BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bronkopneumonia merupakan radang paru
yang disebabkan oleh macam-macam penyebab yaitu bakteri, virus, jamur dan benda
asing. Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius
bagian atas selama beberapa hari, suhu tubuh bisa naik secara mendadak sampai
39-400 C dan kadang-kadang disertai kejang karena demam yang tinggi.
Bila penanganan pada penyakit ini
tidak dilakukan dengan segera maka akan mengakibatkan komplikasi yaitu empicma,
otitis media akut dan juga komplikasi lain yang dekat seperti atelek dosis,
emfisma atau kimpiklasi jauh seperti meningitis. Dan komplikasi ini dapat
ditangani dengan pemberian antibiotic secara tepat.
Berdasarkan hal diatas maka penulis
tertarik untuk membuat Asuhan Kebidanan pada An. “M” dengan Bronco Pneumonia Di
Ruang Mas Mansyur RSU “Aminah” Blitar.
B. Tujuan
1.
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan
Asuhan Kebidanan pada An “M” Dengan Bronco Pneumonia Di RSU “Aminah” Blitar.
2.
Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat :
a.
Mengkaji data subjektif dan
objektif pada An “M” Dengan Bronco Pneumonia
b.
Mendiagnosa dan
mengidentifikasi masalah pada An “M” Dengan Bronco Pneumonia
c.
Menyusun rencana asuhan pada An
“M” Dengan Bronco Pneumonia
d.
Melakukan tindakan kebidanan
pada An “M” Dengan Bronco Pneumonia
e.
Mengevaluasi asuhan yang telah
diberikan pada An “M” Dengan Bronco Pneumonia
C. Metode
Penulisan
Asuhan kebidanan ini disusun dengan cara :
3.
Observasi
Melakukan pengamatan langsung pada klien
4.
Wawancara
Mengadakan tanya jawab langsung pada klien guna
mengetahui keluhan-keluhan yang dirasakan oleh anak, sehingga dapat memberikan
asuhan kebidanan yang tepat dan benar sesuai dengan masalah yang ada.
5.
Praktek
Melakukan praktek langsung melalui pendekatan manajemen
kebidanan
6.
Studi Pustaka
Membaca sumber buku yang dapat mendukung terlaksananya
asuhan yang dapat membandingkan antara teori dan praktek
D. Sistematika
Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN
KASUS
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI PNEUMONIA
Pneumonia merupakan
peradangan akut parenkim paru yang biasanya berasal dari suatu infeksi. (Price,
1995)
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan menimbulkan gangguan pertukaran gas
setempat. (Zul, 2001)
Bronko
pneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi didalam
bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. Pada
bronkopneumonia terjadi konsolidasi area berbercak. (Smeltzer,2001).
B. ETIOLOGI PNEUMONIA
1.
Bakteri
Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram posifif seperti : Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus pyogenesis. Bakteri gram negatif seperti Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.
Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram posifif seperti : Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus pyogenesis. Bakteri gram negatif seperti Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.
2.
Virus
Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet. Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus.
Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet. Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus.
3.
Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos.
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos.
4. Protozoa
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC). Biasanya menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi. (Reeves, 2001)
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC). Biasanya menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi. (Reeves, 2001)
C. PATOFISIOLOGI
Bronchopneumonia merupakan infeksi
sekunder yang biasanya di sebabkan oleh virus penyebab bronchopneumonia yang
masuk kesaluran pernapasan sehingga terjadi peradangan bronchus dan alveolus.
Inflamasi bronchus di tandai adanya penumpukan secret, sehingga terjadi demam,
batuk produktif, ronchi pasif dan mual. Bila penyebaran kuman sudah mencapai
alveolus maka komplikasi yang terjadi adalah kolaps alveoli, fibrosis bisa
menyebabkan penurunan fungsi paru dan penularan produksi surfaktan sebagai
pelumas yang berfungsi untuk melembabkan rongga fleura, emfisema (tertimbunnya
cairan atau pus dalam rongga paru) adalah tindak lanjut dari pembedahan.
Atelektasis mengakibatkan peningkatan frekuensi napas, hipoksemia, acidosis
respiratory, pada klien terjadi sianosis dispnea dan kelelahan yang akan
mengakibatkan terjadinya gagal napas.
D. MANIFESTASI KLINIS PNEUMONIA
Manifestasi klinis dari bronkopneumonia adalah
antara lain:
1.
Kesulitan
dan sakit pada saat pernafasan
o Nyeri pleuritik
o Nafas dangkal dan mendengkur
o Takipnea
2.
Bunyi nafas
di atas area yang menglami konsolidasi
o Mengecil, kemudian menjadi hilang
3.
Gerakan
dada tidak simetris
4.
Menggigil dan
demam 38,8 ° C sampai 41,1°C, delirium
5.
Diaforesis
6.
Anoreksia
7.
Batuk
kental, produktif
8.
Gelisah
9.
Syanosis
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
PNEUMONIA
1.
Sinar x :
mengidentifikasi distribusi struktural; dapat juga menyatakan abses
luas/infiltrat, empiema(stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi
(bakterial); atau penyebaran /perluasan infiltrat nodul (virus). Pneumonia
mikoplasma sinar x dada mungkin bersih.
2.
Analisa Gas
Darah (Analisa Gas Darah) : tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas
paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada.
3.
Pemeriksaan
gram/kultur sputum dan darah : diambil dengan biopsi jarum, aspirasi
transtrakeal, bronkoskopifiberotik atau biopsi pembukaan paru untuk mengatasi
organisme penyebab.
4.
Pemeriksaan
serologi : titer virus atu legionella, aglutinin dingin.
5.
Pemeriksaan
fungsi paru : volume ungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar); tekanan
jalan nafas mungkin meningkat dan komplain menurun, hipoksemia.
6.
Elektrolit
: natrium dan klorida mungkin rendah
7.
Bilirubin :
mungkin meningkat
E. PENATALAKSANAAN PNEUMONIA
- Pengobatan supportive bila virus pneumonia
- Bila kondisi berat harus dirawat
- Berikan oksigen, fisiotherapi dada dan cairan intravena
- Antibiotik sesuai dengan program
- Pemeriksaan sensitivitas untuk pemberian antibiotik
Penatalaksanaan perawatan
1. Pengkajian
- Kaji status
pernafasan
- Kaji tanda- tanda
distress pernafasan
- Kaji adanya
demam, tachicardia, malaise, anoreksia, kegeisahan
2. Diagnosa keperawatan
- Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret di jalan nafas
- Gangguan petukaran gas berhubungan dengan meningkatnya sekresi dan akumulasi exudat
- Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan demam, menurunnya intake dan tachipnea
- Risiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan tindakan invasif pemasangan infus
- Risiko tinggi terjadi kerussakan integritas kulit berhubungan dengan bed rest total
- Risiko tinggi terjadi cedera berhubungandengan kejang
3. Perencanaan
- Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret di jalan nafas
Tujuan:
setelah dilaksakan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam jalan nafas menjadi
bersih
Kriteria:
- Suara nafas bersih tidak ada ronkhi
atau rales, wheezing
- Sekret di jalan nafas bersih
- Cuping hidung tidak ada
- Tidak ada sianosis
F. PENGKAJIAN DATA PNEUMONIA
1.
Aktivitas /
istirahat
o Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia
o Tanda : Letargi, penurunan toleransi terhadap
aktivitas
2.
Sirkulasi
o Gejala : riwayat gagal jantung kronis
o Tanda : takikardi, penampilan keperanan atau
pucat
3.
Integritas
Ego
o Gejala : banyak stressor, masalah finansial
4.
Makanan /
Cairan
o Gejala : kehilangan nafsu makan, mual / muntah,
riwayat DM
o Tanda : distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus,
kulit kering dengan turgor buruk, penampilan malnutrusi
5.
Neurosensori
o Gejala : sakit kepala bagian frontal
o Tanda : perubahan mental
6.
Nyeri /
Kenyamanan
o Gejala : sakit kepala, nyeri dada meningkat dan
batuk, myalgia, atralgia
7.
Pernafasan
o Gejala : merokok sigaret, takipnea, dispnea,
pernafasan dangkal, penggunaan otot aksesori, pelebaran nasal
o Tanda : sputum ; merah muda, berkarat atau
purulen
o Perkusi ; pekak diatas area yang konsolidasi,
gesekan friksi pleural
o Bunyi nafas : menurun atau tak ada di atas area
yang terlibat atau nafas Bronkial
o Framitus : taktil dan vokal meningkat dengan
konsolidasi
o Warna : pucat atau sianosis bibir / kuku
8.
Keamanan
o Gejala : riwayat gangguan sistem imun, demam
o Tanda : berkeringat, menggigil berulang,
gemetar, kemerahan, mungkin pada kasus rubela / varisela
9.
Penyuluhan
o
Gejala :
riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan analisa dari
penulis dan uraian kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Pada
pengkajian An “M” dengan bronco pneumonia keluhan demam tinggi, nafsu makan
menurun dan batuk.
Menurut teori suhu normal pada anak
36,5 – 37,50C, sedangkan berdasarkan pada kasus An”M” memiliki suhu 390C,
sehingga terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus yang sudah diamati.
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Broncopneumoni merupakan radang
paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai
bercak-bercak infiltrate. Penyebarannya disebabkan oleh bakteri, virus, jamur,
dan protozoa. Juga terdapat factor lain misalnya daya tahan tubuh menurun.
B.
Saran
·
Petugas kesehatan dan
masyarakat
Setelah melakukan asuhan kebidanan
pada anak “M” usia 2 tahun dengan bronchopneumonia di ruang anak RSU “Aminah”
Blitar diharapkan bronchopneumonia dapat di tangani dengan benar dan tepat.
Sehingga terapi dan tindakan petugas berjalan sesuai intervensi yang telah di
rencanakan. Pemberian intervensi yang benar dan tepat didukung oleh
implementasi yang maksimal serta keterangan yang jelas di harapkan bisa di
mengerti dan di terapkan dengan benar sehingga masalah teratasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar