Rabu, 20 Maret 2013

ASKEB PP HARI KE-7 DGN BENDUNGAN ASI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Masa nifas adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai kembalinya alat-alat kandungan seperti sebelum hamil. Lama nifas sekitar 6-8 minggu. Hal ini merupakan suatu kadaan yang fisiologis yang dialami oleh wanita. Pada masa nifas tidak menutup kemungkinan terjadinya komplikasi pada diri ibu dan komplikasi tersebut kadang kala menjadi penyulit dan pemulihan tersebut untuk kesehatan ibu ,sehingga ibu bisa terhindar ddari penyulit-penyulit.Oleh karena itu sebaiknya harus benar-benar memperhatikan kondisinya baik fisik maupun psikologis.
Dengan adanya perubahan pada masa nifas serta mengetahui adanya kesulitan pada masa nifas dianjurkan pada ibu nifas untuk selalu waspada dan rutin memeriksakan kesehatan dirinya maupun bayinya agar apabila terdapat komplikasi bisa segera ditangani.

1.2    Tujuan
1.2.1        Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mampu memberikan, memperluas, memperbanyak pengetahuan dan ketrampilan mengenai asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis.

1.2.2        Tujuan Khusus
Diharapkan dengan dibuatnya asuhan kebidanan pada ibu nifas mahasiswa dapat :
a.       Mengumpulkan data sampai analisa data pada ibu nifas fisiologis dengan bendungan ASI
b.      Melakukan identifikasi diagnosa dan masalah pada ibu nifas fisiologis dengan bendungan ASI
c.       Melakukan antisipasi diagnosa dan masalah potensial pada ibu nifas fisiologis dengan bendungan ASI
d.      Melakukan identifikasi kebutuhan segera pada ibu nifas fisiologis dengan bendungan ASI
e.       Melakukan intervensi pada ibu nifas fisiologis dengan bendungan ASI
f.       Implementasi pada ibu nifas fisiologis dengan bendungan ASI
g.      Mengevaluasi tindakan yang dilakukan pada ibu nifas fisiologis dengan bendungan ASI

1.3    Metode penulisan
Asuhan kebidanan ini disusun dengan cara:
1.      Observasi
Mengadakan pengamatan langsung ke pasien
2.      Anamnese
Mengadakan tanya jawab langsung pada klien guna mengetahui keluhan yang dirasakan oleh ibu, sehingga dapay mrmberikan asuhan yang tepat dan benarsesuai dengan masalah yang ada.
3.      Praktek
Melakukan praktek langsung melali pendekatan manajemen kebidanan.
4.      Study Pustaka
Membaca sumber buku yang dapat mendukung terlaksanya asuhan dan dapat membandingkan antra teori dengan pratek

1.4 Sistematika Penulisan
BAB 1    : PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Tujuan penulisan
1.3   Ruang Lingkup
1.4  Metode penulisan
1.5  Sistematika Penulisan
       BAB II    : TINJAUAN PUSTAKA
                        2.1 Konsep Nifas
2.2 Konsep Bendungan ASI
            2.3 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas   Fisiologis dengan bendungan ASI

       BAB III  : TINJAUAN KASUS
3.1  Pengkajian Data
3.2  Identifikasi Diagnosa Dan Masalah
3.3  Antisipasi Diagnosa Dan Masalah Potensial
3.4  Identifikasi Kebutuhan Segera
3.5  Intervensi
3.6  Implementasi
3.7  Evaluasi
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V   : PENUTUP
5.1  Kesimpulan
5.2  Saran
DAFTAR PUSTAKA











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Masa Nifas
2.1.1 Definisi Masa Nifas
·      Nifas  adalah  masa setelah partus selesai sampai kurang lebih 6 minggu tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum hamil dalam waktu 3 bulan.
(Sarwono, 1997 : 237)
·      Masa Nifas (Puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu.
(Pelayanan Maternal dan Neonatal, hal 122)
·      Periode masa nifas adalah waktu penyembuhan dan perubahan waktu kembali seperti keadaan semula atau tidak hamil dan penyesuaian terhadap penambahan keluarga baru.
(Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, hal 281)
2.1.2 Periode Nifas
Nifas dibagi menjadi 3 periode :
1.    Puerperium dini
Yaitu kepulihan dimana ibu sudah diperbolehkan berdiri dan jalan-jalan
2.    Puerperium intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia lamanya 6-8 minggu
3.    Remote puerperium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat bagi semua ibu nifas terutama bila selama 1 hari atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
(Rustam, UUGS, 1997)
2.1.3 Tujuan Asuhan Masa Nifas
1.      Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun fisiologi
2.      Mengusahakan skrening yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk jika terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya
3.      Memberi imunisasi pada bayinya
4.      Memberikan pelayanan KB
5.      Doronglah ibu dan keluarganya untuk menghubungi bidan, jika ada tanda-tanda sebagai berikut :
-                 Tidak mau makan dan tidur
-                 Merasa tidak bisa mengasuh diri sendiri dan bayinya
-                 Berusaha menyakiti diri sendiri dan bayinya
-         Mengomel sendiri atau tidak bisa berfikir secara jernih
2.1.4 Perawatan Masa Nifas
1.    Mobilisasi, ibu harus istirahat tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan boleh miring kanan atau kiri untuk menjaga terjadinya trombosis dan tromboemboli
2.    Diet, makan harus bermutu / bergizi dan cukup kalori yang mengandung protein dan banyak cairan, sayur-sayuran, dan buah-buahan
3.    Miksi, jangan ditahan, segera lakukan sendiri secepatnya kadang-kadang wanita mengalami sulit kencing karena edema selama persalinan atau spingter uretra ditekan oleh kepala janin
4.    Perawatan payudara, dimulai sejak wanita hamil, supaya putting susu lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.
5.    Defekasi, Buang Air Besar (BAB) harus dilakukan 3 sampai 4 pasca persalinan, bila sulit BAB / Obstipasi dapat diberi obat LAXANTA per oral atau parenteral.
6.    Laktasi, terjadi perubahan pada kelenjar mamae untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan)
·      Keluar susu jolong (kolostrum) warna bening susu dari ductus lactiferous
·      Proliferasi jaringan pada kelenjar –kelenjar alveoli dan jaringan lemak bertambah
·      Hypervaskularisasi, vena-vena berdilatasi sehingga tampak jelas
·      Timbul pengaruh hormone laktogen (LH) atau prolaktin yang merangsang putting
7.    Pemeriksaan Umum : Tensi, Nadi, Suhu, Keadaan Umum, Payudara, Putting susu, Dinding Perineum, Kandung Kemih, Rectum, Lochea, dll.
8.    Nasehat untuk ibu : Tentang KB, menyusui bayinya, imunisasi, dll
2.1.5 Tahapan Masa Nifas
1.    Terjadi involusi : Uterus secara berangsur-angsur menjadi mengecil dan akhirnya kembali seperti sebelum hamil
Involusi
TFU
Berat Uterus
Bayi lahir
Uri lahir
7 hari (1 minggu)
14 hari (2 minggu)
42 hari (6 minggu)
56 hari (8 minggu)            
Setinggi pusat
2 jari bawah pusat
Pertengahan pst symphsis
Tidak teraba diatas symphsis
Bertambah kecil
Sebesar normal
1000 gr
750   gr
500   gr
350   gr
50     gr
30     gr

2.    Bekas Implantasi Uri : mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri. Diameter 7,5 cm, sesudah 2 minggu 3,5 cm, minggu ke-6 24 cm dan akhirnya pulih
3.    Luka-luka jalan lahir, bila tidak ada infeksi akan sembuh dalam 6 – 7 hari
4.    Rasa sakit atau afterpains (mules-mules) karena kontraksi rahim biasanya terjadi 2 – 4 hari pasca persalinan
5.    Lochea : cairan yang berasal dari cavum uteri dan vagina pada masa nifas pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warna sebagai berikut :
a)    Lochea rubra
Berisi darah segar dan sisa selaput sel-sel desidua sisa mekonium, sisa darah 1 – 3 hari
b)   Lochea sanguinolenta
Berwarna merah kuning, berisi darah dan lendir, hari ke 3-7 pasca persalinan.
c)    Lochea serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berwarna lagi, hari ke-7 pasca persalinan
d)   Lochea alba
Setelah hari ke-14 berwarna putih


e)    Lochea purulenta
Seperti corong berwarna merah kehitaman setelah persalinan, konsistensinya lunak, terdapat luka-luka kecil
f)    Lochea Statis adalah lochea yang tidak lancar keluarnya

2.1.6 Kebijakan Puerperium
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk mencegah, mendeteksi masalah-masalah yang terjadi :
1.    Kunjungan  1 waktu 6-8 jam setelah persalinan   
·      Mencegah perdarahan, perawatan dan rujukan
·      Konseling pada ibu : pemberian ASI
·      Memberikan hubungan antara ibu dan BBL
2.    Kunjungan II waktu 6 hari setelah persalinan
·      Memastikan kontraksi uterus normal
·      Menilai adanya tanda-tanda demam dan infeksi
·      Koseling merawat bayi secara benar
3.    Kunjungan III waktu 2 minggu setelah persalinan
4.    Kunjungan IV waktu 8 minggu setelah persalinan
·      Menanyakan dan memantau tentang penyakit pada ibu dan bayinya
·      Memberikan konseling

2.1.7 Komplikasi yang terjadi pada Masa Nifas
1.      Sakit kepala berlebihan, nyeri epigastrium, penglihatan kabur
2.      Demam, muntah, rasa sakit saat berkemih
3.      Bendungan payudara dan mastitis
4.      Tidak nafsu makan dalam waktu yang sama
5.      Merasa tidak bisa merawat dirinya dan bayinya
6.      Perdarahan (memerlukan 2 softek dalam ½ jam)
7.      Uterus lembek (kontraksi uterus lembek)
8.      Edema wajah dan ekstremitas


2.1.8 Penatalaksanaan
a.    Kebersihan Diri
-      Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
-      Menganjurkan ibu bagaimana membersihkan kelamin dengan sabun dan air, pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan pada ibu untuk membersihkan vulva setiap kali BAB / BAK
-      Sarankan pada ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya 2 kali sehari, kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari / disetrika
-      Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah mencuci daerah kelamin
-      Jika ibu mempunyai episiotomy / laserasi, sarankan pada ibu untuk menghindari daerah luka
b.    Istirahat
-          Anjurkan ibu beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
-          Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga, bisa secara perlahan-lahan serta istirahat atau tidur selagi bayi tidur
c.    Latihan
-          Diskusikan pentingnya otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung
-          Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu, seperti :
·      Tidur terlentang dengan lengan di samping, menarik otot perut selagi menarik nafas ke dalam dan dangkal dagu ke dada, tahan 1 hitungan sampai 5, rileks dan ulangi sebanyak 20x
·      Untuk memperkuat terus otot jalan lahir dan dasar panggul (latihan senam kegel)
·      Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan otot-otot pantat dan panggul, tahan sampai 5 hitungan, kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5x
d.   Gizi
Ibu pada masa menyusui harus mengkonsumsi 500 kalori tiap hari dan makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari, selanjutnya anjurkan ibu untuk setiap kali habis menyusui.
e.    Menyusui
ASI mengandung banyak bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih dan siap untuk diminum.
f.     Tanda-tanda ASI Cukup
-          Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam 24 jam dan warnanya jernih sampai kuning muda
-          Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan berbiji
-          Bayi tampak puas
-          Bayi sedikitnya menyusu 10 – 12x dalam 24 jam
-          Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui
-          Bayi bertambah berat badannya
g.    Meningkatkan suplai ASI
Untuk Bayi :
1.      Menyusu tiap 2 jam, siang dan malam hari dengan lama menyusui 10 menit di setiap payudara
2.      Bangunkan bayi, lepaskan baju yang menyebabkan rasa gerak dan dudukkan selama menyusui
3.      Pastikan bayi menyusu dengan posisi menempel yang baik dan dengarkan suara menelan yang aktif
4.      Susui bayi di tempat yang tenang dan nyaman dan minumlah tiap kali menyusui
5.      Tidurlah bersebelahan dengan bayi

Untuk Ibu :
1.      Ibu harus meningkatkan istirahat ibu dan bayi
2.      Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempatan
3.      Meyakinkan bahwa ibu dapat memproduksi susu lebih banyak dengan melakukan hal-hal tersebut di atas
h.    Perawatan Payudara
1.      Menjaga payudara lebih tetap bersih dan kering, terutama putting susu
2.      Menggunakan BH yang bisa menyokong payudara
3.      Apabila putting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting susu yang lecet
4.      Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam ASI dikeluarkan dan diminum dengan menggunakan sendok
5.      Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4 jam sampai 6 jam
6.      Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, dilakukan :
-    Kompres payudara menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit
-    Keluarkan ASI sebagian dan sebagian depan payudara sehingga putting susu menjadi lunak
-    Susukan bayi setiap 2 – 3 jam, apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI sisinya keluar dengan tangan
-    Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui
i.      Senggama
-     Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah bersih dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah berhenti dan ibu tidak merasa nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapanpun ibu siap
-     Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan, keputusan berlangsung pada pasangan yang bersangkutan.

2.2 Konsep Bendungan ASI
2.2.1 Definisi
§  Bendungan air susu adalah terjadinya pembekakan pada payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASIdan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan.
(Sarwono, 2005 : 700)
§  Bendungan air susu karena penyempitan duktuli laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada putting susu, keluhan ibu adalah payudara bengkak, keras, panas, nyeri.
(Khaidir muhaj Blogsite, Kumpul Blogger.com)
2.2.2 Faktor Penyebab Bendungan ASI
§  Beberapa factor yang menyebabkan bendungan ASI :
1.    Pengosongan mamae yang tidak sempurna
Dalam masa laktasi terjadi peningkatan produksi ASI pada Ibu yang produksi ASInya berlebihan, apabila bayi sudah kenyang dan selesai menyusu dan payudara tidak dikosongkan, maka masih terdapat sisa ASI di dalam payudara. Sisa ASI tersebut jika tidak dikeluarkan dapat menimbulkan bendungan ASI.
2.    Factor hisapan bayi yang tidak aktif
Pada masa laktasi, bila ibu tidak menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif menghisap,maka akan menimbulkan bendungan ASI
3.    Factor posisi menyusui bayi yang tidak benar
Teknik yang salah dalam menyusui dapat mengakibatkan putting susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi menyusu. Akibatnya ibu tidak mau menyusui bayinya dan terjadi bendungan ASI
4.    Putting susu terbenam/ tenggelam
Putting susu yang terbenam/ tenggelam akan menyulitkan bayi dalam menyusu, karena bayi tidak dapat menghisap putting dan aerola, bayi tidak mau mneyusu dan akibatnya terjadi bendungan ASI.

5.    Putting susu terlalu panjang
Putting susu yang panjang menimbulkan kesulitan pada saat bayi menyusu karena bayi tidak dapat menghisap aerola dan merangsang sinus laktiferus untuk mengeluarkan ASI, akibatnya ASI tertahan dan menimbulkan bendungan ASI.
(www.fadli.web.id/Universitas -Panca- Bhakti- Pontianak)
2.2.3 Penanganan Payudara Dengan Bendungan ASI
§  Sebaiknya selama hamil atau dua bulan terakhir dilakukan masase atau perawatan putting susu dan aerola mamae untuk mencegah terjadinya putting susu kering dan mudah terjadinya payudara bengkak.
§  Susukan bayi segera setelah lahir bila memungkinkan tanpa di jadwal. Keluarkan ASI dengan tangan/ pompa bila produksi melebihi kebutuhan bayi, lakukan perawtan payudara pasca persalinan secara teratur. Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek sehingga putting lebih mudah ditangkap/ didisap bayi. Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara, berikan kompres dingin.
     Agar bayi mudah dalam menghisap/ menangkap putting susu, sebelum menyusui berikan kompres air hangat kira-kira 5 menit kemudian lakukan masase dari tepi kearah putting hingga ASI keluar. Setelah itu, baru susukan bayi jangan berhenti menyusui dalam keadaan ini. Untuk mengurangi peningkatan peredaran darah dan terjadinya statis di vena dan pembuluh limfe dalam payudara, lakukan pengurutan (masase) payudara, dimulai dari putting kearah korpus mamae.
2.2.4 Perawatan Payudara Dengan Bendungan ASI
§           Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan :
1.      Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit
2.      Urut payudara dari arah pangkal menuju putting untuk mengurut payudara dengan arah “Z” menuju putting
3.      Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga putting susu menjadi lunak
4.      Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI sisanya keluarkan dengan tangan
5.      Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui
(Sarwono, 2002 : N-27)
§  Penatalaksanaan payudara dengan bendungan ASI yaitu :
-       Mencegah terjadinya payudara bengkak
-       Susukan bayi segera setelah lahir
-       Susukan bayi tanpa dijadwal
-       Keluarkan sedikit ASI dengan tangan atau pompa bila produksi ASI melebihi kebutuhan ASI
-       Laksanakan perawatan payudara setelah melahirkan
-       Untuk mnegurangi rasa sakit pada payudara berikan kompres dingin
-       Untuk memudahkan bayi menghisap atau menangkap putting susu berikan kompres sebelum menyusui
-       Untuk mengurangi bendungan di vena dan pembuluh getah bening dalam payudara lakukan pengurutan yang dimulai dari putting kearah korpus mamae
-       Ibu harus rileks
-       Pijat leher dan punggung belakang
2.2.5 Komplikasi Bendungan ASI
- Payudara bengkak (Engorgement)
Payudara terasa lebih penuh/ tegang dan nyeri sekitar hari ketiga atau keempat sesudah melahirkan akibat statis di vena dan pembuluh limfe, tanda bahwa ASI mulai banyak disekresi. Sering terjadi pada payudar yang elastisitasnya kurang. Bila tidak dikeluarkan, ASI menumpuk pada payudara sehingga aerola mamae menjadi lebih menonjol, putting lebih datar dan sukar diisap bayi. Kulit payudara Nampak lebih merah mengkilat, ibu demam, dan payudara terasa nyeri sekali.
-          Saluran ASI tersumbat (Obstruktive Duct)
Terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran air susu yang dapat disebabkan tekanan jari waktu menyusui . pemakaian BH terlalu ketat, maupun komplikasi payudara bengakak yang berlanjut sehingga ASI dalam saluran air susu tidak segera dikeluarkan dan menjadi sumbatan
-          Radang payudara (Mastitis)
Timbul reaksi sistemik seperti demam, terjadi 1-3 minghu setelah persalinan sebagai komplikasi sumbatan saluran air susu. Biasanya diawali dengan putingsusu lecet/ luka. Gejala yang biasa diamati kulit merah, payudar lebih keras, serta nyeri dan berbenjol-benjol
-          Abses payudara
Terjadi sebagai komplikasi mastitis akibat meluasnya peradangan. Sakit ibu tampak lebih parah, payudara lebih merah mengkilat, benjolan tidak sekeras mastitis, tapi lebih penuh atau bengkak berisi cairan.
(Kapita Selekta, 2001 : 323-325)

2.3Konsep Dasar Managemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Fisiologis Dengan Bendungan ASI
2.3.1 Pengkajian Data
Hari / Tanggal                : saat dilakukan pengkajian
Tempat Pengkajian        : tempat dilakukan pengkajian
Jam                                : saat dilakukan pengkajian
No. Register                  : no. pendaftaran kartu pasien
Oleh                               : petugas yang melakukan pengkajian
A.Data Subyektif
1.    Biodata
Nama                    : Memudahkan memanggil agar tidak terjadi kekeliruan
Umur                    : Mengetahui resiko tinggi atau rendah
Agama                  : Memudahkan cara pemberian dukungan spiritual
Pendidikan           : Memberi dukungan sesuai dengan tingkat pendidikan
Pekerjaan              : Untuk mengetahui apakah pekerjaan mempengaruhi
                               kesehatan
Alamat                 : Memudahkan komunikasi dan kunjungan rumah

2.    Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan ibu saat ini yaitu nyeri pada payudara, payudara terasa tegang
3.    Riwayat Haid
Untuk mengetahui siklus haid, lamanya, banyaknya dan keluhan yang dirasakan pada waktu haid, seperti Disminorhea, dll
4.    Riwayat Pernikahan
   Mengetahui status pernikahan, berapa kali nikah, dan umur menikah, lama menikah
5.    Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit menular, menurun, dan menahun yang bisa mempengaruhi penyembuhan luka seperti DM, Anemia, dll
6.    Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga pernah mempunyai penyakit menurun, menular, menahun seperti hipertensi, asma, TBC, dll
7.      Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
No
Hamil
Persalinan
Nifas
Anak
Ket
Umur
Ke
Jenis
Penolong
Tempat
ASI
Penyulit
ASI
H
M












8.      Riwayat Kehamilan dan Nifas Sekarang
Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang ke …. Secara normal pervaginam. Saat usia kehamilannya mencapai cukup bulan . Jenis kelamin …. BBL … gram. Ibu juga mengatakan bahwa kondisi bayinya waktu lahir langsung menangis dan tidak ada komplikasi datau kelainan apapun pada bayinya. Ibu juga mengatakan setelah persalinan mendapat jahitan       
9.      Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah ibu sebelum hamil pernah memakai KB atau tidak. KB apa yang pernah dipakai, berapa lama ibu menggunakan KB tersebut dan adakah keluhan selama memakai KB tersebut

10.  Pola Kebiasaan Sehari-hari
Nutrisi
:
Di butuhkan nutrisi yang lebihj banyak unmtuk memenuhi kebutuhan nutrisi masa nifasnyua dan bayinya. Ibu harus mengkonsumsi bahan makanan yang banyak mengandung protein (ikan laut, bayam, putih telur, susu mentega) karbohidrat ( nasi,ubi, rpti) dan sayuran yang mengandung vitamin lainnya. Ibu tidak boleh pantang makanan apapun karena dapat menghambat proses penyembuhan luka dan proses laktasi.
Aktivitas
:
 Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini misalnya miring ke kanan / kiri, duduk, setelah lewat 2 jam post partum dan lakukan senam nifas sesuai dengan kemampuan ibu dan secara bertahap
Istirahat
:
Dalam sehari ibu harus dapat beristirahat 7-8 iam perhari, dan apa keluhan yang dirasakan. Apabila ibu nifas kekurangan istirahat dapat mempengaruhi proses involusi dan laktasi.
Eliminasi
:
Ibu nifas harus BAK ± 24 jam setelah persalinan, dan BAB 2 – 3  hari, karena apabila kandung kemih penuh bisa mempengaruhi kontraksi uterus sehingga dapat menyebabkan perdarahan
Kebersihan
:
Mengajarkan pada ibu bagaimana cara cebok yang benar yaitu dari depan ke belakang, mandi 2 kali sehari, ganti celana dalam 2 kali sehari atau apabila terasa basah, ganti pembalut setiap kali terasa penuh, bila ibu punya luka perineum hindari menyentuh daerah luka dan selalu untuk menjaga kebersihan
Kebiasaan lain
:
 Ibu tidak mempunyai kebiasaan minum minuman beralkohol, atau jamu – jamuan yang bisa mempengaruhi masa nifas karena bisa menyebabkan diare saat menyusui






11.  Riwayat Psikologi dan Budaya
1.    Psikologi
     Tanda-tanda Taking In, Taking Hold, dan Letting Go
2.    Sosial
     Hubungan ibu, suami, dan keluarga serta orang di sekitarnya baik
3.    Budaya
     Adakah budaya pantang makan makanan tertentu

B.  Data Obyektif
1.    Pemeriksaan Umum
KU                : Baik
Kesadaran     : Composmentis
TTV  : TD    : 100/60 – 120/80 mmHg (normal), kenaikan sistol tidak lebih
               dari 30 mmHg, dan diastol 15 mmHg
N     : 70-90x/menit
RR  : 16 – 24x/menit
S      : 36 – 37,5°C
2.    Pemeriksaan Fisik
·      Inspeksi
Rambut        : kulit kepala bersih, rambut  hitam, keriting, tidak rontok, tidak berketombe
Muka            : tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada odema
Mata             : simetris, sclera berwarna putih, konjungtiva merah muda
Hidung         : bersih, tidak ada polip, tidak ada skeret, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut           : bibir tidak pucat, tidak ada caries gigi
Telinga         : simetris, bersih, tidak ada sekret tidak ada gangguan pendengaran
Leher            :  tidak ada pembesaran kelejar tyroid, pembesaran vena jugularis (-), tidak ada kelenjar limfe
Dada            :  simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Payudara      :  simetris, terdapat hypervaskularisasi, terdapat hyperpigmentasi pada areola mammae putting susu menonjol +/+, ASI keluar sedikit, payudara terlihat merah
Perut             :  perut terlihat bundar dan keras, terdapat strie,, terdapat linea nigra.
Genetalia      :  lochea serosa, vulva vagina bersih, tidak ada odema, tidak ada perdarahan, terdapat luka jahitan pada perineum
Ekstrimitas atas           : Simetris, tidak oedem                            
Ekstrimitas bawah       : Simetris, tidak oedem,tidak varises                   
·      Palpasi               
Leher            : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran   kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Payudara      : tidak ada benjolan, ASI keluar sedikit, terdapat bendungan ASI
Abdomen     : TFU sesuai dengan usia masa nifas(3 jari diatas simpisis), kontraksi uterus baik, tidak ada nyeri tekan
·      Auskultasi
Dada             : tidak ada ronkhii dan wheezing
Abdomen     : bising usus normal
·      Perkusi
Refleksi pattela +/+
3.    Data Bayi
Bayi lahir tanggal … bulan … tahun … jam … WIB, jenis kelamin … berat badan 2500 – 4000 gram, PB > 45 cm A – S baik / tidak, ada kelainan kongenital atau tidak, keadaan umum baik atau tidak.



2.3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dx          : P… Ab… Nifas Fisiologis Hari ke… dengan bendungan ASI
Ds          : Ibu mengatakan telah melahirkan anak ke berapa secara normal pada                       tanggal berapa
Do          : KU                : Baik
Kesadaran     : Composmentis
TTV : TD      : Normal (100/60 mmHg – 120/80 mmHg)
S                    : 38 ˚C  (normalnya 36,5 ˚C – 37,5 ˚C)
N                   : Normal (70 – 90x/menit)
RR                 : Normal (16 – 24x/menit)

Inspeksi
Mata              : Sklera putih, konjungtiva merah muda
Payudara       : Bersih, putting susu menonjol, terdapat
hyperpigmentasi, ASI keluar sedikit, payudara terlihat    tegang
Perut              : Tidak ada bekas luka operasi, terdapat linea
Genetalia       :  Bersih, luka jahitan mulai mengering,lochea sanguinolenta
Ekstremitas atas        : Simetris, tidak oedem
                   bawah     : Simetris, tidak oedem, tidak varises
Palpasi
Payudara      : tidak ada benjolan,payudara traba keras, terdapat bendungan ASI
Abdomen      : Kandung kencing kosong, TFU sesuai usia masa nifas (3 jari diatas simpisis),lochea sanguinolenta

2.3.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
          - Radang Payudara (Mastitis)

2.3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Tidak ada

2.3.5 Intervensi
Tanggal      : saat dilakukan pengkajian
Dx              : P… Ab...Nifas Fisiologis Hari ke… dengan bendungan ASI
Tujuan        : Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan diharapkan nifas berjalan
                     normal tanpa komplikasi   
Kriteria Hasil : -  TTV Normal
-  Involusi dan UC baik
-  TFU turun sesuai hari masa  nifas
-  Pengeluaran lochea sesuai dengan hari masa nifas
-  Pengeluaran ASI Lancar
Intervensi
1.    Beri penjelasan pada ibu tentang keadaan dan hasil pemeriksaan
R/ Dengan memberi penjelasan pada ibu tentang keadaan dan hasil pemeriksaan maka ibu dapat meningkatkan pengetahuan ibu sehingga ibu lebih kooperatif
2.    Lakukan vulva hygiene
R/ Membersihkan alat genetalia dari kuman dan lihat keadaan luka jahitan
3.    Berikan KIE pada ibu tentang :
a.    Pola nutrisi
b.    Pola personal hygiene
c.    Cara meneteki yang benar
R/ Ibu lebih mengerti dan tidak terjadi komplikasi pada masa nifas
4.    Diskusikan jadwal kontrol ulang
R/ Memastikan bahwa nifas berjalan normal dan ibu datang tepat waktu

2.3.6 Implementasi
Mengacu dan sesuai Intervensi




2.3.7 Evaluasi
Tanggal    :
Jam          :
S              : Ibu mengatakan telah mengerti dengan semua penjelasan dan KIE
                   yang dijelaskan oleh petugas
O              : Ibu mengangguk sebagai tanda bahwa ibu telah mengerti dan dapat
mengulang kembali semua penjelasan yang telah dijelaskan oleh petugas
A              : P… Ab… Nifas fisiologis hari ke …
P              : Anjurkan Ibu untuk kontrol ulang lagi atau sewaktu-waktu bila ada
                   keluhan





















BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1    Pengkajian Data
Hari/Tanggal                    : Rabu/ 3 Maret 2009
Jam                                   : 11.00 WIB
Tempat Pengkajian           : Ruang Poli Nifas RSUD. Dr. M.Soewandhi
Oleh                                 : Diny Apriliya Sari
No. Reg                            : 08.04.83-84
A.    Data Subyektif
1.      Biodata
Nama Pasien        : Ny “I”                       Nama Suami    : Tn “I”
Usia                      : 32 tahun                    Usia                 : 35 tahun
Agama                  : Islam                         Agama             : Islam
Pendidikan           : SMA                         Pendidikan      : SMA
Pekerjaan              : wiraswasta                Pekerjaan         : Swasta
Alamat                 : Gresikan 6 no.15
2.      Keluhan Utama
Ibu mengatakan telah melahirkan anak yang pertama, dengan usia 7 hari, sekarang ingin kontrol payudara terasa tegang dan nyeri, kaki bengkak dan  bayi sulit menetek
3.      Riwayat Haid
Menarche             : 13 tahun
Siklus Haid          : 28 hari
Lama Haid           : 7 hari
Banyaknya           : Hari ke 1– 3 ganti 2-3 softtex dalam sehari
Warna                 : merah                                     
HT                        : Post partum 7 hari
4.      Riwayat Pernikahan
Usia menikah       : 27 tahun
Nikah                   : 1 kali
Lama nikah          : 7 tahun
5.      Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun, menahun seperti kencing manis, darah tinggi, TBC, dsb,
6.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti kencing manis, darah tinggi, TBC, dsb
7.      Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Yang Lalu
No
Hamil
Persalinan
Nifas
Anak
Ket
Usia
Ke
Jenis
Penolong
Tempat
ASI
Penyulit
BBL
H
M
1
8 bln
1
SPT
Bidan
RS
6 bln
-
2300 gr
H
-
7hr
8.      Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas sekarang
Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang ke-1 Secara normal. Saat usia kehamilannya mencapai cukup bulan . Jenis kelamin laki-laki BB 2300 gr,PB 50 cm. Ibu juga mengatakan bahwa kondisi bayinya waktu lahir langsung menangis dan tidak ada komplikasi atau kelainan apapun pada bayinya. Ibu juga mengatakan setelah persalinan mendapat jahitan        
9.      Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB sebelumnya.
10.  Pola Kebiasaan Sehari-hari
a.    Pola Nutrisi
Ibu mengatakan makan 3x sehari, dan menu yang biasa dimakan ibu 1 piring nasi lauknya tahu, tempe, sayur kadang-kadang ikan mujaer, air putih 7-8 gelas/hari ibu tidak makan telur, daging, ayam, karena ibu tarak makan.
b.    Aktivitas
Ibu mengatakan tidak bekerja seperti biasanya, melakukan pekerjaan rumah tangga tetapi sedikit dikurangi karena takut nyeri pada luka jahitannya.
c.    Istirahat
Ibu mengatakan istirahat tidak pernah tidur siang dan tidur malam kira-kira 7jam mulai dari pukul 22.00-05.00 WIB
d.   Pola Eliminasi
BAK 4-5x/sehari
BAB 1 x/sehari tidak ada penyulit pada proses elemminasi
e.       Pola Kebersihan
Mandi 2x/hari, sikat gigi 2x/hari, ganti baju setelah mandi, ganti celana dalam setelah mandi dan ganti pembalut setiap terasa penuh.
11.  Riwayat Psiko-sosial dan Budaya
a.       Psikologi
Ibu mengatakan senang dengan kelahiran anak pertama ini
b.      Sosial
Ibu mengatakan hubungan dengan suami dan anggota keluarga yang lain baik.
c.       Budaya
Ibu mengatakan dalam keluarga ibu tidak minum jamu-jamuan selama hamil ataupun dalam mas post partum.

B.     Data Obyektif
1.      Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum                : Baik
Kesadaran                         : Composmentis
TTV
      Tekanan Darah            : 110/70 mmHg
      Suhu                            : 37,5°C
      Nadi                            : 83x/menit
      RR                               : 21x/menit
     BB                                : 41 kg

2.      Pemeriksaan Fisik
a.       Inspeksi
Rambut
:
 hitam, tidak rontok, lurus, bersih
Kepala
:
Simetris, tidak ada bekas luka
Mata
:
Sclera putih, konjungtiva merah muda
Hidung
:
Bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung
Telinga
:
Simetris kanan kiri, tidak ada gangguan pendengaran
Leher
:
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada bendungan vena jugularis
Dada
:
Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Payudara
:
Simetris, bersih, terdapat hiperpigmentasi pada areola mamae, putting susu menonjol,
ASI +/+, payudara terlihat tegang
Perut
:
Tidak ada bekas luka operasi, terdapat linea nigra
Genetalia
:
Tidak terdapat varises, terdapat pengeluaran lochea sanguinolenta, luka jahitan belum kering
Ekstremitas atas
:
Simetris, tidak oedema
Bawah
:
Simetris, oedema +/+, tidak ada varises
b.      Palpasi
Payudara         : Tidak ada benjolan, payudara terasa keras, terdapat bendungan ASI, ada nyeri tekan
Abdomen        : Kandung kencing kosong,TFU 2 jari atas pusat, UC baik
c.       Auskultasi
Tidak dikaji
3.      Data Bayi
Tanggal lahir          : 24 Februari 2009
Lahir jam               : 17.26 WIB
Jenis kelamin         : Laki-laki
BB                         : 2300 gr
PB                         : 50 cm
A – S                     : 8 – 9



3.2    Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dx                        : P1001 Ab000 Nifas  fisiologis hari ke-7 dengan bendungan ASI
      Ds              : Ibu mengatakan telah melahirkan anak yang pertama, usia 7 hari
sekarang ingin control payudara terasa tegang dan nyeri, kaki bengkak dan  bayi sulit menetek
Do                        : KU                            : Baik
Tekanan Darah          : 110/70 mmHg
             Suhu                           : 37,5 °C
Nadi                          : 83x/menit
RR                             : 21x/menit                 
BB                             : 41kg

Inspeksi
Mata             : Sklera putih, konjungtiva merah muda
Payudara      : Simetris, bersih, terdapat hiperpigmentasi pada areola mamae, putting susu menonjol, ASI +/+, payudara terlihat tegang

Abdomen     : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra
Genetalia      : Bersih, terdapat lochea sanguinolenta, luka
Jahitanbelum kering
Ekstremitas atas : Simetris, tidak oedema
bawah : Simetris, oedema +/+, tidak ada varises
Palpasi
Payudara      : Tidak ada benjolan, ASI keluar banyak, terdapat bendungan ASI, payudara teraba keras, ada nyeri tekan
Abdomen     : Kandung kencing kosong, TFU 2 jari atas simpisis, UC baik
Masalah : Ketidaktahuan Ibu cara menyusui yang benar
                                     


3.3    Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
-   Radang Payudara (Mastitis)

3.4    Identifikasi Kebutuhan Segera
Tidak ada

3.5    Intervensi
Tanggal    : 3 Maret 2009
Dx                        : P1001 Ab000 Post partum fisiologis hari ke-7 dengan bendungan ASI
Tujuan      : Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan diharapkan nifas berjalan
                   normal tanpa komplikasi
Kriteria hasil : - TTV dalam batas normal
-        TFU sesuai dengan hari masa nifas
-    Pengeluaran lochea sesuai hari masa nifas
Intervensi
1.      Beri tahu pada ibu tentang keadaan dan hasil pemeriksaan
R/ meningkatkan pengetahuan ibu sehingga ibu lebih kooperatif
2.      Lakukan vulva hygiene
R/ Membersihkan alat genetalia dari kuman dan melihat keadaan luka jahitan
3.      Berikan KIE tentang
a.       Cara merawat payudara dengan bendungan ASI
b.      Cara meneteki yang benar
c.       Cara mengatasi kaki bengkak
d.      Pola Nutrisi
e.       Tanda bahaya masa nifas
f.       Personal hygiene
R/ ibu mengerti dan menambah pengetahuan ibu
4.      Diskusikan Jadwal Kontrol Ulang
R/ Memastikan nifas berjalan normal dan ibu datang tepat waktu  

3.6    Implementasi
Tanggal    : 3 Maret 2009
Jam           : 11.25 WIB
Dx                        : P1002 Ab000 Post partum fisiologis hari ke-7 dengan bendungan ASI
1.    Memberikan penjelasan pada ibu tentang keadaan beserta hasil pemeriksaan mulai dari pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik, ASI sudah keluar, tekanan darah, suhu, dan pernafasan dalam batas normal, TFU sesuai dengan hari masa nifas, kontraksi uterus baik, lochea keluar sesuai hari pada masa nifas, dan jahitannya baik
2.    Melakukan Vulva Higiene
a.       Persiapan pasien
-         Membuka celana dalam
-         Posisikan pasien dengan posisi litotomi
b.      Persiapan Alat
-         Kapas sublimat dalam kom tutup yang bercampur dengan larutan lactacid
-         Handscoon sebelah kanan
-         Sampah medis dan non medis
-         Larutan klorin
c.       Cara melakukan
-         Pakai handscoon sebelah kanan
-         Ambil 3 kapas yang bercampur larutan lactacid
-         Bersihkan alat genetalia ibu mulai dari labia mayor dan minor dari sisi terjauh dari luka dan labia mayor, minor yang terdekat dari kita
-         Setelah itu bersihkan daerah tengah mulai dari mons veneris komisura anterior, klitoris, vestibulum uretra, vagina, perineum, komisura posterior, dan terakhir anus
3.      Memberikan KIE pada ibu tentang :
a.       Cara  payudara dengan bendungan ASI
b.      Cara meneteki yang benar
c.       Cara mengatsi kaki bengkak
Ajurkan pada ibu pada waktu tidur untuk tidur dengan posisi lebih rendah dari pada kaki yaitu kaki diganjal bantal agar aliran darah di kaki menjadi lancer sehingga mengurangi bengkak di kaki. Anjurkan pada ibu untuk duduk dengan posisi kaki jangan digantung agar aliran darah dikaki menjadi lancer dan mengurangi bengkak di kaki.
d.    Pola Nutrisi
Mengajarkan pada ibu untuk banyak makan makanan yang mengandung protein misal telur, tahu,tempe,ikan,daging dan ibu tidak dianjurkan untuk tarak makan karena makan makanan yang mengandung protein dapat membantu mempercepat penyembuhan luka jahitannya.
e.       Tanda bahaya Masa Post Partum
Memberi tahu ibu tentang apa saja tanda-tanda bahaya pada masa nifas seperti suhu badan meningkat, tekanan darah meningkat, lochea berbau, bernanah dan kotor, agar ibu lebih mengerti dan lebih menjaga kesehatannya pada masa nifas dan tidak terjadi komplikasi.
f.       Pola Personal Hygiene
Mengajarkan pada ibu untuk menjaga kebersihannya, terutama daerah genetalia. Ajarkan pada ibu untuk segera ganti softex apabila basah dan setiap habis mandi dan juga cara cebok yang benar yaitu dari depan ke belakang.
4.      Menjelaskan pada ibu jadwal control selanjutnya yaitu tanggal 17 Maret 2009 atau 2 minggu lagi dan  sewaktu-waktu bila ada keluhan

3.7    Evaluasi
Tanggal    : 3 Maret 2009
Jam           : 11.25 WIB
S               : Ibu mengatakan mengerti dan memahami semua penjelasan dan KIE
                   yang telah disampaikan oleh petugas kesehatan
O              : Ibu menganggukkan kepala tanda mengerti dan dapat mengulang
                   semua penjelasan yang telah dijelaskan oleh petugas
A              : P1001 Ab000 Nifas Fisiologis hari ke-7 dengan bendungan ASI
P               : - Ibu akan datang untuk kontrol pada tanggal 17 Maret 2009 atau
                             sewaktu-waktu apabila ada keluhan
-          Menganjurkan ibu untuk imunisasi lengkap yaitu BCG 1x, DPT 3x, polio 4x, hepatitis 3x, campak 1x, karena imunisasi dapat menghindarkan anak dari penyakit yang dapat diatasi dengan imunisasi
-          Memberi tahu ibu tentang pentingnya KB agar ibu bisa mengatur jarak untuk anak berikutnya.






















BAB IV
PEMBAHASAN

          Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny “I” P1001 Ab000 di RSUD dr. M. Soewandhie Surabaya pada tanggal 3 Maret 2009 maka dapat dikatakan bahwa Ny “I” termasuk kedalam masa nifas fisiologis dengan bnedungan ASI. Antara teori dan praktek terdapat kesenjangan yaitu antara teori dan praktek tidak sama pada kenyataannya, banyak perbedaan.
Oleh karena itu, kita harus menerapkan semua praktek dengan benar, supaya dalam melakukan asuhan kebidanan tidak ada kesenjangan.





















BAB V
PENUTUP

5.1    Kesimpulan
1.    Masa nifas adalah masa pulih kembali muali dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil, lama nifas itu sekitar 6-8 minggu
2.    Pengawasan pada ibu dan bayi dilakukan pada kunjungan pertam 6-8 jam setelah persalinan. Kunjungan ke-2 waktu 3 hari setelah persalinan, kunjungan ke-3 dua minggu setelah persalinan dan kunjungan ke-4 enam minggu setelah peralinan.
3.    Bendungan air susu adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena peningkatan aliran vena dan linfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan.
4.    Penatalaksanaan selama nifasyaitu kebersihan diri, istirahat, gizi, perawatan payudara, eliminasi, dan pemeriksaan umum.
5.2    Saran
Hendaknya dalam asuhan kebidanan post partum diperlukan kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan dan keluarga sangat dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang ada serta memperoleh data yang lengkap. Sehingga dapat diberikan asuhan kebidanan yang optimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar