BAB Il
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Konsep Keluarga
2.1.1
Pengertian Keluarga
Keluar adalah
suatu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai suatu kesatuan
atau unit masyarakat yang terkecil, dan biasanya, tetapi tidak selalu ada
hubungan bersama dalam satu rumah (tempat tinggal), biasanya dibawah asuhan
kepala rumah dan makan dari satu periuk.
(Dep.
Kes RI, 1983)
Keluarga adalah
unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala kelaurga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.
(Dep.
Kes RI, 1989)
Keluarga dua atau
lebih dari dua individu yang bergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga,
berinteraksi satu lain dan didalam peranannya masing-masong dan menciptakan
serta mempertahankan suatu kebudayaan
(Sulvicion
G Bailon dan Aracelis Maolayo, 1989)
2.1.2
Struktur Keluarga
Struktur keluarga ada bermacam-macam diantaranya
adalah :
1. Bilateral : adalah keluarga sdarah yang terdiri
dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah
2. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri
dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal
bersama keluarga sedarah istri
4. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal
bersama kelaurga sedarah suami
5. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri
sebagai dasar bagi peminaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menajdi
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
2.1.3
Tipe /
Bentuk Keluarga
1. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga
yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak
2. Keluarga besar (exstended family) adalah keluarga
inti tambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman bibi dan sebagaianya
3. Keluarga berantai (serial family) adalah keluarga
yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari sati kali dan
merupakan satu keluarga inti
4. Keluarga duda / janda (single family) adalah
keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian
5. Keluarga berkomposisi (cmposite) adalah keluarga
yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama
6. Kelaurga kabitas (cahabitation) adalah dua orang
yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu kekeluargaan
Tipe kekeluargaan Indonesia umumnya
menganut tipe keluarga besar (extended family), karena masyarakat Indonesia
dengan adat istiadat yang sangat kuat.
2.1.4
Ciri-ciri Struktur Keluarga
1.
Terorganisasi
: saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga
2.
Ada keterbatasan :
setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
3.
Ada perbedaan dan
kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya
masing-masing
2.1.5
Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga
Pemegang kekuasaan dalam keluarga
1. Patriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan
dalam kekeluargaan adalah pihak ayah
2. Matriakal, yang dominant dan mmegang kekuasaan
dalam keluarga adalah dipihak ibu.
3. Equalitation, yang memegang kekuasaan dalam
keluarga adalah ayah dan ibu
2.1.6
Ciri-ciri Kekeluargaan
1. Diikat dalam suatu tali perkawinan
2. Ada hubungan darah
3. Ada ikatan batin
4. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
5. Ada pengambil keputusan
6. Kerjasama diantara anggota keluarga
7. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
8. Tinggal dalam suatu rumah
2.1.7
Peranan Keluarga
Berbagai peranan yang terdapat dalam
keluarga adalah sebagai berikut:
1. Peranan ayah : ayah sebagai suami dari istri dan
anak-anak berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan memberi rasa
aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosial serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2. Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari
anak-anaknya, ibu mempunyai pertanan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dari
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya
serta sebagai sanggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat
berperan sebagai nafkah tanbahan dalam kekeluargaan
3. Peranan anak : anak-anak melaksanakan peranan
psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, social
dan spiritual. (uraian selengkapnya dapat dipelajari dalam perawatan anak)
2.1.8
Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga :
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga
sebagai berikut :
1. Fungsi biologis
a. Untuk meneruskan keturunan
b. Memelihara dan pembesaran anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memeliharan dan merawat anggota
2. Fungsi psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pengawasan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan
tingkat perkembangan anak
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
b. Pengaturan pengguna penghasilan kelaurga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga
dimasa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan
sebagainya
5. Fungsi pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
keterampilan, dan membentuk periaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.
b. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat
perkembangannya.
2.2
Teori tentang KB
1.
Definisi
Keluarga Berencana
(family planning, planned parenthood) apakah satu metode untuk menjarangkan
atau merencanakan jumlah, jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi
Kontrasepsi adalah
cara untuk mencegah terjadinya konsepsi, dengan menggunakan alat atau
obat-obatan
Tujuan umum
keluarga berencana adalah mengobati kemandulan, menunda kehamilan, mengatur
kehamilan dan mengakhiri kehamilan.
2.
Macam-macam KB
1.
Metode amenorrhea laktasi
Yaitu kontrasespi yang mengandalkan pemberian ASI (Air susu ibu)
a.
Cara kerja
Penundaan atau penekanan evaluasi
b.
Keterbatasan
-
Perlu
persiapan sejak peraatan kehamilan agar segera menyusui 30 menit pasca
persalinan
-
Mungkin
sulit diaksanakan karena kondisi social
-
Hanya
digunakan sampai 6 bulan
-
Tidak
melindungi dari IMS
2. Metode keluarga berencana alamiah
a. Cara kerja
Tidak melakukan senggama pada
masa subur yaitu pada fase siklus menstruasi dimana kemungkinan terjadi
konsepsi atau kehamilan
b. Keterbatasan
-
Keefektifan
tergantung dari kemauan dan disiplin pasangan untuk mengikuti intruksi
-
Perlu
pelatih / guru NBA (bukan tenaga medis)
-
Perlu
pencatatan setiap hari
-
Infeksi vagina membuat lendir
servik sulit dinilai
3.
Senggama terputus
a.
Cara kerja
Penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi,
dengan demikian air mani sengaja ditumpahkan diluar liang senggama untuk mencegah
sel mani memasuki area fertilisasi.
b.
Efek samping
Menyebabkan penyakit
giekologi, neurologoy kejiwaan, keluhan prostate, dll
4. Kondom
a. Cara kerja
Kondo menghalangi terjadinya
pertemuan sperma dan ovum dengan cara mengeas sperma diujung selubung karet
yang dipasang dipenis sehingga sperma tidak tercurah ke dalam salura reproduksi
wanita
b. Efek samping
Kondom tertinggal dalam vagina
selama beberapa waktu menyebabkan wanita mengeluh keputihan dan infeksi ringan.
5. Diafragma
a. Cara kerja
Menaham sperma agar tida
mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tubo
fallopi) dan sebagai alat tempat spermisida
b. Efek samping
Kadang akan bertambah
banyaknya keputihan dan banyaknya cairan yang keluar dari vagina
6. Spermisida
a. Cara kerja
Menyebabkan sel membran sperma
terpecah, memperlambat pergerakan sperma, dan menurunkan kemampuan pembuahan
sel telur
b. Efek samping
Iritasi vagina, iritas penis dan tidak nyaman,
ganguan rasa panas divagina dan kegagalan tablet yang tidak bisa larut.
7. Pil Kontrasepsi
a. Cara kerja
-
Menekan
ovulasi
-
Mencegah
ovulasi
-
Lendir
serbiks mengental, sehingga sulit dimasuki sperma
b. Cara pemakaian pil KB
-
Setiap
saat selagi haid, untuk menyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil
-
Hari
pertama sampai hari ke 7 siklus haid
-
Setelah
melahirkan :
·
Setelah
6 bulan pemberian ASI siklus
·
Setelah
3 bulan dan tidak menyusui
·
Pasca keguguran (segera atau
dalam waktu 7 hari)
c.
Petunjuk pemakaian pil KB
-
Minumlah pil KB dengan teratur
-
Bila
lupa, maka pil KB yang harus diminum menjadi 2 buah
-
Bila
perdarahan, tidak memerlukan perhatian karena belum beradaptasi
-
Gangguan
ringan dalam berbentuk : mual, muntah, sebaiknya diatasi
d. Keuntugan Pil KB
-
Bila diminum sesuai dengan
aturan diamin berhasil 100 %
-
Dapat dipakai pengobatan
beberapa masalah
·
Ketegangan menjelang menstruasi
·
Perdarahan menstruasi yang
tidak teratur
·
Nyeri saat menstruasi
·
Pengobatan pasangan yang mandul
-
Pengobatan penyakit
endometriosis
-
Dapat meningkatkan libido
e.
Kerugian Pil KB
-
Harus minum pil secara teratur
-
Dalam waktu panjang menekan
fungsi ovarium
-
Penyakit ringan
-
Berat badan bertambah
-
Rambut rontok
-
Tumbuh jerawat
-
Mual sampai muntah
8.
Suntik KB
a.
Cara kerja
-
Menekan ovulasi
-
Membuat lender serviks menjadi
kental
-
Perubahan pada endometrium
(atrofi)
-
Menghambat transportasi gamet
oleh tuba
b.
Jadwal waktu suntikan
-
Depoproevera : interval
12 minggu
-
Norigest : interval 8 minggu
-
Cyclopem : interval 4 minggu
c.
Keuntungan
-
Pemberiannya sederhana setiap 8
– 12 minggu
-
Tingkat efektifitas sangat
tinggi
-
Hubungan
seks dengan suntikan KB bebas
-
Pada
KB cyciofem KB akan mendapatkan menstruasi
d. Kerugian
-
Perdarahan
yang tidak menentu
-
Terjadi
amenorhea berkepanjangan
-
Terjadi
kemungkinan hamil
e. Suntikan KB dapat diberikan :
-
Pasca
persalinan : segera ketika dirumah sakit dan jadwal suntikan berikutnya.
-
Pasca
abortus : segera setelah perawatan dan jadwal waktu suntikan diperhitungkan
-
Interval
: hari kelima mensturasi dan jadwal waktu suntikan diperhitungkan.
9.
Susuk KB (norplant atau
implant)
a.
Cara kerja
-
Lendir serviks menjadi kental
-
Mengganggu proses pembentukan
endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
b.
Jenis
-
Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan
panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgest sel
dan lama kerjanya 5 tahun.
-
Implanon
Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang
kira-kira 40 mm dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 ,h3 ketodesogestrel dan
lama kerjanya 3 tahun
-
Jadena dan indopion
Terdiri dari 2 barang yang
diisi dengan 75 mg
Levenorgstrel dengan lama
kerja 3 tahun
c. Keuntungan
-
Daya
guna tinggi
-
Perlindungan
jangka panjang
-
Tidak
memerlukan pemeriksaan dalam
-
Bebas
dari pengaruh estrogen
-
Tidak
mengganggu kegiatan senggama
-
Tidak
mengganggu ASI
-
Dapat dicabut setiap saat
sesuai dengan kebutuhan
d.
Kerugian
-
Menyebabkan perubahan berupa
perdarahan bercak (spoting) hipermenorea
-
Meningkat jumlah darah haid
serta amenorea
-
Ekspulsi
-
Infeksi pada daerah insersi
-
Berat badan naik / turun
e.
Tempat pemasangan susuk KB
Susuk KB dipasang pada lengan kiri atas dan pemasangan
seperti kipas mekar dengan jumlah kapsul yang tersedia
10.
AKDR / IUD
a.
Cara kerja
-
Menghambat kemampuan sperma
untuk masuk ketuban fallopi
-
Mempengaruhi fertilisasi
sebelum ovum mencapai ovum bertemu
-
Memungkinkan untuk mencegah
implantasi telur dalam uterus
b.
Jenis
-
AKDR CUT-380A kecil, kerangka
dari plastic yang fleksiber, berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus
yang terbuat dari tembaga (Cu). Tersedia di Indonesia dan terdapat dimana-mana
-
AKDR lain yang beredar di Indonesia
ialah NOVAT (Schering)
-
Selanjutnya yang akan dibahas
adalah khusus CUT-380A
c.
Keuntungan
-
Metode
jangka panjang (10 tahun proteksi dan CUT-380 A dan tidak perlu diganti)
-
Sangat
efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
-
Tidak
mempengaruhi hubungan seksual
-
Meningkat
kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
-
Tidak
mempengaruhi kualitas dan volume ASI
-
Dapat
dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi
infeksi).
d. Kerugian
-
Perubahan
siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan).
-
Haid
lebih lama dan banyak.
-
Saat
haid lebih sakit.
-
Tidak
baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering bergantian
pasangan.
-
Sedikit
nyeri dan perdarahan (spotting terjadi segera setelah pemasangan AKDR. Biasanya
menghilang dalam 1 sampai 2 hari.
e. Waktu penggunaan
-
Setiap
waktu dalam siklus haid, yang dipastikan klien tidak hamil.
-
Hari
pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
-
Segera
setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca
persalinan. Perlu diingat, angka ekspulsi tinggi pada pemasangan segera atau
selama 4 jam pasca persalinan.
-
Setelah
menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari). Apabila tidak ada gejala
infeksi.
-
Selama
1-5 hari setelah senggama yang tidak
dilindungi.
f. Petunjuk bagi klien
-
Kembali
memeriksakan diri setelah pemasangan AKDR.
-
Selama
bulan pertama menggunakan AKDR, periksalah benang AKDR secara rutin terutama
setelah haid.
-
Setelah
bulan pemasangan, hanya perlu memeriksa keberadaan benang setelah haid apabila
mengalami :
Ø Kram atau kejang pada perut bawah.
Ø Perdarahan (spotting) diantara haid atau
setelah senggama.
Ø Nyeri setelah senggama atau apabila
pasangan mengalami tidak nyaman selama melakukan hubungan seksual.
-
Copper
T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan tetapi dapat dilakukan lebih
awal bila diperlukan.
-
Kembali
ke klinik apabila
Ø Tidak dapat meraba benang AKDR
Ø Merasakan bagian yang keras dari AKDR
Ø AKDR terlepas
Ø Siklus terganggu tau meleset
Ø Terjadi pengeluaran cairan dari vagina
yang mencurigakan
Ø Adanya infeksi
11. TUBEKTOMI
a. Cara kerja
Dengan mengoklusi tuba falopi (mengikat dan
memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan
ovum.
b. Jenis
Ø Minilaparatomi
Ø Laparaskopi
c. Keuntungan
Kontrasepsi
·
Sangat
efektif (0,24-4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan).
·
Permanen
·
Tidak
mempengaruhi proses menyusui (Breast feeding).
·
Tidak
tergantung pada faktor senggama
·
Baik
bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius
·
Pembedahan
sederhana, dapat dilakukan dengan anastesi lokal.
·
Tidak
ada efek samping dalam jangka panjang
·
Tidak
ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada reproduksi hormon
ovarium.
Non Kontrasepsi
·
Berkurangnya
resiko kanker ovarium
d. Keterbatasan
·
Harus
dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan
kembali), kecuali dengan operasi rekanulasi.
·
Klien
dapat menyesal di kemudian hari
·
Resiko
komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anastesi umum).
·
Rasa
sakit ketidakamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
·
Dilakukan
oleh dokte r yang terlatih (dibutuhkan dokter spesialis ginekologi atau dokter spesialis
bedah untuk proses Laparaskopi.
·
Tidak
melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS
e. Waktu Penggunaan
§ Setiap waktu selama siklus menstruasi
apabila diyakini secara rasional klien tersebut tidak hamil.
§ Hari ke-6 sampai ke-13 dari siklus
menstruasi (fase proliferasi)
§ Pasca persalinan
-
Minilap : di
dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu
-
Laparaskopi : tidak
tepat untuk klien-klien pasca persalinan
§ Pasca keguguran
-
Triwulan
pertama : dalam
waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap atau
laparaskopi)
-
Triwulan
kedua : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti pelvik (minilap saja).
f. Petunjuk Bagi Klien
·
Jagalah
luka operasi tetap kering hingga pembalut dilepaskan. Mulailagi aktivitas
secara bertahap (sebaiknya dapat kembali ke aktivitas normal dalam waktu 7 hari
setelah pembedahan).
·
Hindari
hubungan intim hingga merasa cukup nyaman
·
Hindari
mengangkat benda berat-berat dan bekerja keras selama 1 minggu
·
Kalau
sakit minumlah 1 atau 2 tablet analgesik setiap 4 hingga 6 jam .
·
Jadwalkan
sebuah kunjungan pemeriksaan secara rutin antara 7 dan 14 hari setelah
pembedahan.
·
Kembalilah
setiap waktu apabila terdapat tanda-tanda dan symptom-symptom yang tidak biasa.
12. Vasektomi
a. Cara kerja
Vasektomi adalah prosedur
klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan
oklusi vasdeferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses
fertilisasi tidak terjadi.
b. Keuntungan
·
Sangat
efektif dan permanen
·
Tidak
ada efek samping jangka panjang
·
Tindak
bedah yang aman dan sederhana
·
Efektif
setelah 20 ejakulasi atau 3 bulan
c. Indikasi
Vasektomi merupakan upaya
untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi merupakan ancaman atau
gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan
kualitas keluarga.
d. Kondisi yang memerlukan perhatian khusus
·
Infeksi
kulit pada daerah operasi
·
Infeksi
sistematis yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien
·
Hidrokel
atau varikokel yang besar
·
Hernia
Inguinalis
·
Filariasis
(elephantiasis)
·
Undesensus
testikularis
·
Massa
Introshotalis
·
Anemia
berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan anti koagulansia
e. Informasi bagi klien
·
Pertahankan
band aid selama 3 hari
·
Luka
yang sedang dalam penyembuhan jangan ditarik-tarik atau digaruk
·
Boleh
mandi setelah 24 jam, asal daerah luka tidak basah setelah 3 hari luka boleh
dicuci dengan sabun dan air.
·
Pakailah
penunjang skrotum, usahakan daerah operasi kering
·
Jika
ada nyeri, berikan 1-2 tablet analgesik seperti parasetamol atau ibuprofen
setiap 4-5 jam
·
Hindari
mengangkat barang berat dan kerja keras untuk 3 hari
·
Boleh
senggama sesudah hari ke 2-3. Namun untuk mencegah kehamilan, pakailah kondom
atau cara kontrasepsi lain selama 3 bulan atau sampai ejakulasi 15-20 kali
·
Periksa
semen 3 bulan pascavasektomi atau sesudah 15-20 kali ejakulasi.
BAB III
ASUHAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEBIDANAN
A.
Pengkajian
a. Kepala keluarga
Nama KK : Tn.
“D”
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : RT 14 RW 04 Dsn Karangan Desa Donomasih
b. Data anggota keluarga
No
|
Nama
|
Umur
|
Sex
|
Agama
|
Hubungan
keluarga
|
Pendidikan
|
pekerjaan
|
1.
|
Dono
|
46 tahun
|
L
|
Islam
|
KK
|
SD
|
Swasta
|
2.
|
Siti M
|
38 tahun
|
P
|
Islam
|
Istri
|
SLTP
|
IRT
|
3.
|
Sinta
|
17 tahun
|
L
|
Islam
|
Anak
|
SLTA
|
Tidak kerja
|
4.
|
Sandra. S
|
15 tahun
|
P
|
Islam
|
Anak
|
SLTP
|
Tidak kerja
|
5.
|
Lusi
|
4,5 tahun
|
P
|
Islam
|
Anak
|
TK
|
Tidak kerja
|
6.
|
Reza F
|
2,5 bulan
|
L
|
Islam
|
Anak
|
Belum sekolah
|
Tidak kerja
|
c. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
1 : KK
2 : Istri
3 : anak
: keluarga yang dibina
3. Sifat keluarga
a. Anggota yang menonjol dalam pengambilan keputusan
adalah suami tetapi juga musyawarah dengan istri.
b. Kegiatan istirahat
1) kebiasaan istirahat
a. Bapak tidur malam mulai jam 22.00 WIB, bangun jam
05.00 WIB tidur siang tidak pernah.
b. Ibu tidur malam mulai jam 21.00 WIB, bangun jam
04.30 WIB, tidur siang kadang-kadang
c. Sinta tidur malam mulai jam 21.00 WIB, bangun jam
06.00 WIB, tidur siang kadang-kadang
d. Sandra tidur malam jam 20.00 WIB, bangun jam 07.00
WIB, tidur siang 3 jam
e. Reza tidur malam dan siang sering.
2) Kebiasaan makan
Biasanya makan 3 x sehari, lauk yang dihidangkan tahu, tempe, telur, sayur
sering sayur bening, sayur asen, daging sapi/ayam kadang-kadang. Buah pisang.
Keluarga tidak ada yang pantang terhadap makanan. Minum air putih.
3) Kebiasaan mandi
Biasanya mandi 2 x sehari, dengan menggunakan sabun mandi, gosok gigi
dengan pasta gigi setiap mandi
4) Kebiasaan rekreasi
Anggota keluarga mendapat hiburan dengan menonton TV dan mendengarkan
radio. Rekreasi ke tempat hiburan tidak pernah.
4. Faktor sosial budaya dan ekonomi
a. penghasilan
-
Anggota
keluarga yang mencari nafkah adalah bapak sebagai pekerja swasta, berangkat mulai
jam 08.00 WIB dan pulang jam 16.00 WIB dengan penghasilan ± Rp 500.000/bulan.
-
Besarnya
pengeluaran untuk belanja rata-rata Rp 5000 – Rp 10.000
b. Suku dan bangsa
Keluarga adalah suku Jawa, keluarga beragama Islam
c. Peranan Anggota dalam keluarga
Suami berperan sebagai kepala keluarga, pencari nafkah, istri tidak
membantu mencari nafkah hanya mengurus rumah tangga.
d. Hubungan keluarga dengan Masyarakat
Keluarga dengan tetangga tidak pernah bertengkar, hubungan dengan
masyarakat baik, ibu tidak mengikuti kegiatan apapun karena ibu repot punya
bayi.
5. Faktor lingkungan
a. Perumahan
Rumah yang ditempati Tn. “D” ini miliknya sendiri
di dalam rumah itu bersama istri dan anaknya.
Luas bangunan 36 m2
b. Jenis bangunan
Lantai rumah dari semen, dinding tembok, ventilasi jendela terbuka,.
Penerangan dari listrik, cahaya matahari yang masuk cukup
c. Kebersihan
Halaman rumah bersih, lantai rumah bersih, tidak lembab
d. Pemakaian air
Sumber air berasal dari ledeng milik sendiri
e. Jamban keluarga dan kamar mandi
Jamban keluarga adalah latrin dengan jarak dan sumber air kurang dari 10
meter, kamar mandi milik sendiri
f. Pembuangan air limbah
Pembuangan air limbah rumah tangga adalah melalui selokan yang mengalir
g. Pembuangan sampah
Sampah rumah tangga dibuang di lubang sampah yang kemudian dibakar
6. Keluarga Berencana
Dari pertama sampai sekarang ibu tidak menggunakan KB apapun.
7. Bila ada keluarga yang sakit
-
Bila ada
keluarga yang sakit tidak berobat ke puskesmas hanya beli obat di warung
-
Pada waktu
hamil ibu jarang sekali periksa kehamilannya dan waktu melahirkan di bidan.
8. Status kesehatan keluarga
No.
|
Nama
|
Px Fisik
|
Keterangan
|
1.
|
Tn. Dono
|
BB : 68 kg
TB : 160 cm
|
Tidak pernah sakit/dirawat di RS hanya kadang
badannya pegal-pegal dan biasanya Tn. Darmaji mengkonsumsi obat dibeli di
warung.
|
2.
|
Ny. Siti M
|
BB : 49 kg
TB : 153 cm
|
Tidak pernah sakit/dirawat di RS hanya pada
waktu melahirkan anak yang paling kecil itu melahirkan ke bidan.
|
3.
|
Sinta
|
BB : 48 kg
TB : 155 cm
|
Tidak pernah sakit/dirawat di RS bila Nurhadi
sakit mengkonsumsi obat-obatan dari warung.
|
4.
|
Sandra
|
BB : 43 kg
TB : 157 cm
|
Pernah dirawat di RS dan sekarang apabila sakit
menkonsumsi obat-obatan dari puskesmas
|
5.
|
Lusi
|
BB : 20 kg
|
Tidak pernah sakit dan mengkonsumsi obat yang
diberikan di Puskesmas
|
6.
|
Reza
|
BB : 10 kg
|
Bila sakit diperiksakan ke puskesmas dan
mengkonsumsi obat-obatan dari puskesmas.
|
B.
Menentukan Diagnosa Masalah
Data
|
Masalah Kesehatan
|
Dx : Ibu mengatakan tidak pernah mengikuti KB apapun dari anak pertama
sampai sekarang
Ds : Jumlah anak 4, usia anak
terkecil 2,5 bulan ibu tidak mengikuti KB
|
Ketidakikutsertaan ibu untuk ber KB usia 38
tahun dengan jumlah anak 4.
|
Prioritas Masalah
Ketidakikutsertaan
ibu untuk ber-KB apapun usia 38 tahun, jumlah anak 4
No
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Score
|
Pembenaran
|
1.
|
Sifat masalah skala tidak/kurang sehat
|
3/3 x 1
|
1
|
Tahu/tidak tahu dan memerlukan penyuluhan segera
|
2.
|
Kemungkinan masalah dapat diubah skala dengan
mudah
|
2/2 x 2
|
2
|
Masalah mudah diubah dengan penyuluhan yang
tepat.
|
3.
|
Potensi masalah untuk diubah
|
3/3 x 1
|
1
|
Masalah dapat diubah dengan penyuluhan yang
tepat terutama partisipasi keluarga dalam mendukungnya.
|
4.
|
Menonjolkan masalah
|
0/2 x 1
|
0
|
Keluarga tidak menyadari kurangnya
pengetahuan-pengetahuan tersebut merupakan masalah yang harus segera
ditangani.
|
|
Total
|
4
|
4
|
|
C.
INTERVENSI
Diagnosa : Ibu mengatakan tidak ikut KB apapun dengan
usia 38 tahun dan jumlah anak 4
Tujuan : - ibu
mengetahui tentang keluarga berencana
- ibu mau mengikuti KB
Kriteria hasil : - tidak
terjadi kehamilan dengan resiko tinggi
- ibu merasa nyaman setelah mengikuti KB.
Intervensi
- Berikan penyuluhan pada ibu tentang macam-macam KB yaitu KBA, hormonal, metode mantap sehingga ibu dapat memilih KB sesuai keinginan.
- Jelaskan manfaat, kerugian serta efek samping dari semua kotrasepsi
- Beri dorongan pada ibu sehingga ibu termotivasi untuk mengikuti KB
- Anjurkan pada ibu untuk konsultasi ketenaga kesehatan tentang kontrasepsi
- Beritahu keluarga terutama suami untuk mendukung ibu mengikuti KB
- Jelaskan pada ibu di mana ibu harus mendapatkan KB
- Jelaskan pada ibu tentang masalah-masalah kesehatan yang timbul jika ibu tidak ber-KB
D.
IMPLEMENTASI
Tanggal
|
Masalah kesehatan
|
Implementasi
|
04-05-2008
Pukul 17.00 WIB
|
|
-
Memperkenalkan
diri pada keluarga.
-
Menjelaskan
tujuan kunjungan membuat janji untuk melakukan kunjungan dengan wawancara dan
pengamatan.
|
04-05-2008
pukul 17.30
|
Ketidakikutsertaan ibu untuk ber-KB dengan usia
38 tahun dan jumlah anak 4
|
-
Memberikan
penyuluhan tentang macam-macam KB yaitu KBA, KB hormonal, kontap.
-
Menjelaskan
tentang manfaat, kerugian dan efek samping dari semua KB.
-
Memberikan
dorongan pada ibu sehingga ibu termotivasi untuk mengikuti KB.
-
Memberitahukan
keluarga terutama suami untuk mendukung ibu menggunakan KB.
-
Beritahu
ibu di mana ibu harus mengikuti KB.
-
Jelaskan
pada ibu tentang masalah kesehatan yang timbul jika ibu tidak mengikuti KB.
|
E.
EVALUASI
Tanggal
|
Masalah kesehatan
|
Implementasi
|
05-05-2008
|
Ketidakikutsertaan ibu untuk ber KB dengan usia
38 tahun dan jumlah anak 4
|
S : ibu mengatakan dapat mengerti tentang macam-macam KB dan bisa
menjelaskan.
O: - ibu
tetap tidak mau menggunakan KB karena tidak ada biaya.
- ibu menunggu KB safarian
A : masalah
belum teratasi
P : anjurkan ibu untuk mengikuti
KBA
I : menganjurkan ibu untuk menggunakan KB alamiah
|
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah melaksanakan Asuhan Kebidanan pada keluarga Tn.
“D” dengan tidak ikutsertanya ibu untuk ber-KB dengan usia 38 tahun dan jumlah
anak 4 di RT 14 RW 04 Dusun Karangan Desa Donowarih kecamatan Karangploso
kabupaten Malang sesuai dengan lima langkah manajemen kebidanan, penulis tidak
menemukan kesenjangan antara teori dan praktek.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah
dilakukan pengkajian data sampai evaluasi maka disimpulkan
1.
Keluarga Tn. “D” termasuk keluarga yang sederhana meskipun rumah yang
ditempati sudah milik sendiri tetapi penghasilan Tn.”D” yang pas-pasan sehingga
terdapat kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi.
2.
Masalah yang ditemukan dalam keluarga Tn.”D” yaitu ketidakikutsertaan ibu
untuk ber-KB dengan usia 38 Tahun dan jumlah anak 4.
3.
Setelah dilakukan intervensi dari masalah yang ada pada keluarga Tn.”D”
dapat melakukan langkah-langkah untuk mengatasi masalah tersebut.
B.
Saran
1.
Untuk menentukan suatu masalah kesehatan sebaiknya diperlukan pengkajian
sedalam-dalamnya sehingga masalah tersebut benar-benar dapat ditangani.
2.
Pemberian penyuluhan kesehatan secara berkala kepada masyarakat pada
umumnya dan keluarga pada khususnya, baik secara kelompok maupun pendekatan
kekeluargaan sangat dibutuhkan guna menambah informasi atau mengingat kembali
kesehatan yang lebih mengena kepada masyarakat dengan dibantu pihak lain yang
bersangkutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar