Kamis, 14 Maret 2013

ASKEB POLIHIDRAMNION


ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN POLIHIDRAMNION
                              
A.   DEFINISI
Hidramnion adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketuban jauh lebih banyak dari normal, biasanya lebih dari 2 liter

B.    PATOFISIOLOGI
  1. Hidramnion kronis
Banyak dijumpai, pertambahan air ketuban terjadi secara perlahan-lahan dalam beberapa minggu atau bulan, dan biasanya terjadi pada kehamilan lanjut.
  1. Hidramnion akut
Terjadi pertambahan air ketuban yang sangat tiba-tiba dan cepat dalam waktu beberapa hari saja. Biasanya terdapat pada kehamilan yang agak muda, bulan ke-5, dan ke-6. Komposisi dari air ketuban pada hidramnion menurut penyelidikan serupa dengan air ketuban yang normal.

C.  FREKUENSI
Hidramnion kronis (0,5-1%). Kelaianan kongenital (17,7 – 29%). Hidramnion sering kita dapati bersamaan dengan :
  1. Gemelli
  2. Hidrops fetalis
  3. Diabetes mellitus
  4. Toksemia gravidarum

D.   ETIOLOGI
Etiologi belum jelas karena pada penelitian tidak ditemukan kelainan pada sel epitel air ketuban yang menyebabkan hipersekresi cairan amnion. Sehingga mekanisme yang bisa diterima yaitu :
  1. Produksi air ketuban tetap tetapi konsumsi kurang atau nihil
  2. Produksi hebat atau meningkat (urine janin meningkat) tetapi konsumsi biasa.
Faktor predisposisi yang bisa ditemukan adalah :
  1. Penyakit jantung
  2. Nefritis
  3. Edema umum
  4. Anomali kongenital pada anak (atresia esofagus), menyebabkan gangguan dalam proses menelan cairan ketuban, Anensefalus dan spina bifida (menyebabkan peningkatan transsudasi cairan dari meningen ke dalam rongga amnion), kegiatan menelan kurang urinasi yang berlebihan, tidak adanya hormon anti diuretik.
  5. Simpul tali pusat
  6. Diabetes mellitus
  7. Gemelli (janin menggunakan bagian terbesar dari sirkulasi darah janin sehingga akan mengalami hipertrofi jantung , kandung kemih membesar, dan peningkatan ekskresi urine pada periode neonaus dini.
  8. Malnutrisi
  9. Penyakit kelenjar hipofisis-berhubungan hormon prolaktin
  10. Eritroblastosis

E.    DIAGNOSIS
  1. Anamnesis
a.     Perut lebih besar dan terasa lebih berat dari biasanya
b.     Pada yang ringan keluhan-keluhan subyektif tidak banyak
c.     Pada yang akut dan pada pembesaran uterus yang cepat, maka terdapat keluhan-keluhan yang disebabkan oleh tekanan pada organ, terutama pada diafragma seperti : sesak, nyeri ulu hati, dan sianosis
d.     Nyeri perut karena tegangnya uterus, mual dan muntah
e.     Edema pada tungkai, vulva dan dinding perut
f.        Pada proses akut dan perut besar sekali, bisa syok, berkeringat dingin dan sesak

  1. Inspeksi
a.     Kelihatan perut sangat buncit dan tegang, kulit perut mengkilat, retak-retak pada kulit jelas dan kadang-kadang umbilikus mendatar
b.     Kalau akut, ibu terlihat sesak dan sianosis, serta terlihat payah membawa kandungannya.
c.     Plasenta lebih besar dan lebih berat dari biasanya.

  1. Palpasi
a.     Perut tegang dan nyeri tekan serta terjadi oedema pada dinding perut, vulva dan tungkai
b.     Fundus uteri lebih tinggi dari usia kehamilan
c.     Bagian-bagian janin sukar dikenali
d.     Kalau pada letak kepala, kepala janin bisa diraba, maka ballotement jelas sekali
e.     Karena bebasnya janin bergerak dan kepala tidak terfiksir, maka dapat terjadi kelainan letak janin

  1. Auskultasi
Denyut jantung sukar didengar, kalaupun bisa halus sekali

  1. Rontgent foto abdomen
a.     Nampak bayangan berselubung kabur karena banyaknya cairan, kadang bayangan janin tidak jelas
b.     Foto rontgen pada hidramnion berguna untuk diagnostik dan menentukan etiologi seperti anomali kongenital.

  1. Pemeriksaan dalam
Selaput ketuban teraba tegang dan menonjol walaupun diluar his







F.    PROGNOSIS
  1. Pada janin (mortalitas cukup tinggi (50%)
a.     Kongenital anomali
b.     Prematuritas
c.     Komplikasi karena kelainan letak anak yaitu letak lintang dan tali pusat menumbung
d.     Eritroblastosis
e.     Diabetes mellitus
f.        Solusio plasenta jika ketuban pecah tiba-tiba

  1. Pada Ibu
a.     Solusio plasenta
b.     Atonia uteri
c.     Perdarahan postpartum
d.     Retensio plasenta
e.     Syok
f.        Kesalahan-kesalahan letak janin menyebabkan partus jadi lama dan sukar

G.  PENANGANAN
  1. Saat hamil
a.     Pada hidramnion ringan cukup diobservasi dan diberikan terapi simtomatis
b.     Skrining kemungkinan menderita diabetes mellius, Rh disease.
c.     Support mental jika terjadi kelainan kongenitqal pada janin.
d.     Pada hidramnion yang berat, harus dirawat di RS
-          Istirahat sempurna
-          Diet rendah garam
-          Berikan obat sedativa dan diuresis
-          Bila sesak disertai sesak dan perut tegang, lakukan pungsi abdominal
  1. Saat persalinan
a.     Jika tidak ada hal yang mendesak , maka sikap kita menunggu
b.     Bila keluhan hebat seperti sesak dan sianosis lakukan pungsi transvaginal melalui serviks bila ada pembukaan
c.     Saat ketuban pecah, tahan supaya keluar secara perlahan-lahan
  1. Postpartum
a.     Waspadai perdarahan post partum
b.     Pasang infus untuk HPP
c.     Jika perdarahan banyak dan keadaan ibu lemah, berikan antibiotik yang cukup untuk menghindari infeksi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar