BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Cystoma ovarii
merupakan benjolan yang berada di ovarium yang mengakibatkan pembesaran pada
abdomen bagian bawah. Kehamilan yang disertai cystoma ovarii seolah-olah terjadi
perlekatan ruang bila kehamilan mulai membesar. Cystoma ovarii terbanyak yang
ditemukan adalah cystoma denoma ovarii serosum kira-kira 60% dari seluruh
ovarium dan cystoma denoma ovarii musinosum merupakan 40% dari seluruh kelompok
neoplasma ovarium. Kasus cystoma akhir-akhir ini sangat sering dijumpai, untuk
itu penulis tertarik mengkaji kasus tentang cystoma ovarii dan permasalahannya.Kejadiaan
kasus Cystoma ovarii yang terdapat RB Kurnia Medika yang ditemukan kira-kira 30
% dari hasil pemeriksaan USG .
1.2 TUJUAN
PENULISAN
- Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan
kebidanan pada klien dengan cystoma ovarii.
- Tujuan Khusus
Dengan disusunnya asuhan kebidanan ini
diharapkan:
1. Mahasiswa dapat mengkaji dan mengumpulkan dsata
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa dan
masalah
3. Mahasiswa dapat mengantisipasi masalah potensial
4. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kebutuhan segera
5. Mahasiswa dapat merencanakan asuhan kebidanan
6. Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang
telah direncanakan
7. Mahasiswa dapat mengevaluasi tindakan yang telah
diberikan
1.3 RUANG LINGKUP
Ruang lingkup
asuhan kebidanan dalam makalah ini pada masalah cystoma ovarii.
1.4 METODE
PENULISAN
Metode penulisan
data yang digunakan penulis dalam membuat asuhan kebidanan ini menggunakan
metode studi kasus dengan pendekatan diskriptif dengan melakukan tinjauan kasus
melalui:
- Wawancara
Komunikasi langsung yang bertujuan
untuk mencari informasi guna melengkapi data pasien maupun keluarga untuk
memperoleh data yang akurat.
- Observasi
Dengan cara mengamati perilaku dan
keadaan pasien untuk memperoleh data tentang kesehatan pasien.
- Studi dokumentasi
Mempelajari dan melengkapi data dengan
jalan melihat catatan/status pasien.
- Studi pustaka
Dari buku-buku penunjang.
1.5 SISTEMATIKA
PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Ruang Lingkup
1.4 Metode Penulisan
1.5 Penatalaksanaan
1.6 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Cystoma Ovarii
2.2 Etiologi
2.3 Patofisiologi
2.4 Klasifikasi
2.5 Gejala Klinis
2.6 Komplikasi
2.7 Penatalaksanaan
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Data
3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
3.3 Antisipasi Masalah Potensial
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
3.5 Intervensi
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KONSEP
DASAR CYSTOMA OVARII
- Cystoma ovarii adalah kista kantong berisi cairan yang berbentuk di ovarium. (Sariyadi, 1993)
- Cystoma ovarii adalah suatu bentuk ovarium neoplastik jinak yang berbentuk kista. (Wikjosastro H, 1994)
- Cystoma ovarii adalah pertumbuhan yang berlebihan pada ovarium oleh karena suatu sebab jadi membesar dan berisi cairan kadang berlendir, sehingga tumor tersebut membentuk suatu kantong yang besar dinamakan kista. (Prof. Dr. Bari Syaifudin, 2000)
- Cystoma ovarii adalah suatu benjolan yang berada di ovarium yang dapat mengakibatkan pembesaran pada abdomen bagian bawah dimana pada kehamilan yang disertai kista ovarium seolah-olah terjadi perlekatan ruang bila kehamilan mulai membesar. (Sarwono, 1999)
2.2 ETIOLOGI
- Belum jelas diketahui, terutama terjadi pada daerah industri, diperkirakan partikel talk dan abses melalui vagina uterus masuk rongga peritonium meupakan bahan perangsang pada ovarium untuk menjadi neoplasma.
- Asal usus tumor belium jelas, tetapi pada teori yang menyebutkan bahwa penyebab tumor adalah bahan karsinogen seperti rokok, bahan kimia, sisa-sisa pembakaran zat arang, bahan-bahan tambang, virus, hormon, dan stress.
(Manuaba, 1981)
2.3 PATOFISIOLOGI
Terjadinya kista
berasal dari folikel yang mengalami pembesaran yang berlanjut menjadi kista
folikel atau dari beberapa folikel primer setelah tumbuh di bawah pengaruh
estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim. Setiap bulan banyak folikel
yang rusak dari kematian oocyte diikuti segera dengan degenerasi dari epitel
folikel. Seringkali ruangan tersebut terisi sebagian besar diisi dengan cairan
yang banyak, produksi cairan mempengaruhi terhadap besarnya tumor, perdarahan
pada ruangan akan memenuhi ruangan tersebut hingga terjadi suatu hematoma
folikuler.
(Syaifuddin, 2002)
2.4 KLASIFIKASI
Ovarium mempunyai
kemungkinan untuk berkembang menjadi tumor jinak maupun tumor ganas. Pembagian
tumor adalah sebagai berikut:
Ø Tumor ovarium vernigna
Golongan ini dibagi menjadi 2 yaitu
kistik dan solid.
1. Tumor kistik ovarium
Merupakan jenis yang paling sering
terutama yang non-neoplastik seperti kista retensi yang berasal dari korpus
luteum, tetapi disamping itu ditemukan pula jenis yang betul merupakan
neoplasma.
2. Tumor solid ovarium
Tumor solid ovarium ini terdiri dari
beberapa jenis, antara lain:
a. Fibroma
b. Leiomioma
c. Fibroadenoma
d. Papiloma
e. Angioma
f. Limfangioma
(Manuaba, 1981)
2.5 GEJALA
KLINIS
- Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama pada tumor yang kecil, sebag ian besar terdapatnya gejala dan tanda adalah akibat dari pertumbuhan aktifitas endokrin atau komplikasi tumor-tumor tersebut.
- Tumor jinak ovarium yang diameternya kecil sering ditemukan secara kebetulan dan tidak memberikan gejala klinik yang berarti, tetapi pertumbuhan tumor ovarium dapat memberikan gejala karena besarnya, tetapi terdapat perubahan hormonal atau penyulit yang terjadi.
- Pembesaran, tumor yang kecil mungkin didapatkan saat melakukan pemeriksaan rutin. Tumo dengan diameter sekitar 5 cm dianggap belum berbahaya kecuali bila dijumpai pada ibu yang telah mati haid (menopause atau setelah menopause). Besarnya tumor dapat memberikan gejala pendesakan ke segala arah dengan gangguan berkemih dan buang air besar, terasa berat di bagian bawah perut, dan teraba tumor di perut.
- Gejala gangguan hormon, indung telur merupakan sumber hormon wanita yang paling utama sehingga bila terjadi pertumbuhan tumor dapat mengganggu pengeluaran hormon. Gangguan hormon selalu berhubungan dengan pola menstruasi yang menyebabkan gejala klinis berupa gangguan pola menstruasi dan gejala karena tumor mengeluarkan hormon.
- Gejala klinis yang terjadi oleh karena komplikasi tumor. Gejala komplikasi tumor dapat berbentuk infeksio kista indung telur (demam, perut sakit, tegang dan nyeri lepas, penderita tampak sakit). Mengalami “torsi” oada tangkai (dengan gejala perut mendadak sakit tidak tertahan, memeriksakan diri karena sakit, keadaan umum penderita cukup baik kecuali sakitnya).
(Sarwono, 1999)
2.6 KOMPLIKASI
- Torsi
Komplikasi ini sering terjadi terutama
pada tumor dengan ukuran sedang. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan torsi
bermacam-macam dan gerakan peristaltik dari usus.
- Ruptura kista
Ruptura kista yang kecil kadang-kadang
tidak memberikan gejala, tetapi pecahnya ini dapat memberikan bahasa seperti
penyebaran isi kista dalam ruang abdomen berisi cairan gelatineus.
- Supporasi kista
Peradangan kista dapat terjadi setelah
torsi atau dapat pula berdiri sendiri yaitu secara hematogen atau limfogen.
- Perubahan keganasan
Dari suatu tumor kistik dapat terjadi
keganasan pada jenis mucinosum. Kemungkinan terjadi keganasan lebih kecil bila
dibandingkan dengan jenis serosum. Pada jenis musinosum berkisar 5-10%
sedangkan pada cystodenoma serosum ini lebih sering jadi ganas yaitu sekitar
25%.
- Pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan
Ø Tumor yang besar dapat menghambat pertumbuhan
janin sehingga menyebabkan abortus, partus prematurus.
Ø Tumor yang bertangkai, karena pembesaran atau
pengecilan uterus setelah persalinan terjadi torsi dan menyebabkan rasa nyeri,
nekrosis dan infeksi yang disebut Abdomen
Akut.
Ø Dapat menyebabkan kelainan-kelainan letak janin.
Ø Tumor kistik dapat pecah karena trauma luar atau
trauma persalinan.
Ø Tumor besar dan berlokasi di bawah, dapat
menghalangi persalinan.
(Manuaba, 1981)
2.7 PENATALAKSANAAN
- Satu-satunya terapi/pengobatan untuk neoplasma dari ovarium adalah operasi. Bila tumor ovarii disertai gejala akut misalnya torsi, maka tindakan operasi harus dilakukan pada waktu itu juga, bila tidak ada gejala akut, tindakan operasi harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan seksama.
- Penanganan pada kehamilan dan persalinan berdasarkan pada:
a. Kemungkinan adanya keganasan
b. Kemungkinan torsi dan abdomen akut
c. Kemungkinan menimbulkan komplikasi obstetrik,
maka:
Ø Tumor ovarium dalam kehamilan yang lebih besar
dari telur angsa harus dikeluarkan.
Ø Waktu yang tepat untuk operasi adalah antara
kehamilan 16-20 minggu.
Ø Operasi yang dilakukan pada umur kehamilan di
bawah 20 minggu harus diberikan substitusi progesteron:
·
Beberapa hari
sebelum operasi
·
Beberapa hari
setelah operasi, sebab ditakutkan korpus luteum terangkat bersama tumor yang
dapat menyebabkan abortus.
Ø Operasi darurat apabila terjadi torsi dan abdomen
akut.
Ø Bila tumor agak besar dan lokasinya di bagian
bawah akan menghalangi penanganan yang dilakukan:
·
Coba
reposisi, kalau perlu dalam narkosa.
·
Bila tidak
terjadi, persalinan diselesaikan dengan sectio sesaria dan jangan lupa, tumor
sekaligus diangkat.
(Prof. Dr. Rustam Mochtar, 1998)
2.8 MENEJEMEN
ASUHAN KEBIDANAN
I. Pengkajian
Data
Tanggal :
Tempat :
Jam :
A.
Data Subyektif
1. Biodata
Ø Nama ibu dan suami, untuk mengenal, memanggil dan
menghindari terjadinya kekeliruan.
Ø Umur ibu yang pertama kali periksa, dan mengetahui
usia reproduksi ibu.
Ø Agama, untuk mengetahui kepercayaan yang dianut
ibu dan memudahkan pemberian dukungan.
Ø Pekerjaan ibu, untuk mengetahui dimana ibu bekerja
karena kemungkinan pekerjaan ibu dapat mengganggu kesehatan ibu sendiri.
Ø Pekerjaan suami, untuk mengetahui taraf kehidupan.
Ø Pendidikan, untuk memberi bimbingan sesuai dengan
tingkat pendidikannya.
Ø Alamat, untuk memudahkan komunikasi dan kunjungan
rumah.
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin periksa dengan
keluhan nyeri dan ada benjolan abnormal.
3. Riwayat haid
Untuk mengetahui siklus haid, lama
haid, banyaknya dan keluhan pada saat haid yang nantinya berhubungan dengan
penyakitnya.
4. Riwayat pernikahan
Umur nikah, berapa kali menikah dan
lama menikah untuk mengetahui status perkawinan ibu.
5. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan sekarang merasa nyeri
dan ada pembesaran abnormal pada perut bagian bawah.
6. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan dulu pernah mengalami
abortus, dan curetase, dan tidak mempunyai penyakit menular, menahun.
7. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak
ada yang menderita penyakit menular, menahun, maupun menurun.
8. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas
KEHAMILAN
|
PERSALINAN
|
NIFAS
|
KB
|
||||||||||
No
|
Suami
|
UK
|
Peny
|
Jn Pers
|
Peno-long
|
L/P
|
BBL
|
H/M
|
Peny
|
Lama
|
ASI
|
Metode
|
Penyu-lit
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9. Riwayat KB
Untuk mengetahui ibu pernah ikut KB
apa sebelum hamil, berapa lama, dan rencana KB ibu.
10. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola istirahat
Berhubungan dengan kecukupan kebutuan
istirahat, normalnya untuk ibu nifas kebutuhan istirahat siang 1-2 jam, malam
7-8 jam, dan totalnya 10 jam.
b. Pola nutrisi
Pada ibu nifas makan 3x sehari,
dianjurkan untuk memperbanyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
protein dan bergizi bagi tubuh, minum sedikitnya 3 liter per hari.
c. Pola aktivitas
Pada ibu melakukan pekerjaan rumah
tangga seperti mengepel, memasak, nyuci dll.
d. Pola eliminasi
BAK 4x/hari, BAB 1x/hari, berbau,
warnanya kuning dan padat.
e. Personal hygiene
Mandi 2x/hari, sikat gigi 2x/hari,
ganti baju tiap baru mandi dan terasa basa/berkeringat ibu ganti baju.
B.
Data Psikologis
1. Psikologis
Pasien mengatakan hubungan dengan
suaminya baik, dan baik pada anggota keluarganya yang lain.
2. Sosial budaya
Klien mengatakan ia hidup di
lingkungan yang bersih dan aman.
C.
Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik/cukup, lemah
Kesabaran : Composmentis/somnoten
TTV
TD : 170-160/90 mmHg
Nadi : Normal (70-90x/menit)
Pernafasan : Normal (16-24x/menit)
Suhu : Normal (36,5-37,5oC)
TB : Normal 145 cm
BB : Sesuai dengan tinggi badan klien
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Muka : Tidak pucat, tidak oedema
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera
tidak kuning, kelopak mata tidak edema.
Leher : Simetris tidak ada pembesaran kelenjar teroid
bendungan vena jugularis, maupun kelenjar limfe.
Payudara : Simetris, tidak ada benjolan abnormal.
Perut : Adanya benjolan abnormal, tidak ada luka bekas
Sc.
Genetalia : Bersih tidak ada varises tidak ada odema.
Ekstrimitas : Tidak ada oedema, tidak ada varises, warna
kulit tidak pucat.
b. Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
bendungan vena jugularis maupun kelenjar limfe.
Payudara : Tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri
tekan.
Perut : Ada benjolan abnormal di bagian perut bawah,
nyeri tekan.
Ekstrimitas : Tidak ada oedema.
c. Auskultasi
Dada : Tidak ada bunyi ronkhi maupun wheering
Perut : Bising usus +
d. Perkusi
Ekstriminasi : Reflek pattela +
3. Pemeriksaan penunjang
HB : Normal 9-11 gr%
USG berdeameter 3,95 x 2,65 pada
tanggal 06-02-2008
USG berdeameter 5,94 x 3,75 pada
tanggal 13 -02-2008
II. Identifikasi
Diagnosa dan Masalah
Dx : Ny..........
usia .............. tahun ............. dengan.........
Ds : Klien
mengatakan teraba benjolan pada perut bawah
Do : K/U : Baik
Kesabaran : Composmenits
Abdomen : Teraba benjolan pada perut bagian bawah,
nyeri tekan +
VT : fluxus-flour-
Porsop
tertutup
Adnexa
kanan membesar
Nyeri
tekan
III. Antisipasi
Masalah Potensial
1. Ruptur kiste
2. Supporasi kiste
3. Torsi
IV. Identifikasi
Kebutuhan Segera
-
V. Intervensi
Dx : Ny........... umur............ tahun........
dengan..........
Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan asuhan
kebidanan, pasien dapat memahami apa yang telah dijelaskan.
Kriteria hasil : Pasien mengerti dengan penjelasan yang telah
diberikan.
Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada pasien atau keluarga
R/. Sehingga pasien dan keluarga kebih
kooperatif sehingga memudahkan kita dalam mengambil tindakan
2. Jelaskan pada klien tentang hasil pemeriksaan
R/. Dengan penjelasan ke klien dan
keluarga akan mengerti tentang keadaannya.
3. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
dan tindakan
R/. Memudahkan dalam penyembuhan.
4. Motivasi kliean dan memberikan KIE tentang
hubungan sexsual dan nutrisi ibu
R/. Dengan didukung moril, rasa cemas
ibu akan berkurang dan menambah pengetehuan bagi ibu.
5. Anjurkan klien untuk melakukan pemeriksaan yang
lebih lengkap
R/. Deteksi adanya komplikasi lebih
lanjut dan sebagai data penunjang.
Implementasi
Sesuai dengan
intervensi.
Evaluasi
Tanggal : .....................................
Jam : .....................................
S : Data yang diperoleh dari klien dan keluarga
O : Data yang telah diperoleh setelah petugas melakukan pemeriksaan
A : Diagnosa setelah pemeriksaan dan sesuai analisa intervensi
P : Lanjutkan intervensi
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
DATA
- Data Subyektif
1. Biodata
Nama : Ny. N
Umur : 21 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Bulang
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin kontrol kandungan
karena merasakan nyeri pada perut bagian bawah.
3. Riwayat menstruasi
Menarche : 14
tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Warna : Merah kecoklatan
Banyaknya : 1-2
softex/hari
Dismenorhea : +
4. Riwayat pernikahan
Nikah ke : 1
kali
Umur menikah : 19
tahun
Lama menikah : 3
tahun
5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Kehamilan
|
Persalinan
|
Nifas
|
KB
|
|||||||||||
No
|
Suami
|
UK
|
Penyu-lit
|
Penyu-lit
|
Jn Pers
|
Penlg
|
L/P
|
BBL
|
H/M
|
Penyu-lit
|
Lama
|
ASI
|
Mtd
|
Peny
|
1
|
1
|
3 bln
|
Curetase
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
6. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan pernah terlamat haid
selama 3 bulan. Merasakan pusing dan mual, serta merasakan panas dan nyeri pada
perut bagian bawah. Hasil test kencing(-) selama 3 kali. Kemudian ia
memeriksakan diri ke Kurnia Medika ke dokter kandungan. Hasil pemeriksaan klien
dinyatakan menderita kista.
7. Riwayat kesehatan yang lalu
Klien mengatakan pernah keguguran pada
UK 3 bulan dan dilakuakan kuret oleh dokter. Dan tidak mempunyai penyakit
menular, menurun.
8. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan dalam kelaurganya
tidak ada yang menderita penyakit menular, menurun atau menahun.
9. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Sebelum sakit : Makan 3x sehari porsi
sedang dengan komposisi nasi, lauk-pauk, sayuran, kadang juga buah-buahan,
minum ± 6 gelas/hari.
b. Pola eliminasi
Sebelum sakit : BAK 4x/hari, BAB 2x/hari,warna
kuning,tidak berbau,BAB warnanya kuning ,konsistensinya padat dan tidak ada
keluhan
Selama sakit : BAK 3x/hari, BAB 1x/hari,warna
kuning,tidak berbau dan jernih ,BAB,warnanya kuning ,konsistensi padat dan
tidak ada keluhan.
c. Pola aktifitas
Sebelum sakit : Pasien mengatakan setiap hari di rumah,
mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, menyapu dll.
Selama sakit : Pasien mengatakan pekerjaan sehari-harinya
dibantu oleh keluarganya (suami dan ibu) karena sudah tidak kuat kalau harus
melakukan sendiri.
d. Pola istirahat
Sebelum sakit : Tidur siang ± 2 jam, malam 8 jam
Selama sakit : Tidur siang ± 2 jam, malam 6 jam
e. Personal hygiene
Sebelum sakit : Mandi 2x sehari, sikat gigi 3x sehari, ganti
baju 2x sehari seteiap selesai mandi yaitu pagi dan sore.dan ganti celana dalam
setiap kali basah
Selama sakit : Mandi 2x sehari, sikat gigi 2x sehari dan
ganti baju 2x sehari.dan ganti celana dalam setiap kali basah.
f. pola sexsual : pasien mengatakan selam sakit ini sudah
jarang melakuakn hubungan sexsual.
10. Data psikososial
a. Psikologis
Pasien mengatakan hubungan dengan
suaminya baik, baik pada anggota keluarga lainnya.
b. Sosial budaya
Pasien mengatakan ia hidup di
lingkungan yang bersih dan aman.
- Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :
TD :120/90
Nadi :80 x/menit
Suhu :36,8 C
RR :20x/menit
2. Pemeriksaan khusus
- Inspeksi
Kepala : Kulit kepala bersih, warna rambut hitam tidak
rontok.
Muka : Tidak pucat, tidak ada odema, ekspresi wajah
sedih.
Mata : Bentuk simetris, konjungtiva tidak pucat,
sclera tidak kuning, palpebra tidak oedema.
Hidung : Bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada
pernafasan cuping hidung.
Mulut : Bentuk simetris, bibir lembab, tidak ada
karies gigi, lidah bersih.
Telinga : Tidak ada polip, bersih, simetris.
Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan
kelenjar tyroid.
Abdomen : Ada pembesaran abnormal, dan tidak ada bekas
Sc.
Genetalia : bersih ,tidak
udema,dan tidak ada benjolan abnormal
Esktremitas : Tidak ada udema, simetris.
- Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran venac jugularis, dan
kelenjar tyroid.
Payudara : Tidak ada pembesaran abnormal, simetris.
Abdomen : Nyeri tekan, ada pembesaran abnormal.
Esktremitas : Tidak oedema, simteris.
- Auskultasi
Dada : Pernafasan normal tidak ada ronckhi dan
wheezing.
- Perkusi
Ekstremitas : Reflek patela +/+
3.2 PEMERIKSAAN
PENUJANG
a.pemeriksaan dalam
V/v : Fluxus
(-) flour (-)
Porsio tertutup
Adnexa kanan membesar
Nyeri tekan +
Cavum delaglasi normal
Cavum uteri tidak membesar
Hasil USG :
berdeameter 3,95 x 2,65 cm pada tanggal 06-02-2008
Hasil USG : berdiameter 5,94 x 3,75 cm pada tanggal
16-02-2008
IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Dx : Ny ‘‘N’usia 21 tahun dengan cystoma ovasii
Ds : Pasien mengatakan pada perut bagian bawah terasa nyeri
Do : K/U : Baik
Kesabaran : Composmentis
Abdomen : Teraba
benjolan pada perut bagian bawah, nyeri tekan +
VT : fluxus (-) flour (-)
Porsio
tertutup
Adnexa
kanan membesar
Nyeri
tekan +
Cavum
duogias normal
Cavum
uteri tidak membesar
Hasil USG: berdeameter 5,94 x 3,75 cm pada tanggal
06-02-2008
Hasil USG : berdiameter 5,94 x 3,75 cm pada tanggal
16-02-2008
3.3 ANTISIPASI
MASALAH POTENSIALR
-Rupture Kista
DS :pasien
mengatakan pada perutnya bagian bawah tersa nyeri
DO: Hasil USG : berdeameter 5,94 x 3,75 cm pada tanggal
06-02-2008
Hasil USG : berdiameter 5,94 x 3,75 cm pada tanggal 16-02-2008.
3.4 IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN SEGERA
3.5 INTERVENSI
Dx : Ny.’’ N “ usia 21 tahun dengan cystoma ovarii
Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan asuhan kebidanan
pasien dapat memahami apa yang telah dijelaskan.
Kriteria hasil : Pasien mengerti dengan penjelasan yang telah
diberikan.
1 Lakukan pendekatan
pada pasien atau keluarga
R/. Sehingga pasien
dan keluarga kebih kooperatif sehingga memudahkan kita dalam mengambil tindakan
2 Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan.
R/. Dengan penjelasan pasien dan
keluarga akan mengerti tentang keadaannya.
3 Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
dan tindakan.
R/. Memudahkan dalam
penyembuhan.
4 Motivasi klien untuk dan memberikan KIE tentang
hubungan seksual dan nutrisi bagi ibu
R/. Dengan dukungan
moril rasa cemas ibu akan berkung dan memberikan pengetahuan bagi ibu.
5 Anjurkan pasien untuk melakukan pemeriksaan ke
yang lebih lengkap.
R/. Deteksi adanya
komplikasi lebih lanjut dan sebagai data penunjang.
3.6 IMPLEMENTASI
Tanggal : 13-02-2008
Jam : 19. 30 WIB
- Melakukan pendekataan dengan cara komunikasi teraputik pada ibu untuk menujang perolehan data yang lengkap dan meningaktkan krja sama ibu dan keluarga
- Memberikan penjelasan pada klien tentang keadaannya bahwa saat ini ibu sedang menderita penyakit cystoma ovarii dan untuk bisa sembuh harus dilakukan operasi.
- Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi dan tindakan selanjutnya.
- Memberikan dukungan moril kepada ibu dengan menganjurkan untuk bersabar dan berdo’a kepada Tuhan Yang Maha Esa.dan mwmberikan pengaetahuan bagi ibu tentang cara berhubungasn sexsual yang baik dan tambahan nutrisi bagi ibu
- Menganjurkan pasien untuk melakukan pemeriksaan yang lebih lengkap untuk mengetahui adanya komplikasi lebih lanjut dan sebagai data penunjang dalam persiapan operasi.
3.7 EVALUASI
Tanggal : 23-02-2008
Jam : 19.50 WIB
Dx : Ny. N usia 21 tahun dengan cystoma ovarii
S : Klien mengatakan nyeri di bagian Bawah perut
O : -ibu mengerti tentang penjelasan
dari petugas kesehatan tentang
penyakitnya dan mampu memjawab pertanyaan dari paetugas keseahatan
Hasil
USG : berdeameter 5,94 x 3,75 cm pada tanggal 06-02-2008
Hasil USG : berdiameter 5,94 x
3,75 cm pada tanggal 16-02-2008.
A : Pada Ny.’’ N’ usia 21 tahun dengan cystoma
ovarii
P : anganjurkan klien untuk kontrol minggu lagi
atau bila ada keluhan
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan bagian dari studi
kasus yang membahas kesenjangan dan kesamaan yang dikemukakan antara tinjauan
teori dengan tinjauan kasus.
Pada kasus ini yang kami bahas kali
ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus. Dalam pengkajian data penulis
juga tidak mendapatkan kesulitan karena klien dapat diajak kerja sama sehingga
wawancara dan pemeriksaan berjalan lancar.
1.
Pengkajian Data
Pada pengkajian telah dilakukan sesuai dengan teori
sehingga pada pasien yang ditemukan pada Ny. N usia 21 tahun dengan cystoma ovarii.jadi
keterangan yang di gunakan untuk menentukan diagnosa tidak terdapat kesenjangan
antara teori dan praktik lapangan .
2.
Identifikasi kebutuhan segera
Diagnosa yang disimpulkan dari hasil pemeriksaan pada Ny. N usia 21 tahun dengan cystoma ovarii ,hal ini sesuai dengan teori dan praktik lapangan.
3.
Antisipasi masalah potensial
Dalm pengkajian data terdapat masalah sehingga ada masalah potensial ,hal in tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik lapangan.
4.
Identifikasi kebutuhan segera
Karena ada masalah potensial
maka diperlukan kebutuhan segera,Hal ini tidak terdapat kesenjangan antara
teori dan praktek dilapangan
5.
Intervensi
Ada intervensi antara teori dengan praktik di lapangan sama dilakukan
yaitu dari alat dan bahan yang sam ,sampai langkah-langkang pemasangan serta
KIE yang diberikan pada klien jadi dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara
teori dan praktik dilapangan .
6.
Implementasi
Pada implimentasi dilakukan
sesuai dengan intervensi sehingga antara tinjauan teori dengan partik
dilapangan tidak ada kesenjangan
7.
Evaluasi
Setelah melakukan perencanaan dan pelaksanaanya kita
mengevaluasi keadaan klien tidak mengalami komplikasi hal ini tidak mengalami
kesenjangan antara teori dan praktik dilapangan
BAB IV
PENUTUP
A Kesimpulan
Cistoma overii merupakan suatu benjolan yang
berada di ovarium yang dapat menyebabkan penbesaran pada abdomen bagian bawah
yang bisa mengakibatkan rasa berat dan nyeri ,miksi atau defekasi terganggu
.odema pada tungkai bawah ,ovarium merupakan sumber hormon utama wanita
sehingga bila terjadi tumor menimbulkan gangguan menstruasi
Penyususnan asuhan kebidan ini masih
jauh dari sempurna baik isi maupun teknik penulisannya ,untuk itu kritik dan
saran yang kami harapkan untuk kesempurnaan asuhan kebidanan ini.
1.
Tenaga kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan lebih
spesifik menganamese kliennya tidak hanya melihat hasil diagnosa tapi harus
melakukan pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa.
2.
Masyarakat
Diharapkan masyarakat mengetahui
tentang dan memahami daerah lingkungannya dan sikap masyarakat yang tidak
sesuai dengan membuang sampah tidak pada tempatnya atau pola hidup yang
menyimpang merokok,memakai obat-obatan itu sangat merugikan masyarakat itu
sendiri .
3.
Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mengerti tentang
cystoma overii khususnya untuk mengetahui penyebab dan mengetahui kerugian dari
penyakit cystoma overii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar