“Iya, nih fotonya.”Sambil
menyodorkan selembar foto seorang tokoh idola cowok yang tampan padaku.
“Kerenn banget.kalo dilihat dari
deket, Kent Imura kelihatan lebih cakep ya.”
“Hei, hei Sayaka.Ngeliatin fotonya
biasa aja dong, tuh matamu sampek gak berkedip.”
“Iya nih, sangking cakepnya aku
sampek gak sadar.”Gurauku.“Ya udah aku mau simpen di buku harianku ahh, biar
setiap saat bisa kuliat.”
Aku
pun membuka isi tasku dan mencari buku harian.Aneh, kok gak ada ya?Padahal
seingatku selaluu kusimpan ditas.
“Kenapa Sayaka?”
“Buku harianku gak ada.Padahal
selalu ada ditas, kok gak ada ya?”
“Mungkin aja kamu lupa naruhnya
kali.Coba kamu cari aja dirumah.”
“Iya juga yah, ya udah nanti coba
aku cari dirumah.”
“Oh iya gimana kabarmu dengan kak
Taka.”
“Oo itu, aku gak tau.”Singkatku.
“Ya aku emang gak tau.Saat kemarin
aku bertanya dan meminta penjelasan, dia hanya mengucapkan kata maaf saja.”
“Dia itu emang bener-bener brengsek.
Bisanya Cuma bilang maaf aja, nanti juga kalo udah dimaafin pasti akan
ngelakuin hal yang sama lagi. Cowok kayak gitu mending dibuang aja kelaut.”
“Udah, udah.Aku gak apa-apa kok.
Mungkin dia sekarang udah berubah.” Belaku.
“Dasar playboy.Bisa-bisanya dia
mempermainkan cewek sabar kayak kamu ini. Udah jelas-jelas dia sering
berselingkuh, tapi malah gak pernah ngaku.”Melihat kekesalan diwajah temenku
itu, aku pun tersenyum. “Ehh Sayaka, kenapa kamu malah ketawa sih?”
Saat
sedang asyik bercanda, tiba-tiba ada seorang cowok yang datang menghampiriku.
“Sayaka, cepat lari.Dia itu
Akiyoshi, dia cowok yang sangat berbahaya. Cepat lari.” Teriak temenku.
Sontak
aku pun berlari sekencang-kencangnya menjauhi cowok itu.Namun cowok itu tetep
saja mengejarku.Siapa dia?Kenapa dia mengejarku?Apa urusan dia mengejarku?
Padahal sebelumnya aku tak pernah bertemu dengannya?Sangking kencangnya
berlari, aku gak sadar ada sebuah batu didepan.Aku pun tersandung, namun dengan
sigap cowok itu menangkapku.
“Kamu gak apa-apa?” tanyanya
khawatir.Wajahnya cukup tampan, gak seperti cowok yang berbahaya.
Saat
kulihat lengannya penuh dengan tato.
“Wahh indah sekali.” Kagumku.
Dia
pun tiba-tiba melepaskan pelukannya.Kulihat wajahnya memerah.
“Kamu ngomong apa sih?”
“Tato itu kalo dilihat dari dekat
ternyata indah banget ya.Baru kali ini aku melihat tato seindah itu.”
Kata-kataku
itu sejenak membuatnya terdiam.Sepertinya dia malu.
“Kamu Sayaka kan?” tanyanya dingin.
“I..iya. kok kamu tau namaku?”
“Nih, aku kembalikan bukumu.” Dia
melemparkan sebuah buku kepadaku.
Buku
harianku.Ternyata buku harianku ada di dia.
“Aku temukan buku itu di loker
tempatmu.Jadi langsung ku ambil, lain kali kalo naruh buku harus hati-hati.Jangan
sampai terjatuh lagi, karena aku gak akan mengambilnya lagi untukmu.”
“Te..terima kasih ya.”
Kutersenyum.Sejenak mataku terpesona dengan keindahan tato yang ada
dilengannya.“Tato itu, sakit ya kalo di gambar?”
“Emang kenapa?”
“Mungkin kalo dilihat agak serem
sih, tapi kalo dilihat dari dekat indah banget.Hasil karya tangan manusia,
bener-bener cantik.Aku jadi pengen di tato juga.”
“Hei, tato itu Cuma buat cowok
aja.Cewek gak pantes, karena mereka terlalu lemah.”
Dia pun langsung pergi.Cowok itu
tampan banget ya, meski pun banyak tato dilengannya tapi sepertinya dia cowok
yang baik.kenapa dadaku berdebar-debar ya? Aku jadi pengen ketemu lagi
dengannya.
“Sayaka, gimana kemarin? Kamu gak
apa-apa kan?”
“Aku gak apa-apa kok, dia hanya mau
mengembalikan buku harianku saja.”
“Syukurlah kalo kamu emang gak
apa-apa.Tapi kok aneh ya, kenapa dia mau kesini hanya untuk mengembalikan buku
harianmu?Kamu harus berhati-hati loh Sayaka, dia itu cowok yang sangat
berbahaya.Bahkan seluruh sekolah pun takut dengannya.”
“Tapi menurutku dia cowok yang baik,
wajahnya juga tampan.”Belaku.
“Emang sih dia tampan.Andaikan aja
dia gak punya tato, aku pasti mau jadi pacarnya.”Guraunya.
Saat
sedang mengobrol tiba-tiba seorang cowok lewat didepan kelasku, dia sedikit
tersenyum padaku.
“Bukannya itu Akiyoshi.” Ucapku.Aku
pun langsung mengejarnya.
“Sayaka, kamu mau kemana? Jangan
dekati dia. Dia sangat berbahaya.” Teriak temenku.
Tapi
aku gak memperdulikannya,aku tetap mengejar Akiyoshi. Kemana dia pergi ya?Kok
cepet banget ngilangnya.Sepertinya dia masuk ke kelas 3 deh, coba kulihat.Saat
kubuka pintu kelas 3, aku bener-bener terkejut melihat Akiyoshi menghajar kak
Taka.Kak Taka babak belur dihajar olehnya.Aku pun langsung tertunduk lesu,
kakiku tak mampu lagi untuk berdiri.Kenapa dia menghajar kak Taka.Benarkah?Benarkah
yang kulihat sekarang?Benarkah dia sangat berbahaya.Perlahan Akiyoshi
mendekatiku.
“Maaf, kemarin aku gak sengaja
sedikit membaca buku harianmu. Mulai sekarang kamu gak perlu sedih lagi sama
cowok itu ya, aku udah ngasih dia pelajaran.”
Aku
hanya terdiam, mulutku terkunci melihat semua kejadian itu.Ternyata Akiyoshi
sempat membaca buku harianku.Apa dia melakukannya karena dia khawatir padaku? Akiyoshi
pun beranjak menjauhiku.Gak mungkin, gak mungkin Akiyoshi seperti itu.Akiyoshi
berbuat seperti itu hanya karena ingin melindungiku.Aku pun bergegas berdiri
dan mengejarnya.
“Akiyoshi!!!” teriakku.Kulihat dia
sedang berjalan menuju halaman sekolah.Tiba-tiba aku langsung memeluknya.“Jangan
pergi.” Ucapku sambil menangis.
“Kenapa kamu menangis? Cewek cantik
sepertimu gak pantas nangis.” Ucapnya sambil mengusap air mata dipipiku.
“Te..terima kasih ya, Akiyoshi.”
“Aku gak mau ucapan terima kasih,
aku Cuma butuh janji.”
“Janji.Janji apa?”
“Mulai sekarang kamu harus janji gak
akan sedih lagi.karena aku gak akan pernah mengusap air matamu lagi.”
Dan
tiba-tiba Akiyoshi pun menciumku.Ciumannya bener-bener lembut.Ciuman yang tak
pernah kurasakan sebelumnya.Akiyoshi, bolehkah aku menganggap kalo
kamu menyukaiku.
“Kita jalan-jalan yukk.”Ajaknya.
“Jalan-jalan kemana?”
“Kemana aja yang penting bisa bikin
kamu senang.”
“Emmm, bagaimana kalo ke taman
hiburan aja.” Saranku.
“Ya udah, ayo kita pergi.” Dia pun
langsung menggendongku.
“Hei Akiyoshi, kamu ini apa-apa’an?Turunkan
aku.”
“Tubuh cewek itu lemah dan rapuh,
jadi harus dijaga baik-baik.”
“Tapi gak perlu digendong juga kan?
Ayo turunkan aku, nanti bisa dilihat banyak orang.”
Akiyoshi
pun menurunkanku.Dan tiba-tiba dia menggandeng erat tanganku.
“Selama ini selain memukul, tanganku
gak pernah kugunakan untuk yang lainnya.”Senyumnya.
Dia
pun langsung membawaku pergi.Kami seperti sepasang kekasih, bergandengan tangan
dengan mesra.Ternyata dibalik tatonya, tangannya terasa sangat lembut.Bener-bener
bukan seperti orang yang berbahaya.
Sesampainya
di taman hiburan.
“Wahh indah banget, udah lama aku
gak kesini.” Kagumku.
“Kamu bener-bener suka taman hiburan
ya?”
Aku
hanya mengangguk.
“Ayo kita naik bianglala.”
“Bianglala.Gak ahh, aku gak mau.Aku
bukan anak kecil.”
“Ayolah, ayo ayo. Temenin aku.”
mintaku.
Aku
pun langsung menarik tangannya, aku memaksa dia naik bianglala.
“Wahh pemandangan dari sini indah
banget, kita bisa melihat sekeliling taman hiburan.Tuh disana kita juga bisa
ngelihat menara Tokyo.Aku bener-bener seakan dekat dengan langit.”
Saat
sedang asyik menikmati pemandangan, tiba-tiba Akiyoshi memelukku dari belakang.
“A..akiyoshi. ka..kamu kenapa? Kamu
takut ketinggian ya?” ucapku gugup.
“Nggak, aku gak takut.Aku hanya
ingin memelukmu.Biarkan aku memelukmu seperti ini, beberapa menit aja.”
Aku
hanya terdiam, kurasakan kelembutan pelukannya.Sejenak kulihat Akiyoshi menutup
matanya.Sepertinya dia begitu tenang saat memelukku.Ada apa ini ya? Kenapa aku
berdebar-debar seperti ini? Akiyoshi, kenapa kamu membuatku berdebar seperti
ini?
Akhirnya
saat bianglala berhenti, dia pun melepaskaan pelukannya dan langsung
menggandengku.
“Ehh ada es krim tuh, kita beli ya.”
Aku pun berlari ke penjual es krim yang ada disamping taman hiburan. “Kamu gak
mau?”
“Nggak, aku gak terlalu suka es
krim.Kamu makan aja.”
“Ya udah kalo gak mau.” Aku pun
melahap es krim itu, seperti seorang anak kecil.
“Kamu bener-bener suka es krim
ya.”Ucapnya.Aku hanya tersenyum.
Akiyoshi
melihatku yang sedang makan es krim itu.Dan tiba-tiba dia menjilat sisa es krim
yang menempel di sela-sela bibirku.sejenak aku terdiam.
“Hei, kenapa kamu diam? Kalo kamu
diam terus, nanti es krimnya keburu mencair loh.” Aku pun melanjutkan memakan
es krim itu.“Makan es krimnya pelan-pelan dong, kalo gak pelan-pelan nanti aku
bisa menjilat bibirmu lagi loh.”Guraunya.Aku bener-bener malu.
Aku
pun melahap es krim itu pelan-pelan.Aku gak habis pikir, kenapa dia melakukan
hal seperti itu ya?Dadaku semakin berdebar kencang.
“Oh iya udah sore nih. Ayo, kuantar
kamu pulang.”Senyumnya.aku pun membalasnya dengan senyuman.
Dibalik
tatonya yang seram, ternyata tersimpan senyuman yang sangat manis.
Sesampainya
didepan rumah.
“Nah udah sampai, cepet kamu
masuk.Ini udah malam.”
“Iya.Terima kasih ya.”
Saat
aku hendak masuk kedalam rumah, tiba-tiba…
“Tunggu dulu.”
“Ada apa Akiyoshi?”
Perlahan
diamendekatiku, sebuah ciuman mendarat dikeningku. Wajahku menjadi memerah.
“Selamat tidur ya, Sayaka.Sampai
ketemu besok disekolah.”
Sangking
malunya aku pun langsung masuk tanpa mengucapkan apapun padanya.Kubaringkan
tubuhku diranjang dan mengingat kejadian-kejadian romantic yang seharian ini
aku lalui dengannya.Dia cowok yang bener-bener baik, sedikit pun gak berbahaya.
“Sayaka, tadi kamu dicari tuh sama
kak Taka.”
“Kak Taka?” tanyaku heran.“Kenapa
dia mencariku?”
“Ya aku juga gak tau.Sepertinya ada
sesuatu yang penting.”
“Ya udah kalo gitu aku mau cari dia
dulu ya?”
Aku
pun bergegas mencari kak Taka.Beberapa teman bilang kalo dia ada di atap
sekolah.Aku pun pergi ke atap sekolah.Kulihat dia sedang berdiri di pinggiran
pagar besi.
“Kak Taka.” Sapaku.
“Ehh Sayaka, aku udah nunggu kamu
dari tadi loh.” Dia pun menghampiriku dan membelai lembut rambutku.“Aku kangen
banget sama kamu.Kita jadian lagi yukk, maaf ya atas kejadian beberapa hari
yang lalu.Cewek itu sih yang merayuku dulu, jadi aku ikut terpancing deh. Tapi
sekarang aku udah putus darinya kok, kamu mau maafin aku kan.” Dia mencium
mesra bibirku.
Aku
bener-bener ingin pergi darinya, tapi gak tahu kenapa tubuhku seakan gak bisa
bergerak.Padahal dari dulu aku udah tahu kalo dia cowok brengsek, tapi kenapa
aku selalu mengalah.Namun tiba-tiba seorang datang dan menghajar kak Taka.
“Dasar cowok
brengsek.Berani-beraninya kamu mencium Sayaka.Padahal kamu udah
mengkhianatinya.”
“Hei Akiyoshi, jangan ikut campur
deh.”
“Jelas aku harus ikkut campur.” Dia
terus memukul kak Taka.
“Emangnya kamu ini siapanya Sayaka?
Kenapa kamu selalu melindunginya.Aku ini pacarnya, jadi aku yang lebih berhak
atas dirinya.”
“Pacar macam apa yang selalu
mengkhianati pacarnya sendiri, pacar macam apa yang bisa-bisanya berciuman
dengan cewek lain.” Tangan Akiyoshi tak henti-hentinya memukul kak Taka.
Dalam
hati aku menjerit, udah Akiyoshi.Udah.Jangan berantem lagi, udah Akiyoshi.Tak
tahan dengan perkelahian itu, aku pun menghampiri mereka bermaksud untuk
melerai.Namun tanpa sengaja sebuah pukulan Akiyoshi mengenai pipiku. Bakk…Pukulan
itu begitu keras mengenai pipiku, hingga aku pun terjatuh.
“Cowok kurang ajar. Beraninya kamu
memukul pacarku.”Bentak kak Taka.
Sejenak
Akiyoshi hanya terdiam, dia menatapku dengan lesu.
“Ke..kenapa kamu menghalangiku
memukulnya?” ucapnya pelan. “Oh iya. Dia kan pacarmu, jelas kamu melindunginya.
Kamu juga pasti sangat mencintainya kan?”
Akiyoshi,
kenapa dia berkata seperti itu.Dia pun langsung pergi dengan wajah yang
sedih.Padahal maksudku gak seperti itu, aku bukannya membela kak Taka.Aku hanya
gak mau kamu berantem lagi.Aku gak mau melihat kamu terluka.
Sepulang
sekolah aku pun langsung pergi ke loker untuk mengambil sepatuku.Namun tak jauh
dari loker, kulihat Akiyoshi sedang menaruh sesuatu didalam lokerku.Dia pun
bergegas langsung pergi. Akiyoshi, apa yang dia letakkan dalam lokerku ya? Aku
pun mendekat dan membuka lokerku.Kulihat sebuah plester, di plester itu
tertulis kata “maaf”.Akiyoshi, ternyata dia menaruh plester.Ternyata dia
mengkhawatirkanku.Akiyoshi, aku harus mengutarakan perasaanku padanya.Aku pun
mengejarnya.Kulihat dia sedang berjalan keluar sekolah.Aku pun langsung
memeluknya hingga kami berdua terjatuh.
“Sayaka.”
“Akiyoshi.A..aku. aku juga ingin di
tato sepertimu, kumohon.”
Mendengar
kata-kataku itu, seketika Akiyoshi pun membalikkan tubuhku.Dia membuka baju
bagian belakang, dan menggambar sesuatu.Hanya dalam beberapa detik aja gambar
itu selesai.
“Ini kan gambar hati?Kenapa kamu
menggambarnya pake spidol?Aku kan ingin tato sepertimu.”
Namun
Akiyoshi pun memelukku.
“Aku gak mungkin menggambarmu dengan
tato, aku gak mungkin melukai tubuh cewek yang aku sukai.”Ucapnya
pelan.“Sayaka.Aku suka kamu, suka sekali.”
“Aku juga suka kamu, Akiyoshi.”
Dia
pun menciumku dengan mesra.Ini adalah awal dari sebuah kebetulan.Kebetulan yang
sangat gak wajar, namun berakhir dengan manis.
^_^ THE END
^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar