BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Konsep Dasar Abortus
1.1.1
Definisi
·
Abortus adalah berakhirnya
suatu kehamilan dengan cara apapun sebelum janin cukup pertumbuhannya untuk
hidup.
·
Abortus adalah berakhirnya
kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau umur kehamilan kurang dari
20 minggu.
·
Abortus adalah dikeluarkan
hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan dengan usia kehamilan
kurang dari 28 minggu
1.1.2
Penyebab Abortus
(Sarwono, 2008)
Penyebab keguguran sebagian
besar tidak diketahui secara pasti tetapi terdapat beberapa faktor sebagai
berikut :
1.
Faktor pertumbuhan hasil
konsepsi
·
Pertumbuhan zygote yang
abnormal dari fetus sering menyebabkan abortus spontan. Hal penelitian dari
1000 abortus 40 % disebabkan karena ovum yang patologis atau menghilang dan
yang 50-60 % abortus spontan terjadi adanya kelainan kromosome pada konsepsinya
·
Faktor lingkungan, endometrim
kurang
-
Endometrium yang belum siap
untuk menerima implantasi hasil konsepsi
-
Gizi ibu yang kurang sehingga
ibu anemia
·
Pengaruh dari luar
-
Hasil konsepsi terpengaruh dari
obat radiasi menyebabkan pertumbuhan hasil konsepsi terganggu
2.
Faktor plasenta
-
Endartritis pada vili korialis
menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu
-
Gangguan perdarahan darah
plasenta karena penyakit hipertensi
3.
Penyakit ibu
-
Penyakit infeksi, pneumonia,
typus abdominalis, malaria, sipilis, toksin, bakteri virus dan plasmodium dapat
masuk kejanin melalui plasenta sehingga menyebabkan kematian janin dan kemudian
terjadilah abortus
-
Kelainan endokrin : kekurangan
sekresi hormone progresteron dari torpusluteum dan trofottas karena
progresteron mempertahankan desidua sehingga defisiensi relatif secara teoritis
mengganggu nutrusi konseptas dan dengan demikian mengakibatkan kematian
§ Malnutrisi yang berat merupakan faktor predisposisi meningkatnya
kemungkinan abortus
§ Keracunan, tembaga, nikotin, alkohol
4.
Kelainan genetalia ibu
-
Konginental anomaly (hipoplasia
uteri, uterus, bikarnis)
-
Kelainan letak dari uterus
seperti retrofleksia uteri
-
Tidak sempurnanya persiapan
uterus untuk menanti bidasi dari pada ovum yang sudah dibuahi seperti
endometritis
-
Uterus yang cepat meregang
(kehamilan ganda)
-
Serviks inkompetensi
5.
Trauma fisik
Kecelakaan lalu lintas,
jatuh, hubungan seksual, piajt
1.1.3
Pathofisiologi (menurut
Sarwono, 2009)
Pada
permulaan abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis diikuti oleh
nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas
sebagian atau seluruhnya sehingga menjadi benda asing dalam uterus. Keadaan ini
menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan
kurang dari 3 minggu hasil itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena vili
karena korialis belum menembus desidua secara mendalam.
Pada kehamilan
antara 8 – 14 minggu vili korialis menembus desidua lebih dalam sehingga
umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang tidak dapat menyebabkan banyak
perdarahan. Pada kehamilan 14 minggu ke atas umumnya yang mula-mula dikeluarkan
setelah ketuban pecah ialah janin disusul beberapa waktu kemudian plasenta
(seperti proses persalinan). Perdarahan tidak banyak jika plsenta segera
terlepas dengan lengkap.
1.1.4
Jenis-jenis Abortus
a.
Abortus spontan
1.
Abortus Imminent
Terjadi perdarahan bercak
yang menunjukkan ancaman terhadap kalangsungan suatu kehamilan. Dalam kondisi
seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan.
2.
Abortus Insipien
Perdarahan ringan hingga
sedang pada kehamilan muda dimana hasil kosepsi masih berada pada kavum uteri
3.
Abortus inkomplet
Perdarahan pada kehamilan
muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah keluar.
4.
Abortus komplit
Perdarahan pada kehamilan
muda dimana seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan dari kavum uteri
b.
Abortus infeksiosa
Abortus infeksiosa adalah
abortus yang disertai komplikasi infeksi. Adanya penyebaran kuman atau taksim
ke dalam sirkulasi dan kavum peritoneum dapat menumlkan septicemia
c.
Retensi janin mati
Perdarahan pada kehamilan
muda disertai dengan retensi hasil kosepsi yang telah mati hingga 8 minggu atau
lebih
d.
Abortus resiko tinggi
Upaya untuk terminasi
kehamilan muda dimana pelaksana tindakan tersebut tidak mempunyai cukup
keahlian dan prosedur standar yang aman sehingga dapat membahayakan keselamatan
jiwa pasien.
1.1.5
Komposisi Abortus
(Manuaba, 2008)
Komplikasi yang berbahaya
pada abortus ialah perdarahan, perforasi, infeksi dan syok.
1.1.6
Pemeriksaan penunjang
(Manuaba, 2008)
-
Test kehamilan positif bila
janin masih hidup bahkan 2-3 minggu setelah abortus
-
Pemeriksaan Doppler atau USG
untuk menentukan apakah janin masih hidup
-
Pemeriksaan Hb kadar fibunogen
darah pada missed abortus
Penanganan (Sarwono, 2009) dan Kapita Selekta, 2000)
Penanganan (Sarwono, 2009) dan Kapita Selekta, 2000)
Penilaian awal
Untuk penanganan yang memadai segera dilakukan penilaian dari :
-
Keadaan umum pasien
-
Tanda-tanda shock (pusat,
berkerigan banyak, tekanan sistolik < 90 mmHg, pingsan, nadi > 112 x /
menit
-
Bila shock disertai dengan massa lunak di adneksa,
nyeri perut bawah adanya cairan bebas dalam kavum pelvis, pikiran kehamilan ektopik
terganggu
-
Tanda-tanda infeksi atau sepsis
(demam tinggi, secret berbau pervaginam, nyeri perut, dinding perut tegang,
dehidrasi, gelisah atau pingsan)
-
Tentukan melalui evaluasi medik
apakah pasien dapat ditatalaksanakan pada fasilitas kesehatan setempat atau
dirujuk (setelah dilakukan stabilisasi)
1.2 Konsep Dasar Abortus Incomplete
1.2.1
Definisi
o Abortus incompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
(Sarwono, 2002, hal. 307)
o Abortus incompletes adalah sebagian dari buah kehamilan telah
dilahirkan tapi biasanya plasenta masih tertinggal didalam uterus.
(Rustam Mochtar, 2008, hlm. 219)
o Abortus incompletes ditandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil
konsepsi dari uterus sehingga sisanya memberikan gejala klinis
(Manuaba, 2008 : 219)
1.2.2
Etiologi (Sarwono,2008)
Penyebab abortus incomplete antara lain :
1. Faktor pertumbuhan hasil kpsepsi dapat menimbulkan kematian janin
dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan
Gangguan
pertumbuhan hasil konspeis dapat terjadi karena :
a.
Faktor kromosom
Gangguan
terjadi sejak semula pertemuan kromosom termasuk kromosom seks
b.
Faktor lingkungan endometrium
·
Endometrium yang belum siap
untuk menerima implantasi hasil konsepsi
·
Gizi ibu berkurang karena anemi
atau terlalu pendek jarak kehamilan
c.
Pengaruh luar
·
Infeksi endometrium,
endometrium belum siap menerima hasil konsepsi
·
Hasil konsepsi terpengaruh oleh
obat dan radiasi menyebabkan pertumbuhan konsepsi terganggu
2. Kelainan pada plasenta
a.
Infeksi pada plasenta dengan
berbagai sebab, sehingga plasenta tidak dapat berfungsi
b.
Gangguan pembuluh darah
plasenta, peredaran pada DM
c.
Hipertensi menyebabkan gangguan
peredaran darah ke plasenta sehingga terjadi abortus
3. Penyakit ibu
Penyakit ibu
dapat secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan melalui
plasenta
a.
Penyakit infeksi seperti
pnemonio, tifus abdominalis, malaria, sifilis
b.
Anemia ibu melalui gangguan
nutrisi dan peredaran O2 menuju sirkulasi uterus plasenta
c.
Penyakit menahun ibu seperti
hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit diabetes militus
d.
Kelainan yang terdapat dalam
rahim
Rahim merupakan tempat
tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk mioma uteri
bekas operasi pada serviks
1.2.3
Patofisiologi (Sarwono,
2002)
Patofisiologi
terjadi abortus melalui dari terlepasnya sebagian / seluruhnya jaringan
plasenta. Yang menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2.
Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya / sebagian masih
tertinggal yang menyebabkan berbagai penyakit oleh karena itu keguguran
memberikan gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim. Terjadi perdarahan
dan disertai pengeluaran seluruh / sebagian
hasil konsepsi.
·
Bentuk perdarahan bervariasi
diantaranya :
-
Sedikit-sedikit dan berlangsung
lama
-
Sekaligus dalam jumlah yang
besar dapat disertai gumpalan
-
Akibat perdarahan tidak
menumbuhkan gangguan apapun tapi dapat menimbulkan shock, nadi meningkat,
tekanan darah menurun dan anemia
·
Bentuk pengeluaran hasil
konsepsi bervariasi :
-
Bentuk kehamilan dibawah 14
minggu dimana plasenta terbentuk sempurna dikeluarkan seluruh / sebagian hasil
konsepsi
-
Hasil konsepsi tidak
dikeluarkan lebih dari 6 minggu sehigga terjadi ancaman baru dalam bentuk
gangguan pembukaan darah
1.2.4
Gejala klinis yang
mungkin dapat terjadi
a.
Perdarahan memanjang sampai
terjadi keadaan anemia
b.
Perdarahan mendadak banyak
terjadi keadaan anemia
c.
Terjadi infeksi dengan ditandai
suhu tinggi
(Manuaba, 2008 : 219)
1.2.5
Pada pemeriksaan
dijumpai gambaran :
a.
Kanalis servikalis terbuka
b.
Dapat terbuka jaringan dalam
rahim / konalis sevkalis
c.
Konalis servikalis tertutup dan
perdarahan berlangsung terus
d.
Dengan pemeriksaan sonde
perdarahan bertambah
(Manuaba, 2008 : 219)
1.2.6
Penanganan
a. Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien dan TTV
b. Periksa tanda-tanda syok (pucat, bertingkat, pingsan, nadi > 112
x / menit
c. Pasang infuse dengan jarumbesar (16,9 / lebih besar) infuse ringen
laktat dengan tetesan cepat (500 ml dalam 2 jam pertam)
d. Jika perdarahan tidak seberapa banyak kehamilan ≤ 16 minggu evaluasi
dapat dilakukan / dengan cunum avum untuk mengeuakrna hasil konsepsi yang
keluar melalui serviks jika perdarahan berhenti, berikan oryemetri 0,2
IM/mesopastat 400 mg peroral
e. Perdarahan banyak / terus berlangsung dan usia kehamilan < 16
minggu evakuasi hasil konsepsi dengan :
- Aspirasi vacuum manual
- Apabila evakuasi belum dapat dilakukan segera beri orgemetrin O,2
mg/IM
f. Jarak kehamilan > 16 minggu
- Berikan infuse oksotosin 20 unit dalam 500 ml cairan CV ringer lakukan
40 tetes
g. Bersihkan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
(Syaifudin, 2002: N-13)
BAB II
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN DATA
Tanggal : 24 Desember 2012
Jam : 21.00 WIB
Tempat : RB
Oleh : Kyrana
A.
DATA SUBYEKTIF
Nama istri : Ny. “A” Nama
Ayah : Tn.
“A”
Umur : 21 tahun Umur
: 25 tahun
Agama : Islam Agama
: Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan
: SMA
Pekerjaan : Swasta
Pekerjaan
: Swasta
Alamat : Kludan
8/5 Tanggulangin
Ibu
mengatakan hamil pertama dengan usia kehmailan 3 bulan dan mengatakan perutnya
mules serta mengeluarkan darah segar dari kemaluannya sejak pagi. HPHT :
09-09-2012
B.
DATA OBYEKTIF
Pemeriksaan
umum
K/U
: cukup
Kesadaran : composmentis
TD : 120/70 mmHg, N : 84 x/menit, RR : 20x/menit, S : 36,70 C
Pemeriksaan Fisik
Muka pucat, ekspresi ibu tampak pucat
Konjungtiva merah muda, sclera putih
Putting susu menonjol
Tidak ada luka bekas operasi, terdapat nyeri
tekan, TFU 3 jari atas simphisis
Genetalia terlihat darah segar, tidak oedema
Ekstremitas atas dan bawah tidak oedema dan tidak
varises
Pemeriksaan Dalam (VT) :
VT Ø 1 jari longgar, fluksus (+) teraba jaringan
C.
ASSASEMENT
GI P0000 Ab000 15
minggu 1 hari dengan Abortus Incomplete
D.
PENATALAKSANAAN
1.
Menginformasikan
hasil pemeriksaan dan rencana asuhan, ibu memahami
2.
Melakukan
informed consent, keluarga menyetujui
3.
Kolaborasi
dengan dokter advice pasang infus RL 20 tetes/menit untuk tindakan curretage,
infus sudah terpasang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar