BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembangunan kesehatan
masyarakat desa (PKMD) adalah rangkaian kegiatan masyarakat dan swadaya dalam
rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi
kebutuhannya dibidang kesehatan dan bidang lain yang berkaitan agar mampu
mencapai kehidupan sehat sejahtera.
(Effendy, 1998).
Mengenai asuhan
kebidanan keluarga ini disesuaikan dengan jangka dan kemampuan penyusun agar
dalam pelaksanaannya dapat memberikan bantuan terutama yang dibahas pada
laporan ini adalah tentang kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu
meneteki, dan KB. Dalam hal ini mahasiswa terjun kemasyarakat membantu
masyarakat yang memiliki masalah kesehatan khususnya dalam keluarga, membantu
mengatasi masalah tersebut bersama-sama masyarakat (keluarga) desa tersebut.
Masalah kesehatan yang dapat muncul dalam masa yang dikatakan rawan pada masa
bayi.
Meningkatkan perjuangan
hak asasi wanita dalam meniti karir untuk bekerja diluar rumah sampai pada
titik kritis dengan meninggalkan tugas utamanya untuk memberikan asi dan
menggantikan dengan susu formula. Kecenderungan demikian telah mencapai titik
yang sangat rawan sehingga pemerintah mengambil sikap untuk mengembalikan
fungsi dasar wanita untuk dapat memberikan asi.
1.2
Tujuan
- Tujuan Umum
mampu mengembangkan pola
pikir ilmiah dalam melaksanakan asuhan kebidanan keluarga serta mampu memahami
dan memperoleh pengalaman dan ketrampilan dalam memberikan motivasi kepada
keluarga untuk memberikan asi eksklusif pada bayi sampai umur 6 bulan.
- Tujuan Khusus
setelah dilakukan asuhan
kebidanan diharapkan mahasiswa mampu
v Menjelaskan pada keluarga tentang
¨ Pengertian perawatan payudara
¨ Etiologi
¨ Jenis atau tingkatan perawatan
payudara
¨ Komplikasi
¨ Penanganan
¨ Cara perawatan perawatan payudara
v Memotivasi ibu dan keluarga untuk
melakukan perawatan payudara secara mandiri
v Mengevaluasi hasil tindakan
1.3
Metode Penulisan
Ø Wawancara / anamnese
Komunikasi
langsung yang bertujuan untuk mencari informasi guna melengkapi data pasien
dengan cara berkomunikasi dengan keluarga untuk memperoleh data yang akurat.
Ø Evaluasi
Dengan
cara mengevaluasi melalui kunjungan rumah untuk memperoleh data tentang kesehatan pasien.
Ø Studi dokumentasi
Memperoleh
dan melengkapi data dengan cara melihat catatan(status pasien) untuk
mendapatkan data tentang kesehatan pasien.
Ø Studi pustaka
Dari
buku penunjang
1.4
Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
I.2 Tujuan
I.3 Metode Penulisan
I.4 Sistematika Penulisan
Bab II Tinjauan Pustaka
II.1 Konsep Keluarga
II.2 Konsep Dasar Nifas
II.3 Konsep Perawatan Payudara
Bab III Asuhan Kebidanan
dengan Masalah Kebidanan
III.1 Pengkajian
III.2 Menentukan Diagnosa/Masalah Kebidana
III.3 Menentukan Prioritas Masalah
III.4 Perencanaan
III.5 Pelaksanaan
III.6 Evaluasi
III.7 Catatan Perkembangan
Bab IV Pembahasan
Bab V Penutup
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.2 Konsep Dasar Nifas
1.
Definisi nifas
v Masa nifas adalah masa pulih kembali alat kandungan seperti sebelum
hamil,yang dimulai dari persalinan selesai. Lama masa nifas 6-8 minggu.
(Mochtar, Rustam. 1998).
v Masa nifas dimulai setelah placenta lahir dan berakhir setelah alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu.
(Buku Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2002).
v Kala puerperium merupakan waktu yang diperlukan untuk memulihkan
alat kandungan pada keadaan normal. (Ida Bagus, 1998).
2.
Tujuan asuhan masa nifas
·
Agar masa nifas berjalan normal
·
Mencegah keadaan gawat darurat
pada ibu seperti perdarahan, kejang, dan panas
·
Mencegah adanya
penyulit/masalah ibu yang memerlukan rujukan seperti abses payudara. (Melyna
Huliana. 2003)
3.
Periode nifas
a.
Puerperium dini
Puerperium dini yaitu
kepulihan dimana ibu sudah diperbolehkan berdiri dan berjalan.
b.
Puerperium intermedial
Puerperium intermedial
yaitu kepulihan menyeluruh alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
c.
Remote puerperium
Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih
dan sehat sempurna terutama selama hamil atau waktu persalinan terjadi
komplikasi. (Sarwono Prawirohardjo. 2002)
4.
Proses masa nifas
Kejadian penting dalam masa nifas antara lain:
a.
Laktasi
v Pengertian laktasi
Þ
Laktasi yaitu pembentukan dan
pengeluaran ASI.
Þ
Laktasi merupakan cara yang
ideal bagi ibu untuk memberikan kasih sayang pada anaknya dengan cara terbaik
guna memenuhi kebutuhan gizi bayi.
v Fisiologi laktasi
o
Pada masa hamil terjadi perubahan
payudara terutama mengenai ukurannya. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya
kelenjar payudara karena proliferasi sel duktus laktiferus dan sel kelenjar
pembuatan ASI
o
Proses proliferasi dipengaruhi
oleh hormon yang dihasilkan oleh plasenta yaitu laktogen, prolaktin, korio
gonadotropin, estrogen, dan progesteron.
o
Setelah persalinan kadar
estrogen dan progestron menurun dengan lepasnya plasenta. Sedangkan prolaktin
tetap tinggi sehingga ASI dapat
segera keluar. Pengeluaran ASI
dimulai dari hari kedua-ketiga postpartum.
v Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan pengeluaran ASI antara lain:
a.
Nutrisi
Kebutuhan gizi pada ibu nifas dan menyusui meningkat 25% guna
memproduksi ASI dan memenuhi
kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali dari biasanya.Nutrisi yang dikonsumsi
ibu akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI
yang diproduksi ibu.
b.
Anatomi payudara
Þ
Payudara tersusun atas jaringan
kelenjar, jaringan ikat, dan jaringan lemak.
Þ
Diameter payudara ± 10-12 cm
Þ
Berat payudara pra hamil ± 200
gram,pada akhir kehamilan ± 400-600 gram, pada masa menyusui ± 600-800 gram.
Þ
Bagian payudara
a.
Korpus / badan merupakan bagian
yang besar
b.
Aerolla mamae merupakan bagian
tengah yang berwarna kehitaman.
c.
Papilla mamae merupakan bagian
yang menonjol di puncak payudara.
Þ
Struktur payudara
a.
Kulit
b.
Jaringan subkutan
c.
Corpus mamae
c.
Faktor hisapan bayi
Sewaktu bayi menyusu, ujung saraf peraba yang terdapat pada puting
susu akan terangsang. Kemudian rangsangan dibawa ke hipotalamus dilanjutkan
kebagian depan kelenjar hipofise yang memicu pengeluaran hormon prolaktin ka
dalam darah. Prolaktin akan memacu sel kelenjar untuk memproduksi ASI. Semakin sering bayi menyusu semakin banyak ASI yang diproduksi sel kelenjar.
d.
Faktor obat
Usahakan ibu agar tidak mengkonsumsi obat-obatan karena obat akan
mempengaruhi kualitas ASI.
e.
Faktor psikologis
Psikis ibu
akan mempengaruhi produksi ASI,
dimana fungsi otak berperan dalam memacu / menghambat kelenjar hipotalamus
untuk menghasilkan hormon. Hormon yang dihasilkan berpengaruh penting
dalam memproduksi prolaktin yang sebagai
pelancar ASI dan oksitosin sebagai
perangsang kontraksi rahim.
5.
Psikologi masa nifas
Psikologi
masa nifas terbagi manjadi 3 fase, antara lain:
v Taking in
Merupakan
periode ketergantungan yang berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua
postpartum.
v Taking hold
Terjadi
pada hari ketiga sampai hari ke-10 postpartum. Pada fase ini ibu merasa
khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam merawat bayi.
v Letting go
Merupakan
fase menerima tanggung jawab akan ketidakmampuan dan tanggung jawab dalam
merawat bayi. (Meliyna Huliana. 2003)
6.
Pengawasan masa nifas
a.
6-8 jam postpartum
§ Menilai perdarahan
§ Memeriksa bayi untuk pertama kalinya
§ Mengajarkan pada ibu dan keluarga tentang kebutuhan bayi agar tetap
sehat
§ Memastikan bayi tetap hangat dan diberi ASI
segera setelah lahir.
b.
3 hari postpartum
o
Ibu berangsur pulih kembalidan
cukup istirahat
o
Apakah terdapat tanda infeksi
dan perdarahan banyak
o
Ibu paham tentang tanda bahaya
dan cara perawatan bayinya
o
Ibu menyusui dengan baik
o
Tali pusat dirawat dengan baik
o
Ibu nerapkan nasehat petugas
tentang perawatan bayi
o
Ibu dianjurkan minum tablet Fe
sampai 40 hari postpartum
c.
2 minggu postpartum
·
Rahim ibu hampir kembali seperi
prahamil
·
Berat badan bayi bertambah
·
Tali pusat puput dan lukanya
mengering
·
Beri penjelasan pada ibu
tentang cara merawat diri dan bayinya.
d.
6 minggu postpartum
¨
Mengenali adanya tanda bahaya
bila ada
¨
Beri konseling KB
¨Beri penjelasan tentang perawatan bayi selanjutnya. (Sarwono
Prawirohardjo. 2002)
7.
Masalah yang mungkin terjadi
Ø Suhu badan
Ø Perinium
Ø Sistitis
Ø Mastitis
Ø His pengiring
Ø Perdarahan
8.
Penatalaksanaan
a.
Keadaan umum : baik
Kesadaran :
composmentis
TTV : tekanan darah : sistol 110-140 mmHg,diastol 70- 90 mmHg.
nadi :
70-90 kali/menit
pernapasan :
18-24 kali/menit
suhu :
36-37o C
b.
Pemeriksaan khusus
Laktasi
Payudara membesar, putting susu menonjol/tenggelam, konsistensi
kenyal/lembek, terdapat bendungan ASI/tidak,
terdapat pengeluaran kolostrum/tidak.
Involusi
§ Fundus uteri : TFU, kontraksi uterus baik/tidak
§ Kandung kencing : penuh/tidak
§ Lochea : jenis, warna, bau, konsistensi, jumlah
§ Perinium : terdapat luka episiotomi/tidak, terdapat
jahitan/tidak, bersih/kotor, keadaannya
baik/tidak, terdapat tanda-tanda
infeksi/tidak.
Eliminasi
BAK lancar/tidak, warna, bau
BAB lancar/tidak, keras/lembek, warna
c.
Kebutuhan dasar masa nifas
o
Laktasi
o
Mobilisasi
o
Kebersihan diri
o
Nutrisi
o
Perawatan payudara
§ Anjurkan ibu untuk menjaga payudara tetap bersih dan kering,
terutama putting susu.
§ Gunakan BH yang menyokong payudara
§ Oleskan ASI tiap kali
menyusui, menghindari putting lecet, istirahatkan selama 24 jam jika putting
lecet sangat berat. Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum paracetamol 1
tablet setiap 4-6 jam.
o
Eliminasi
BAK : Pengeluaran urin meningkat pada 24-48 jam
pertama postpartum, berlangsung selama 5 hari. Ibu postpartum mayoritas
mengalami kesulitan kencing karena spingter uretra mengalami tekanan oleh
kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus spingter ani selama persalinan.
Apabila kandung kencing penuh ibu akan mengalami kesulitan kencing sendiri,
sehingga memerlukan kateterisasi.
BAB : Pada hari kedua
postpartum sebaiknya ibu saudah bisa BAB.
Jika sampai hari ketiga belum bisa BAB gunakan pencahar
berbentuk
suppositoria. (Melyna Huliana. 2003)
9.
KIE
Perawatan puting susu
o Kompres kedua putting susu dengan kapas yang telah dibasahi minyak
selama 5 menit agar kotoran disekitar putting mudah terangkat.
o Jika puting susu, normal oleskan minyak pada ibu jari dan telunjuk.
Lalu letakkan keduanya pada putting susu. Lakukan gerakan memutar kearah dalam
sebanyak 30 kali putaran untuk kedua putting susu. Gerakan ini untuk
meningkatkan elastisitas otot pada putting susu.
o Jika putting susu datar/tenggelam, letakkan kedua ibu jari disebelah
kiri dan kanan atau di atas dan bawah putting susu, kemudian tekan dan
hentakkan kearah luar menjauhi putting susu secara perlahan.
Lakukan
langkah perawatan perawatan di atas sebanyak 4-5 kali pada pagi dan sore hari.s
Manfaat ASI
Bagi ibu :
Ø Mempercepat pengembalian rahim kebentuk semula
Ø Mengurangi perdarahan postpartum
Ø Mengurangi biaya pengeluaran karena ASI
tidak perlu beli
Ø Menurunkan berat badan secara bertahap
Ø Sebagai kontrasepsi
Bagi bayi :
Ø Komposisi ASI sesuai
dan tepat bagi bayi
Ø ASI
mengandung zat antibody
Ø ASI mudah
diserap oleh bayi. (Melyna Huliana, 2003).
Nutrisi
Anjurkan ibu untuk menambah konsumsi makanan yang mengandung
kualitas da kuantitas gizi tinggi. Kebutuhan gizi ibu nifas meningkat 25%.
KB
2.3 Konsep
Perawatan Payudara
2.3.1
Pengertian Payudara
Payudara adalah organ reproduksi tambahan pada
wanita atau biasanya disebut kelenjar susu. Tiap payudara berisi antara 15 dan
20 lobus, tersebar dari puting susu, lobus terdiri atas ratusan sel yang
memproduksi susu.
2.3.2
Perawatan Payudara
Ø Perawatan mamae telah dimulai sejak wanita hamil
supaya puting susu lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk
menyusui bayinya. Bila bayi meninggal laktasi harus dihentikan dengan cara :
a. Pemalutan mamae sampai tertekan
b.Pemberian obat ekstrogen untuk suspensi LH seperti
tablet lynoral dan periodel
Ø Dalam perawatan payudara perlu diperhatikan
a. Kebersihan puting susu
Sebelum dan sesudah ditekan puting
susu harus dibersihkan dengan air masak caranya kapas direndam dalam air hangat
kemudian digunakan untuk membersihkan puting susu.
b.Penggunaan kutang/ bra
Macam kutang yang dipakai harus
sedemikian rupa, sehingga tidak menekan pada puting susu dapat menjaga buah
dada.
c. Agar pembentukan air susu lancar maka buah dada
yang baru ditekan dan belum habis maka harus segera dikosongkan dengan cara
memerahkan dengan tangan atau dipompa.
2.3.3 Tujuan
dilakukan perawatan payudara
- Memperlancar dan memperbanyak pengeluaran ASI
- Memberikan rasa nyaman pada ibu
- Menonjolkan puting susu yang tenggelam
- Menjaga bentuk payudara
- Mencegah bendungan ASI
2.3.4Dilakukan pada :
- Ibu hamil trimester tiga (UK 28-42 minggu)
- Ibu Nifas Yang Menyusui
1.
Faktor – factor yang mempengaruhi produksi ASI menurut Soetjiningsih
(1997):
1.
Makanan yang bergizi
2.
Pikiran yang tenang, dan cukup
istirahat
3.
Faktor isapan anak, yaitu :
§Sering atau tidaknya bayi menghisap
§Kuat atau tidaknya bayi menghisap
4.
Perawatan payudara yang baik
2.
Pelaksanaan menurut Soetjiningsih (1997)
Dilakukan sehari 2x, dapat dilakukan pada waktu akan mandi atau
waktu yang lain.
Perawatan
payudara pada waktu ibu menyusui :
§
Persiapan alat
-
Minyak steril atau baby oil
-
Kapas
-
Waskom 2 (untuk air hangat dan
dingin)
-
Handuk kering
-
BH khusus untuk ibu yang
menyusui, yaitu BH yang menompang / menyangga payudara
§
Langkah – langkah
-
Cuci tangan sebelum melakukan
perawatan payudra
-
Sesudah itu dibersihkan putting
dai kerak - kerak
§
Pengurutan I
Licinkan kedua telapak tangan
dengan minyak, tempatkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara
-
Arah urutan dimulai kearah atas
kenudian samping (telapak tangan menuju kesisi kanan, telapak kiri kearah sisi
kiri)
-
Arah gerakan terahir adalah
melintang dibawah payudara kemudian payudara dilepas secara diguncang
§
Pengurutan II
Satu telapak tangan
menompang payudara, sedangkan tangan lainnya menggunakan sisi jari kelingking
mengurut payudara dari pangkal / atas kearah putting susu
§
Pengurutan III
Satu telapak
tangan menompang payudara, tangan lainnya menggenggam dengan menggunakan
persendian jari – jari tangan mengurut payudara dari pangkal menuju keputing
susu
§
Pengurutan IV
-
Mengompres payudara dengan
hangat dan dingin secara bergantian, sambil payudara diketuk – ketuk dengan
ujung jari – jari tangan
-
Pakailah BH yang menompang
payudara, agar setelah masa menyusui payudara tidak kendor / menggelantung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar