Rabu, 09 Januari 2013

ASKEB Abortus Incomplete


BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

1.1  Konsep Dasar Abortus
1.1.1        Definisi
·         Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan dengan cara apapun sebelum janin cukup pertumbuhannya untuk hidup.
                                                                           
·         Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau umur kehamilan kurang dari 20  minggu.

·         Abortus adalah dikeluarkan hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan dengan usia kehamilan kurang dari 28 minggu

1.1.2        Penyebab Abortus (Sarwono, 2008)
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti tetapi terdapat beberapa faktor sebagai berikut :
1.      Faktor pertumbuhan hasil konsepsi
·         Pertumbuhan zygote yang abnormal dari fetus sering menyebabkan abortus spontan. Hal penelitian dari 1000 abortus 40 % disebabkan karena ovum yang patologis atau menghilang dan yang 50-60 % abortus spontan terjadi adanya kelainan kromosome pada konsepsinya
·         Faktor lingkungan, endometrim kurang
-          Endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi hasil konsepsi
-          Gizi ibu yang kurang sehingga ibu anemia
·         Pengaruh dari luar
-          Hasil konsepsi terpengaruh dari obat radiasi menyebabkan pertumbuhan hasil konsepsi terganggu

2.      Faktor plasenta
-          Endartritis pada vili korialis menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu
-          Gangguan perdarahan darah plasenta karena penyakit hipertensi
3.      Penyakit ibu
-          Penyakit infeksi, pneumonia, typus abdominalis, malaria, sipilis, toksin, bakteri virus dan plasmodium dapat masuk kejanin melalui plasenta sehingga menyebabkan kematian janin dan kemudian terjadilah abortus
-          Kelainan endokrin : kekurangan sekresi hormone progresteron dari torpusluteum dan trofottas karena progresteron mempertahankan desidua sehingga defisiensi relatif secara teoritis mengganggu nutrusi konseptas dan dengan demikian mengakibatkan kematian
§  Malnutrisi yang berat merupakan faktor predisposisi meningkatnya kemungkinan abortus
§  Keracunan, tembaga, nikotin, alkohol
4.      Kelainan genetalia ibu
-          Konginental anomaly (hipoplasia uteri, uterus, bikarnis)
-          Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksia uteri
-          Tidak sempurnanya persiapan uterus untuk menanti bidasi dari pada ovum yang sudah dibuahi seperti endometritis
-          Uterus yang cepat meregang (kehamilan ganda)
-          Serviks inkompetensi
5.      Trauma fisik
Kecelakaan lalu lintas, jatuh, hubungan seksual, piajt
1.1.3        Pathofisiologi (menurut Sarwono, 2009)
Pada permulaan abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya sehingga menjadi benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 3 minggu hasil itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena vili karena korialis belum menembus desidua secara mendalam.
Pada kehamilan antara 8 – 14 minggu vili korialis menembus desidua lebih dalam sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang tidak dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada kehamilan 14 minggu ke atas umumnya yang mula-mula dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin disusul beberapa waktu kemudian plasenta (seperti proses persalinan). Perdarahan tidak banyak jika plsenta segera terlepas dengan lengkap.

1.1.4        Jenis-jenis Abortus
a.       Abortus spontan
1.      Abortus Imminent
Terjadi perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kalangsungan suatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan.
2.      Abortus Insipien
Perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda dimana hasil kosepsi masih berada pada kavum uteri
3.      Abortus inkomplet
Perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah keluar.
4.      Abortus komplit
Perdarahan pada kehamilan muda dimana seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan dari kavum uteri
b.      Abortus infeksiosa
Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai komplikasi infeksi. Adanya penyebaran kuman atau taksim ke dalam sirkulasi dan kavum peritoneum dapat menumlkan septicemia
c.       Retensi janin mati
Perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan retensi hasil kosepsi yang telah mati hingga 8 minggu atau lebih
d.      Abortus resiko tinggi
Upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksana tindakan tersebut tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman sehingga dapat membahayakan keselamatan jiwa pasien.
1.1.5        Komposisi Abortus (Manuaba, 2008)
Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah perdarahan, perforasi, infeksi dan syok.
1.1.6        Pemeriksaan penunjang (Manuaba, 2008)
-          Test kehamilan positif bila janin masih hidup bahkan 2-3 minggu setelah abortus
-          Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
-          Pemeriksaan Hb kadar fibunogen darah pada missed abortus
Penanganan (Sarwono,
2009) dan Kapita Selekta, 2000)
Penilaian awal
Untuk penanganan yang memadai segera dilakukan penilaian dari :
-          Keadaan umum pasien
-          Tanda-tanda shock (pusat, berkerigan banyak, tekanan sistolik < 90 mmHg, pingsan, nadi > 112 x / menit
-          Bila shock disertai dengan massa lunak di adneksa, nyeri perut bawah adanya cairan bebas dalam kavum pelvis, pikiran kehamilan ektopik terganggu
-          Tanda-tanda infeksi atau sepsis (demam tinggi, secret berbau pervaginam, nyeri perut, dinding perut tegang, dehidrasi, gelisah atau pingsan)
-          Tentukan melalui evaluasi medik apakah pasien dapat ditatalaksanakan pada fasilitas kesehatan setempat atau dirujuk (setelah dilakukan stabilisasi)
1.2  Konsep Dasar Abortus Incomplete
1.2.1        Definisi
o   Abortus incompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
(Sarwono, 2002, hal. 307)
o   Abortus incompletes adalah sebagian dari buah kehamilan telah dilahirkan tapi biasanya plasenta masih tertinggal didalam uterus.
(Rustam Mochtar, 2008, hlm. 219)
o   Abortus incompletes ditandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi dari uterus sehingga sisanya memberikan gejala klinis
(Manuaba, 2008 : 219)

1.2.2        ­Etiologi (Sarwono,2008)
Penyebab abortus incomplete antara lain :
1.      Faktor pertumbuhan hasil kpsepsi dapat menimbulkan kematian janin dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan
Gangguan pertumbuhan hasil konspeis dapat terjadi karena :
a.       Faktor kromosom
Gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom termasuk kromosom seks
b.      Faktor lingkungan endometrium
·         Endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi hasil konsepsi
·         Gizi ibu berkurang karena anemi atau terlalu pendek jarak kehamilan
c.       Pengaruh luar
·         Infeksi endometrium, endometrium belum siap menerima hasil konsepsi
·         Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan pertumbuhan konsepsi terganggu
2.      Kelainan pada plasenta
a.       Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak dapat berfungsi
b.      Gangguan pembuluh darah plasenta, peredaran pada DM
c.       Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah ke plasenta sehingga terjadi abortus
3.      Penyakit ibu
Penyakit ibu dapat secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan melalui plasenta
a.       Penyakit infeksi seperti pnemonio, tifus abdominalis, malaria, sifilis
b.      Anemia ibu melalui gangguan nutrisi dan peredaran O2 menuju sirkulasi uterus plasenta
c.       Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit diabetes militus
d.      Kelainan yang terdapat dalam rahim
Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk mioma uteri bekas operasi pada serviks
1.2.3        Patofisiologi (Sarwono, 2002)
Patofisiologi terjadi abortus melalui dari terlepasnya sebagian / seluruhnya jaringan plasenta. Yang menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2. Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya / sebagian masih tertinggal yang menyebabkan berbagai penyakit oleh karena itu keguguran memberikan gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim. Terjadi perdarahan dan disertai pengeluaran seluruh / sebagian  hasil konsepsi.
·         Bentuk perdarahan bervariasi diantaranya :
-          Sedikit-sedikit dan berlangsung lama
-          Sekaligus dalam jumlah yang besar dapat disertai gumpalan
-          Akibat perdarahan tidak menumbuhkan gangguan apapun tapi dapat menimbulkan shock, nadi meningkat, tekanan darah menurun dan anemia
·         Bentuk pengeluaran hasil konsepsi bervariasi :
-          Bentuk kehamilan dibawah 14 minggu dimana plasenta terbentuk sempurna dikeluarkan seluruh / sebagian hasil konsepsi
-          Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu sehigga terjadi ancaman baru dalam bentuk gangguan pembukaan darah
1.2.4        ­Gejala klinis yang mungkin dapat terjadi
a.       Perdarahan memanjang sampai terjadi keadaan anemia
b.      Perdarahan mendadak banyak terjadi keadaan anemia
c.       Terjadi infeksi dengan ditandai suhu tinggi
(Manuaba, 2008 : 219)
1.2.5        Pada pemeriksaan dijumpai gambaran :
a.       Kanalis servikalis terbuka
b.      Dapat terbuka jaringan dalam rahim / konalis sevkalis
c.       Konalis servikalis tertutup dan perdarahan berlangsung terus 
d.      Dengan pemeriksaan sonde perdarahan bertambah
(Manuaba, 2008 : 219)
1.2.6        Penanganan
a.       Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien dan TTV
b.      Periksa tanda-tanda syok (pucat, bertingkat, pingsan, nadi > 112 x / menit
c.       Pasang infuse dengan jarumbesar (16,9 / lebih besar) infuse ringen laktat dengan tetesan cepat (500 ml dalam 2 jam pertam)
d.      Jika perdarahan tidak seberapa banyak kehamilan ≤ 16 minggu evaluasi dapat dilakukan / dengan cunum avum untuk mengeuakrna hasil konsepsi yang keluar melalui serviks jika perdarahan berhenti, berikan oryemetri 0,2 IM/mesopastat 400 mg peroral
e.       Perdarahan banyak / terus berlangsung dan usia kehamilan < 16 minggu evakuasi hasil konsepsi dengan :
-       Aspirasi vacuum manual
-       Apabila evakuasi belum dapat dilakukan segera beri orgemetrin O,2 mg/IM
f.       Jarak kehamilan > 16 minggu
-       Berikan infuse oksotosin 20 unit dalam 500 ml cairan CV ringer lakukan 40 tetes
g.      Bersihkan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
(Syaifudin, 2002: N-13)



BAB II
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN DATA
Tanggal           : 24 Desember 2012                    
Jam                  : 21.00 WIB
Tempat            : RB 
Oleh                : Kyrana

A.      DATA SUBYEKTIF
Nama istri       : Ny. “A                                Nama Ayah    : Tn. “A
Umur               : 21 tahun                               Umur              :  25 tahun
Agama            : Islam                                    Agama            :  Islam
Pendidikan      : SMA                                    Pendidikan     :  SMA
Pekerjaan        : Swasta                                  Pekerjaan        :  Swasta    
Alamat            : Kludan 8/5 Tanggulangin     
                        Ibu mengatakan hamil pertama dengan usia kehmailan 3 bulan dan mengatakan perutnya mules serta mengeluarkan darah segar dari kemaluannya sejak pagi. HPHT : 09-09-2012
B.       DATA OBYEKTIF
Pemeriksaan umum
K/U                 : cukup
Kesadaran       : composmentis
TD                   : 120/70 mmHg, N : 84 x/menit, RR : 20x/menit, S : 36,70 C

Pemeriksaan Fisik
Muka pucat, ekspresi ibu tampak pucat
Konjungtiva merah muda, sclera putih
Putting susu menonjol
Tidak ada luka bekas operasi, terdapat nyeri tekan, TFU 3 jari atas simphisis
Genetalia terlihat darah segar, tidak oedema
Ekstremitas atas dan bawah tidak oedema dan tidak varises
Pemeriksaan Dalam (VT) :
VT Ø 1 jari longgar, fluksus (+) teraba jaringan

C.       ASSASEMENT
GI P0000 Ab000 15 minggu 1 hari dengan Abortus Incomplete

D.       PENATALAKSANAAN
1.             Menginformasikan hasil pemeriksaan dan rencana asuhan, ibu memahami
2.             Melakukan informed consent, keluarga menyetujui
3.             Kolaborasi dengan dokter advice pasang infus RL 20 tetes/menit untuk tindakan curretage, infus sudah terpasang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar