke puskesmas dan mengkonsumsi obat-obatan dari puskesmas.

B.     Menentukan Diagnosa Masalah
Data
Masalah Kesehatan
Dx : Ibu mengatakan tidak pernah mengikuti KB apapun dari anak pertama sampai sekarang
Ds :  Jumlah anak 4, usia anak terkecil 2,5 bulan ibu tidak mengikuti KB
Ketidakikutsertaan ibu untuk ber KB usia 38 tahun dengan jumlah anak 4.








Prioritas Masalah
Ketidakikutsertaan ibu untuk ber-KB apapun usia 38 tahun, jumlah anak 4
No
Kriteria
Perhitungan
Score
Pembenaran
1.
Sifat masalah skala tidak/kurang sehat
3/3 x 1
1
Tahu/tidak tahu dan memerlukan penyuluhan segera
2.
Kemungkinan masalah dapat diubah skala dengan mudah
2/2 x 2
2
Masalah mudah diubah dengan penyuluhan yang tepat.
3.
Potensi masalah untuk diubah
3/3 x 1
1
Masalah dapat diubah dengan penyuluhan yang tepat terutama partisipasi keluarga dalam mendukungnya.
4.
Menonjolkan masalah
0/2 x 1
0
Keluarga tidak menyadari kurangnya pengetahuan-pengetahuan tersebut merupakan masalah yang harus segera ditangani.

Total
4
4


C.    INTERVENSI
Diagnosa       :  Ibu mengatakan tidak ikut KB apapun dengan usia 38 tahun dan jumlah anak 4
Tujuan           :  -  ibu mengetahui tentang keluarga berencana
                         -  ibu mau mengikuti KB
Kriteria hasil  :  -  tidak terjadi kehamilan dengan resiko tinggi
                         -  ibu merasa nyaman setelah mengikuti KB.



Intervensi
  1. Berikan penyuluhan pada ibu tentang macam-macam KB yaitu KBA, hormonal, metode mantap sehingga ibu dapat memilih KB sesuai keinginan.
  2. Jelaskan manfaat, kerugian serta efek samping dari semua kotrasepsi
  3. Beri dorongan pada ibu sehingga ibu termotivasi untuk mengikuti KB
  4. Anjurkan pada ibu untuk konsultasi ketenaga kesehatan tentang kontrasepsi
  5. Beritahu keluarga terutama suami untuk mendukung ibu mengikuti KB
  6. Jelaskan pada ibu di mana ibu harus mendapatkan KB
  7. Jelaskan pada ibu tentang masalah-masalah kesehatan yang timbul jika ibu tidak ber-KB

D.    IMPLEMENTASI
Tanggal
Masalah kesehatan
Implementasi
04-05-2008
Pukul 17.00 WIB

-        Memperkenalkan diri pada keluarga.
-        Menjelaskan tujuan kunjungan membuat janji untuk melakukan kunjungan dengan wawancara dan pengamatan.
04-05-2008
pukul 17.30
Ketidakikutsertaan ibu untuk ber-KB dengan usia 38 tahun dan jumlah anak 4
-        Memberikan penyuluhan tentang macam-macam KB yaitu KBA, KB hormonal, kontap.
-        Menjelaskan tentang manfaat, kerugian dan efek samping dari semua KB.
-        Memberikan dorongan pada ibu sehingga ibu termotivasi untuk mengikuti KB.
-        Memberitahukan keluarga terutama suami untuk mendukung ibu menggunakan KB.
-        Beritahu ibu di mana ibu harus mengikuti KB.
-        Jelaskan pada ibu tentang masalah kesehatan yang timbul jika ibu tidak mengikuti KB.

E.     EVALUASI
Tanggal
Masalah kesehatan
Implementasi
05-05-2008
Ketidakikutsertaan ibu untuk ber KB dengan usia 38 tahun dan jumlah anak 4
S : ibu mengatakan dapat mengerti tentang macam-macam KB dan bisa menjelaskan.
O: -    ibu tetap tidak mau menggunakan KB karena tidak ada biaya.
       - ibu menunggu KB safarian
A :                                                          masalah belum teratasi
P :    anjurkan ibu untuk mengikuti KBA
I : menganjurkan ibu untuk menggunakan KB alamiah







BAB IV
PEMBAHASAN

            Setelah melaksanakan Asuhan Kebidanan pada keluarga Tn. “D” dengan tidak ikutsertanya ibu untuk ber-KB dengan usia 38 tahun dan jumlah anak 4 di RT 14 RW 04 Dusun Karangan Desa Donowarih kecamatan Karangploso kabupaten Malang sesuai dengan lima langkah manajemen kebidanan, penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek.























BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian data sampai evaluasi maka disimpulkan
1.      Keluarga Tn. “D” termasuk keluarga yang sederhana meskipun rumah yang ditempati sudah milik sendiri tetapi penghasilan Tn.”D” yang pas-pasan sehingga terdapat kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi.
2.      Masalah yang ditemukan dalam keluarga Tn.”D” yaitu ketidakikutsertaan ibu untuk ber-KB dengan usia 38 Tahun dan jumlah anak 4.
3.      Setelah dilakukan intervensi dari masalah yang ada pada keluarga Tn.”D” dapat melakukan langkah-langkah untuk mengatasi masalah tersebut.

B.     Saran
1.      Untuk menentukan suatu masalah kesehatan sebaiknya diperlukan pengkajian sedalam-dalamnya sehingga masalah tersebut benar-benar dapat ditangani.
2.      Pemberian penyuluhan kesehatan secara berkala kepada masyarakat pada umumnya dan keluarga pada khususnya, baik secara kelompok maupun pendekatan kekeluargaan sangat dibutuhkan guna menambah informasi atau mengingat kembali kesehatan yang lebih mengena kepada masyarakat dengan dibantu pihak lain yang bersangkutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar