BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Masa nifas
adalah masa pulih kembali mulai dari
persalinan selesai sampai kembalinya alat-alat kandungan seperti sebelum hamil.
Lama nifas sekitar 6-8 minggu. Hal ini merupakan suatu kadaan yang fisiologis
yang dialami oleh wanita. Pada masa nifas tidak menutup kemungkinan terjadinya
komplikasi pada diri ibu dan komplikasi tersebut kadang kala menjadi penyulit
dan pemulihan tersebut untuk kesehatan ibu ,sehingga ibu bisa terhindar ddari
penyulit-penyulit.Oleh karena itu sebaiknya harus benar-benar memperhatikan
kondisinya baik fisik maupun psikologis.
Dengan adanya perubahan pada
masa nifas serta mengetahui adanya kesulitan pada masa nifas dianjurkan pada
ibu nifas untuk selalu waspada dan rutin memeriksakan kesehatan dirinya maupun
bayinya agar apabila terdapat komplikasi bisa segera ditangani.
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan
Umum
Diharapkan
mahasiswa mampu memberikan, memperluas, memperbanyak pengetahuan dan ketrampilan
mengenai asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis.
1.2.2
Tujuan
Khusus
Diharapkan
dengan dibuatnya asuhan kebidanan pada ibu nifas mahasiswa dapat :
a. Mengumpulkan
data sampai analisa data pada ibu nifas fisiologis dengan bendungan ASI
b. Melakukan
identifikasi diagnosa dan masalah pada ibu nifas fisiologis dengan bendungan
ASI
c. Melakukan
antisipasi diagnosa dan masalah potensial pada ibu nifas fisiologis dengan
bendungan ASI
d. Melakukan
identifikasi kebutuhan segera pada ibu nifas fisiologis dengan bendungan ASI
e. Melakukan
intervensi pada ibu nifas fisiologis dengan bendungan ASI
f. Implementasi
pada ibu nifas fisiologis dengan bendungan ASI
g. Mengevaluasi
tindakan yang dilakukan pada ibu nifas fisiologis dengan bendungan ASI
1.3
Metode
penulisan
Asuhan kebidanan ini disusun dengan cara:
1.
Observasi
Mengadakan pengamatan langsung ke pasien
2.
Anamnese
Mengadakan tanya jawab langsung pada klien guna
mengetahui keluhan yang dirasakan oleh ibu, sehingga dapay mrmberikan asuhan
yang tepat dan benarsesuai dengan masalah yang ada.
3.
Praktek
Melakukan praktek langsung melali pendekatan manajemen
kebidanan.
4.
Study Pustaka
Membaca sumber buku yang dapat mendukung terlaksanya
asuhan dan dapat membandingkan antra teori dengan pratek
1.4 Sistematika Penulisan
BAB
1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Tujuan
penulisan
1.3 Ruang Lingkup
1.4 Metode
penulisan
1.5 Sistematika
Penulisan
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Konsep Nifas
2.2 Konsep
Bendungan ASI
2.3 Konsep Dasar Manajemen Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Nifas Fisiologis dengan
bendungan ASI
BAB III
: TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Data
3.2 Identifikasi
Diagnosa Dan Masalah
3.3 Antisipasi
Diagnosa Dan Masalah Potensial
3.4 Identifikasi
Kebutuhan Segera
3.5 Intervensi
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
BAB
IV : PEMBAHASAN
BAB
V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Konsep Dasar Masa Nifas
2.1.1
Definisi Masa Nifas
·
Nifas adalah masa setelah partus
selesai sampai kurang lebih 6 minggu tetapi seluruh alat genetalia baru pulih
kembali seperti sebelum hamil dalam waktu 3 bulan.
(Sarwono, 1997 : 237)
·
Masa Nifas (Puerperium)
dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan semula. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu.
(Pelayanan Maternal dan
Neonatal, hal 122)
·
Periode masa nifas adalah waktu
penyembuhan dan perubahan waktu kembali seperti keadaan semula atau tidak hamil
dan penyesuaian terhadap penambahan keluarga baru.
(Dasar-dasar Keperawatan
Maternitas, hal 281)
2.1.2
Periode Nifas
Nifas dibagi menjadi 3 periode :
1. Puerperium
dini
Yaitu
kepulihan dimana ibu sudah diperbolehkan berdiri dan jalan-jalan
2. Puerperium
intermedial
Yaitu
kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia lamanya 6-8 minggu
3. Remote
puerperium
Yaitu
waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat bagi semua ibu nifas terutama bila
selama 1 hari atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
(Rustam, UUGS, 1997)
2.1.3
Tujuan Asuhan Masa Nifas
1. Menjaga
kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun fisiologi
2. Mengusahakan
skrening yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk jika
terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya
3. Memberi
imunisasi pada bayinya
4. Memberikan
pelayanan KB
5. Doronglah
ibu dan keluarganya untuk menghubungi bidan, jika ada tanda-tanda sebagai
berikut :
-
Tidak mau makan dan
tidur
-
Merasa tidak bisa
mengasuh diri sendiri dan bayinya
-
Berusaha menyakiti diri
sendiri dan bayinya
- Mengomel
sendiri atau tidak bisa berfikir secara jernih
2.1.4
Perawatan Masa Nifas
1. Mobilisasi,
ibu harus istirahat tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan boleh miring
kanan atau kiri untuk menjaga terjadinya trombosis dan tromboemboli
2. Diet,
makan harus bermutu / bergizi dan cukup kalori yang mengandung protein dan
banyak cairan, sayur-sayuran, dan buah-buahan
3. Miksi,
jangan ditahan, segera lakukan sendiri secepatnya kadang-kadang wanita
mengalami sulit kencing karena edema selama persalinan atau spingter uretra
ditekan oleh kepala janin
4. Perawatan
payudara, dimulai sejak wanita hamil, supaya putting susu lemas, tidak keras,
dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.
5. Defekasi,
Buang Air Besar (BAB) harus dilakukan 3 sampai 4 pasca persalinan, bila sulit
BAB / Obstipasi dapat diberi obat LAXANTA per oral atau parenteral.
6. Laktasi,
terjadi perubahan pada kelenjar mamae untuk menghadapi masa laktasi
(menyusukan)
·
Keluar susu jolong
(kolostrum) warna bening susu dari ductus lactiferous
·
Proliferasi jaringan
pada kelenjar –kelenjar alveoli dan jaringan lemak bertambah
·
Hypervaskularisasi,
vena-vena berdilatasi sehingga tampak jelas
·
Timbul pengaruh hormone
laktogen (LH) atau prolaktin yang merangsang putting
7. Pemeriksaan
Umum : Tensi, Nadi, Suhu, Keadaan Umum, Payudara, Putting susu, Dinding
Perineum, Kandung Kemih, Rectum, Lochea, dll.
8. Nasehat
untuk ibu : Tentang KB, menyusui bayinya, imunisasi, dll
2.1.5
Tahapan Masa Nifas
1. Terjadi
involusi : Uterus secara berangsur-angsur menjadi mengecil dan akhirnya kembali
seperti sebelum hamil
Involusi
|
TFU
|
Berat Uterus
|
Bayi lahir
Uri lahir
7 hari (1 minggu)
14 hari (2 minggu)
42 hari (6 minggu)
56 hari (8
minggu)
|
Setinggi pusat
2 jari bawah pusat
Pertengahan pst
symphsis
Tidak teraba diatas
symphsis
Bertambah kecil
Sebesar normal
|
1000 gr
750 gr
500 gr
350 gr
50 gr
30 gr
|
2. Bekas
Implantasi Uri : mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri.
Diameter 7,5 cm, sesudah 2 minggu 3,5 cm, minggu ke-6 24 cm dan akhirnya pulih
3. Luka-luka
jalan lahir, bila tidak ada infeksi akan sembuh dalam 6 – 7 hari
4. Rasa
sakit atau afterpains (mules-mules) karena kontraksi rahim biasanya terjadi 2 –
4 hari pasca persalinan
5. Lochea
: cairan yang berasal dari cavum uteri dan vagina pada masa nifas pengeluaran
lochea dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warna sebagai berikut :
a) Lochea
rubra
Berisi
darah segar dan sisa selaput sel-sel desidua sisa mekonium, sisa darah 1 – 3
hari
b) Lochea
sanguinolenta
Berwarna
merah kuning, berisi darah dan lendir, hari ke 3-7 pasca persalinan.
c) Lochea
serosa
Berwarna
kuning, cairan tidak berwarna lagi, hari ke-7 pasca persalinan
d) Lochea
alba
Setelah
hari ke-14 berwarna putih
e) Lochea
purulenta
Seperti
corong berwarna merah kehitaman setelah persalinan, konsistensinya lunak,
terdapat luka-luka kecil
f) Lochea Statis adalah lochea yang tidak lancar keluarnya
2.1.6
Kebijakan Puerperium
Paling sedikit 4 kali
kunjungan masa nifas dilakukan untuk mencegah, mendeteksi masalah-masalah yang
terjadi :
1. Kunjungan 1 waktu 6-8 jam setelah persalinan
·
Mencegah perdarahan,
perawatan dan rujukan
·
Konseling pada ibu :
pemberian ASI
·
Memberikan hubungan
antara ibu dan BBL
2. Kunjungan
II waktu 6 hari setelah persalinan
·
Memastikan kontraksi
uterus normal
·
Menilai adanya
tanda-tanda demam dan infeksi
·
Koseling merawat bayi
secara benar
3. Kunjungan
III waktu 2 minggu setelah persalinan
4. Kunjungan
IV waktu 8 minggu setelah persalinan
·
Menanyakan dan memantau
tentang penyakit pada ibu dan bayinya
·
Memberikan konseling
2.1.7
Komplikasi yang terjadi pada Masa Nifas
1. Sakit
kepala berlebihan, nyeri epigastrium, penglihatan kabur
2. Demam,
muntah, rasa sakit saat berkemih
3. Bendungan
payudara dan mastitis
4. Tidak
nafsu makan dalam waktu yang sama
5. Merasa
tidak bisa merawat dirinya dan bayinya
6. Perdarahan
(memerlukan 2 softek dalam ½ jam)
7. Uterus
lembek (kontraksi uterus lembek)
8. Edema
wajah dan ekstremitas
2.1.8
Penatalaksanaan
a. Kebersihan
Diri
- Anjurkan
kebersihan seluruh tubuh
- Menganjurkan
ibu bagaimana membersihkan kelamin dengan sabun dan air, pastikan bahwa ia
mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke
belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan pada ibu
untuk membersihkan vulva setiap kali BAB / BAK
- Sarankan
pada ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya 2 kali sehari,
kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di
bawah matahari / disetrika
- Sarankan
ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah mencuci
daerah kelamin
- Jika
ibu mempunyai episiotomy / laserasi, sarankan pada ibu untuk menghindari daerah
luka
b. Istirahat
-
Anjurkan ibu
beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
-
Sarankan ibu untuk
kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga, bisa secara perlahan-lahan serta
istirahat atau tidur selagi bayi tidur
c. Latihan
-
Diskusikan pentingnya
otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan ini
menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada
punggung
-
Jelaskan bahwa latihan
tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu, seperti :
·
Tidur terlentang dengan
lengan di samping, menarik otot perut selagi menarik nafas ke dalam dan dangkal
dagu ke dada, tahan 1 hitungan sampai 5, rileks dan ulangi sebanyak 20x
·
Untuk memperkuat terus
otot jalan lahir dan dasar panggul (latihan senam kegel)
·
Berdiri dengan tungkai
dirapatkan, kencangkan otot-otot pantat dan panggul, tahan sampai 5 hitungan,
kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5x
d. Gizi
Ibu pada masa menyusui harus
mengkonsumsi 500 kalori tiap hari dan makan dengan diet seimbang untuk
mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup. Minum sedikitnya 3 liter
air setiap hari, selanjutnya anjurkan ibu untuk setiap kali habis menyusui.
e. Menyusui
ASI mengandung banyak bahan yang
diperlukan bayi, mudah dicerna memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu
segar, bersih dan siap untuk diminum.
f. Tanda-tanda
ASI Cukup
-
Bayi kencing setidaknya
6 kali dalam 24 jam dan warnanya jernih sampai kuning muda
-
Bayi sering buang air
besar berwarna kekuningan berbiji
-
Bayi tampak puas
-
Bayi sedikitnya menyusu
10 – 12x dalam 24 jam
-
Payudara ibu terasa
lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui
-
Bayi bertambah berat
badannya
g. Meningkatkan
suplai ASI
Untuk Bayi :
1. Menyusu
tiap 2 jam, siang dan malam hari dengan lama menyusui 10 menit di setiap
payudara
2. Bangunkan
bayi, lepaskan baju yang menyebabkan rasa gerak dan dudukkan selama menyusui
3. Pastikan
bayi menyusu dengan posisi menempel yang baik dan dengarkan suara menelan yang
aktif
4. Susui
bayi di tempat yang tenang dan nyaman dan minumlah tiap kali menyusui
5. Tidurlah
bersebelahan dengan bayi
Untuk Ibu :
1. Ibu
harus meningkatkan istirahat ibu dan bayi
2. Petugas
kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan mengoreksi setiap kali
terdapat masalah pada posisi penempatan
3. Meyakinkan
bahwa ibu dapat memproduksi susu lebih banyak dengan melakukan hal-hal tersebut
di atas
h. Perawatan
Payudara
1. Menjaga
payudara lebih tetap bersih dan kering, terutama putting susu
2. Menggunakan
BH yang bisa menyokong payudara
3. Apabila
putting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting
susu yang lecet
4. Apabila
lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam ASI dikeluarkan dan
diminum dengan menggunakan sendok
5. Untuk
menghilangkan nyeri ibu dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4 jam sampai 6
jam
6. Apabila
payudara bengkak akibat bendungan ASI, dilakukan :
- Kompres
payudara menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit
- Keluarkan
ASI sebagian dan sebagian depan payudara sehingga putting susu menjadi lunak
- Susukan
bayi setiap 2 – 3 jam, apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI sisinya keluar
dengan tangan
- Letakkan
kain dingin pada payudara setelah menyusui
i. Senggama
- Secara
fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah bersih dan ibu
dapat memasukkan 1 atau 2 jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah
berhenti dan ibu tidak merasa nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan
suami istri kapanpun ibu siap
- Banyak
budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu
tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan, keputusan
berlangsung pada pasangan yang bersangkutan.
2.2
Konsep Bendungan ASI
2.2.1
Definisi
§ Bendungan
air susu adalah terjadinya pembekakan pada payudara karena peningkatan aliran
vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASIdan rasa nyeri disertai
kenaikan suhu badan.
(Sarwono,
2005 : 700)
§ Bendungan
air susu karena penyempitan duktuli laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak
dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada putting susu, keluhan ibu
adalah payudara bengkak, keras, panas, nyeri.
(Khaidir
muhaj Blogsite, Kumpul Blogger.com)
2.2.2 Faktor Penyebab
Bendungan ASI
§ Beberapa
factor yang menyebabkan bendungan ASI :
1. Pengosongan
mamae yang tidak sempurna
Dalam masa laktasi
terjadi peningkatan produksi ASI pada Ibu yang produksi ASInya berlebihan,
apabila bayi sudah kenyang dan selesai menyusu dan payudara tidak dikosongkan,
maka masih terdapat sisa ASI di dalam payudara. Sisa ASI tersebut jika tidak
dikeluarkan dapat menimbulkan bendungan ASI.
2. Factor
hisapan bayi yang tidak aktif
Pada masa laktasi, bila
ibu tidak menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif
menghisap,maka akan menimbulkan bendungan ASI
3. Factor
posisi menyusui bayi yang tidak benar
Teknik yang salah dalam
menyusui dapat mengakibatkan putting susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa
nyeri pada saat bayi menyusu. Akibatnya ibu tidak mau menyusui bayinya dan
terjadi bendungan ASI
4. Putting
susu terbenam/ tenggelam
Putting susu yang
terbenam/ tenggelam akan menyulitkan bayi dalam menyusu, karena bayi tidak
dapat menghisap putting dan aerola, bayi tidak mau mneyusu dan akibatnya
terjadi bendungan ASI.
5. Putting
susu terlalu panjang
Putting susu yang panjang menimbulkan
kesulitan pada saat bayi menyusu karena bayi tidak dapat menghisap aerola dan
merangsang sinus laktiferus untuk mengeluarkan ASI, akibatnya ASI tertahan dan
menimbulkan bendungan ASI.
(www.fadli.web.id/Universitas
-Panca- Bhakti- Pontianak)
2.2.3 Penanganan
Payudara Dengan Bendungan ASI
§ Sebaiknya
selama hamil atau dua bulan terakhir dilakukan masase atau perawatan putting
susu dan aerola mamae untuk mencegah terjadinya putting susu kering dan mudah
terjadinya payudara bengkak.
§ Susukan
bayi segera setelah lahir bila memungkinkan tanpa di jadwal. Keluarkan ASI
dengan tangan/ pompa bila produksi melebihi kebutuhan bayi, lakukan perawtan
payudara pasca persalinan secara teratur. Keluarkan sedikit ASI sebelum
menyusui agar payudara lebih lembek sehingga putting lebih mudah ditangkap/
didisap bayi. Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara, berikan kompres
dingin.
Agar bayi mudah dalam menghisap/ menangkap putting susu, sebelum
menyusui berikan kompres air hangat kira-kira 5 menit kemudian lakukan masase
dari tepi kearah putting hingga ASI keluar. Setelah itu, baru susukan bayi
jangan berhenti menyusui dalam keadaan ini. Untuk mengurangi peningkatan
peredaran darah dan terjadinya statis di vena dan pembuluh limfe dalam
payudara, lakukan pengurutan (masase) payudara, dimulai dari putting kearah
korpus mamae.
2.2.4 Perawatan
Payudara Dengan Bendungan ASI
§
Apabila payudara
bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan :
1. Pengompresan
payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit
2. Urut
payudara dari arah pangkal menuju putting untuk mengurut payudara dengan arah
“Z” menuju putting
3. Keluarkan
ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga putting susu menjadi lunak
4. Susukan
bayi setiap 2-3 jam. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI sisanya
keluarkan dengan tangan
5. Letakkan
kain dingin pada payudara setelah menyusui
(Sarwono, 2002 : N-27)
§ Penatalaksanaan payudara dengan bendungan ASI
yaitu :
- Mencegah
terjadinya payudara bengkak
- Susukan
bayi segera setelah lahir
- Susukan
bayi tanpa dijadwal
- Keluarkan
sedikit ASI dengan tangan atau pompa bila produksi ASI melebihi kebutuhan ASI
- Laksanakan
perawatan payudara setelah melahirkan
- Untuk
mnegurangi rasa sakit pada payudara berikan kompres dingin
- Untuk
memudahkan bayi menghisap atau menangkap putting susu berikan kompres sebelum
menyusui
- Untuk
mengurangi bendungan di vena dan pembuluh getah bening dalam payudara lakukan
pengurutan yang dimulai dari putting kearah korpus mamae
- Ibu
harus rileks
- Pijat
leher dan punggung belakang
2.2.5 Komplikasi Bendungan
ASI
- Payudara bengkak
(Engorgement)
Payudara terasa lebih penuh/ tegang dan
nyeri sekitar hari ketiga atau keempat sesudah melahirkan akibat statis di vena
dan pembuluh limfe, tanda bahwa ASI mulai banyak disekresi. Sering terjadi pada
payudar yang elastisitasnya kurang. Bila tidak dikeluarkan, ASI menumpuk pada
payudara sehingga aerola mamae menjadi lebih menonjol, putting lebih datar dan
sukar diisap bayi. Kulit payudara Nampak lebih merah mengkilat, ibu demam, dan
payudara terasa nyeri sekali.
-
Saluran ASI tersumbat
(Obstruktive Duct)
Terjadi sumbatan pada satu atau lebih
saluran air susu yang dapat disebabkan tekanan jari waktu menyusui . pemakaian
BH terlalu ketat, maupun komplikasi payudara bengakak yang berlanjut sehingga
ASI dalam saluran air susu tidak segera dikeluarkan dan menjadi sumbatan
-
Radang payudara
(Mastitis)
Timbul reaksi sistemik seperti demam,
terjadi 1-3 minghu setelah persalinan sebagai komplikasi sumbatan saluran air
susu. Biasanya diawali dengan putingsusu lecet/ luka. Gejala yang biasa diamati
kulit merah, payudar lebih keras, serta nyeri dan berbenjol-benjol
-
Abses payudara
Terjadi sebagai komplikasi mastitis
akibat meluasnya peradangan. Sakit ibu tampak lebih parah, payudara lebih merah
mengkilat, benjolan tidak sekeras mastitis, tapi lebih penuh atau bengkak
berisi cairan.
(Kapita Selekta, 2001 :
323-325)
2.3Konsep
Dasar Managemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Fisiologis Dengan Bendungan ASI
2.3.1
Pengkajian Data
Hari / Tanggal : saat dilakukan pengkajian
Tempat Pengkajian : tempat dilakukan pengkajian
Jam :
saat dilakukan pengkajian
No. Register : no. pendaftaran kartu pasien
Oleh :
petugas yang melakukan pengkajian
A.Data
Subyektif
1. Biodata
Nama :
Memudahkan memanggil agar tidak terjadi kekeliruan
Umur :
Mengetahui resiko tinggi atau rendah
Agama : Memudahkan cara pemberian dukungan
spiritual
Pendidikan : Memberi dukungan sesuai dengan tingkat pendidikan
Pekerjaan : Untuk mengetahui
apakah pekerjaan mempengaruhi
kesehatan
Alamat : Memudahkan komunikasi dan kunjungan
rumah
2. Keluhan
Utama
Keluhan yang dirasakan ibu saat ini
yaitu nyeri pada payudara, payudara terasa tegang
3. Riwayat
Haid
Untuk mengetahui siklus haid, lamanya,
banyaknya dan keluhan yang dirasakan pada waktu haid, seperti Disminorhea, dll
4. Riwayat
Pernikahan
Mengetahui status pernikahan, berapa kali nikah, dan umur menikah,
lama menikah
5. Riwayat
Kesehatan Yang Lalu
Untuk mengetahui apakah ibu pernah
menderita penyakit menular, menurun, dan menahun yang bisa mempengaruhi
penyembuhan luka seperti DM, Anemia, dll
6. Riwayat
Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga
pernah mempunyai penyakit menurun, menular, menahun seperti hipertensi, asma,
TBC, dll
7. Riwayat
Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
No
|
Hamil
|
Persalinan
|
Nifas
|
Anak
|
Ket
|
||||||
Umur
|
Ke
|
Jenis
|
Penolong
|
Tempat
|
ASI
|
Penyulit
|
ASI
|
H
|
M
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8. Riwayat
Kehamilan dan Nifas Sekarang
Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang ke ….
Secara normal pervaginam. Saat usia kehamilannya mencapai cukup bulan . Jenis
kelamin …. BBL … gram. Ibu juga mengatakan bahwa kondisi bayinya waktu lahir
langsung menangis dan tidak ada komplikasi datau kelainan apapun pada bayinya.
Ibu juga mengatakan setelah persalinan mendapat jahitan
9. Riwayat
KB
Untuk mengetahui apakah ibu sebelum
hamil pernah memakai KB atau tidak. KB apa yang pernah dipakai, berapa lama ibu
menggunakan KB tersebut dan adakah keluhan selama memakai KB tersebut
10. Pola
Kebiasaan Sehari-hari
Nutrisi
|
:
|
Di
butuhkan nutrisi yang lebihj banyak unmtuk memenuhi kebutuhan nutrisi masa
nifasnyua dan bayinya. Ibu harus mengkonsumsi bahan makanan yang banyak
mengandung protein (ikan laut, bayam, putih telur, susu mentega) karbohidrat
( nasi,ubi, rpti) dan sayuran yang mengandung vitamin lainnya. Ibu tidak
boleh pantang makanan apapun karena dapat menghambat proses penyembuhan luka
dan proses laktasi.
|
||
Aktivitas
|
:
|
Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini misalnya
miring ke kanan / kiri, duduk, setelah lewat 2 jam post partum dan lakukan
senam nifas sesuai dengan kemampuan ibu dan secara bertahap
|
||
Istirahat
|
:
|
Dalam
sehari ibu harus dapat beristirahat 7-8 iam perhari, dan apa keluhan yang
dirasakan. Apabila ibu nifas kekurangan istirahat dapat mempengaruhi proses
involusi dan laktasi.
|
||
Eliminasi
|
:
|
Ibu
nifas harus BAK ± 24 jam setelah persalinan, dan BAB 2 – 3 hari, karena apabila kandung kemih penuh
bisa mempengaruhi kontraksi uterus sehingga dapat menyebabkan perdarahan
|
||
Kebersihan
|
:
|
Mengajarkan
pada ibu bagaimana cara cebok yang benar yaitu dari depan ke belakang, mandi
2 kali sehari, ganti celana dalam 2 kali sehari atau apabila terasa basah,
ganti pembalut setiap kali terasa penuh, bila ibu punya luka perineum hindari
menyentuh daerah luka dan selalu untuk menjaga kebersihan
|
||
Kebiasaan
lain
|
:
|
Ibu tidak mempunyai kebiasaan minum minuman
beralkohol, atau jamu – jamuan yang bisa mempengaruhi masa nifas karena bisa
menyebabkan diare saat menyusui
|
||
11. Riwayat
Psikologi dan Budaya
1. Psikologi
Tanda-tanda
Taking In, Taking Hold, dan Letting Go
2. Sosial
Hubungan
ibu, suami, dan keluarga serta orang di sekitarnya baik
3. Budaya
Adakah
budaya pantang makan makanan tertentu
B.
Data
Obyektif
1. Pemeriksaan
Umum
KU :
Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV
: TD : 100/60 – 120/80 mmHg (normal),
kenaikan sistol tidak lebih
dari 30 mmHg, dan diastol 15 mmHg
N : 70-90x/menit
RR : 16 – 24x/menit
S : 36 – 37,5°C
2. Pemeriksaan
Fisik
·
Inspeksi
Rambut : kulit kepala
bersih, rambut hitam, keriting, tidak
rontok, tidak berketombe
Muka : tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada
odema
Mata : simetris, sclera berwarna putih, konjungtiva merah muda
Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada skeret, tidak ada
pernafasan cuping hidung
Mulut :
bibir tidak pucat, tidak ada caries gigi
Telinga : simetris, bersih, tidak ada sekret tidak ada gangguan
pendengaran
Leher : tidak ada pembesaran
kelejar tyroid, pembesaran vena jugularis (-), tidak ada kelenjar limfe
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Payudara : simetris, terdapat
hypervaskularisasi, terdapat hyperpigmentasi pada areola mammae putting susu
menonjol +/+,
ASI keluar sedikit, payudara terlihat merah
Perut : perut terlihat
bundar dan keras, terdapat strie,, terdapat linea nigra.
Genetalia : lochea serosa, vulva
vagina bersih, tidak ada odema, tidak ada perdarahan, terdapat luka jahitan
pada perineum
Ekstrimitas
atas : Simetris, tidak oedem
Ekstrimitas bawah :
Simetris, tidak oedem,tidak varises
·
Palpasi
Leher : tidak ada bendungan vena jugularis,
tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Payudara : tidak ada benjolan, ASI keluar sedikit,
terdapat bendungan ASI
Abdomen : TFU sesuai dengan usia masa nifas(3 jari
diatas simpisis), kontraksi uterus baik, tidak ada nyeri tekan
·
Auskultasi
Dada : tidak ada ronkhii dan wheezing
Abdomen : bising usus normal
·
Perkusi
Refleksi pattela +/+
3. Data
Bayi
Bayi lahir tanggal … bulan … tahun … jam
… WIB, jenis kelamin … berat badan 2500 – 4000 gram, PB > 45 cm A – S baik /
tidak, ada kelainan kongenital atau tidak, keadaan umum baik atau tidak.
2.3.2
Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dx :
P… Ab… Nifas Fisiologis Hari ke… dengan bendungan ASI
Ds :
Ibu mengatakan telah melahirkan anak ke berapa secara normal pada tanggal berapa
Do :
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD :
Normal (100/60 mmHg – 120/80 mmHg)
S : 38 ˚C (normalnya 36,5 ˚C – 37,5 ˚C)
N : Normal (70 – 90x/menit)
RR : Normal (16 – 24x/menit)
Inspeksi
Mata :
Sklera putih, konjungtiva merah muda
Payudara :
Bersih, putting susu menonjol, terdapat
hyperpigmentasi,
ASI keluar sedikit, payudara terlihat tegang
Perut :
Tidak ada bekas luka operasi, terdapat linea
Genetalia : Bersih, luka jahitan
mulai mengering,lochea sanguinolenta
Ekstremitas atas : Simetris, tidak oedem
bawah : Simetris, tidak oedem, tidak varises
Palpasi
Payudara : tidak ada benjolan,payudara traba keras,
terdapat bendungan ASI
Abdomen : Kandung kencing kosong, TFU sesuai usia
masa nifas (3 jari diatas simpisis),lochea sanguinolenta
2.3.3 Identifikasi
Diagnosa dan Masalah Potensial
- Radang Payudara (Mastitis)
2.3.4 Identifikasi Kebutuhan
Segera
Tidak
ada
2.3.5 Intervensi
Tanggal : saat dilakukan pengkajian
Dx : P… Ab...Nifas Fisiologis Hari ke…
dengan bendungan ASI
Tujuan : Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan
diharapkan nifas berjalan
normal tanpa komplikasi
Kriteria
Hasil : - TTV Normal
- Involusi
dan UC baik
- TFU
turun sesuai hari masa nifas
- Pengeluaran
lochea sesuai dengan hari masa nifas
- Pengeluaran
ASI Lancar
Intervensi
1. Beri
penjelasan pada ibu tentang keadaan dan hasil pemeriksaan
R/
Dengan memberi penjelasan pada ibu tentang keadaan dan hasil pemeriksaan maka
ibu dapat meningkatkan pengetahuan ibu sehingga ibu lebih kooperatif
2. Lakukan
vulva hygiene
R/
Membersihkan alat genetalia dari kuman dan lihat keadaan luka jahitan
3. Berikan
KIE pada ibu tentang :
a. Pola nutrisi
b. Pola personal hygiene
c. Cara meneteki yang benar
R/
Ibu lebih mengerti dan tidak terjadi komplikasi pada masa nifas
4. Diskusikan
jadwal kontrol ulang
R/
Memastikan bahwa nifas berjalan normal dan ibu datang tepat waktu
2.3.6 Implementasi
Mengacu
dan sesuai Intervensi
2.3.7 Evaluasi
Tanggal :
Jam :
S : Ibu mengatakan telah mengerti
dengan semua penjelasan dan KIE
yang dijelaskan oleh petugas
O : Ibu mengangguk sebagai tanda
bahwa ibu telah mengerti dan dapat
mengulang
kembali semua penjelasan yang telah dijelaskan oleh petugas
A : P… Ab… Nifas fisiologis hari ke …
P : Anjurkan Ibu untuk kontrol ulang
lagi atau sewaktu-waktu bila ada
keluhan
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1
Pengkajian
Data
Hari/Tanggal : Rabu/ 3 Maret 2009
Jam :
11.00 WIB
Tempat Pengkajian : Ruang Poli Nifas
RSUD. Dr. M.Soewandhi
Oleh :
Diny Apriliya Sari
No. Reg :
08.04.83-84
A.
Data
Subyektif
1. Biodata
Nama Pasien : Ny “I” Nama
Suami : Tn “I”
Usia :
32 tahun Usia : 35 tahun
Agama :
Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : wiraswasta Pekerjaan : Swasta
Alamat :
Gresikan 6 no.15
2. Keluhan
Utama
Ibu mengatakan telah melahirkan anak
yang pertama, dengan usia 7 hari, sekarang ingin kontrol payudara terasa tegang
dan nyeri, kaki bengkak dan bayi sulit
menetek
3. Riwayat
Haid
Menarche :
13 tahun
Siklus Haid : 28 hari
Lama Haid : 7 hari
Banyaknya : Hari ke 1–
3 ganti 2-3 softtex dalam sehari
Warna
: merah
HT :
Post partum 7
hari
4. Riwayat
Pernikahan
Usia menikah : 27 tahun
Nikah :
1 kali
Lama nikah : 7 tahun
5. Riwayat
Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit menular, menurun, menahun seperti kencing manis, darah tinggi, TBC,
dsb,
6. Riwayat
Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada
yang menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti kencing manis,
darah tinggi, TBC, dsb
7. Riwayat
Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Yang Lalu
No
|
Hamil
|
Persalinan
|
Nifas
|
Anak
|
Ket
|
||||||
Usia
|
Ke
|
Jenis
|
Penolong
|
Tempat
|
ASI
|
Penyulit
|
BBL
|
H
|
M
|
||
1
|
8
bln
|
1
|
SPT
|
Bidan
|
RS
|
6 bln
|
-
|
2300
gr
|
H
|
-
|
7hr
|
8. Riwayat
Kehamilan, Persalinan, Nifas sekarang
Ibu
mengatakan telah melahirkan anaknya yang ke-1 Secara normal. Saat usia
kehamilannya mencapai cukup bulan . Jenis kelamin laki-laki BB 2300 gr,PB 50
cm. Ibu juga mengatakan bahwa kondisi bayinya waktu lahir langsung menangis dan
tidak ada komplikasi atau kelainan apapun pada bayinya. Ibu juga mengatakan
setelah persalinan mendapat jahitan
9. Riwayat
KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan
KB sebelumnya.
10. Pola
Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola
Nutrisi
Ibu mengatakan makan 3x sehari, dan menu yang biasa dimakan ibu 1 piring nasi lauknya
tahu, tempe, sayur kadang-kadang ikan mujaer, air putih 7-8 gelas/hari ibu
tidak makan telur, daging, ayam, karena ibu tarak makan.
b. Aktivitas
Ibu mengatakan tidak bekerja seperti
biasanya, melakukan pekerjaan rumah tangga tetapi sedikit dikurangi karena
takut nyeri pada luka jahitannya.
c. Istirahat
Ibu mengatakan istirahat tidak pernah tidur siang dan tidur malam
kira-kira 7jam mulai dari pukul 22.00-05.00 WIB
d. Pola
Eliminasi
BAK 4-5x/sehari
BAB 1 x/sehari tidak ada penyulit pada proses elemminasi
e. Pola
Kebersihan
Mandi 2x/hari, sikat gigi 2x/hari, ganti
baju setelah mandi, ganti celana dalam setelah mandi dan ganti pembalut setiap
terasa penuh.
11. Riwayat
Psiko-sosial dan Budaya
a. Psikologi
Ibu mengatakan
senang dengan kelahiran anak pertama ini
b. Sosial
Ibu mengatakan hubungan dengan suami dan
anggota keluarga yang lain baik.
c. Budaya
Ibu mengatakan dalam keluarga ibu tidak
minum jamu-jamuan selama hamil ataupun dalam mas post partum.
B.
Data
Obyektif
1. Pemeriksaan
Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV
Tekanan
Darah : 110/70 mmHg
Suhu : 37,5°C
Nadi : 83x/menit
RR : 21x/menit
BB : 41 kg
2. Pemeriksaan
Fisik
a. Inspeksi
Rambut
|
:
|
hitam, tidak rontok, lurus, bersih
|
Kepala
|
:
|
Simetris,
tidak ada bekas luka
|
Mata
|
:
|
Sclera putih,
konjungtiva merah muda
|
Hidung
|
:
|
Bersih, tidak
ada pernafasan cuping hidung
|
Telinga
|
:
|
Simetris kanan
kiri, tidak ada gangguan pendengaran
|
Leher
|
:
|
Tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada bendungan vena jugularis
|
Dada
|
:
|
Simetris,
tidak ada retraksi dinding dada
|
Payudara
|
:
|
Simetris,
bersih, terdapat hiperpigmentasi pada areola mamae, putting susu menonjol,
ASI +/+,
payudara terlihat tegang
|
Perut
|
:
|
Tidak ada
bekas luka operasi, terdapat linea nigra
|
Genetalia
|
:
|
Tidak terdapat
varises, terdapat pengeluaran lochea sanguinolenta, luka jahitan belum kering
|
Ekstremitas
atas
|
:
|
Simetris,
tidak oedema
|
Bawah
|
:
|
Simetris,
oedema +/+, tidak ada varises
|
b. Palpasi
Payudara :
Tidak ada benjolan, payudara terasa keras, terdapat bendungan ASI, ada nyeri
tekan
Abdomen :
Kandung kencing kosong,TFU 2
jari atas pusat, UC baik
c. Auskultasi
Tidak dikaji
3. Data
Bayi
Tanggal lahir : 24 Februari
2009
Lahir jam : 17.26 WIB
Jenis kelamin :
Laki-laki
BB : 2300
gr
PB : 50 cm
A – S :
8 – 9
3.2
Identifikasi
Diagnosa dan Masalah
Dx :
P1001
Ab000 Nifas fisiologis hari ke-7 dengan bendungan ASI
Ds :
Ibu mengatakan telah melahirkan anak yang pertama,
usia 7 hari
sekarang ingin control payudara terasa
tegang dan nyeri, kaki bengkak dan bayi
sulit menetek
Do :
KU : Baik
Tekanan Darah : 110/70
mmHg
Suhu :
37,5 °C
Nadi : 83x/menit
RR :
21x/menit
BB : 41kg
Inspeksi
Mata :
Sklera putih, konjungtiva merah muda
Payudara : Simetris, bersih, terdapat
hiperpigmentasi pada areola mamae, putting susu menonjol, ASI +/+, payudara
terlihat tegang
Abdomen :
Tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra
Genetalia : Bersih, terdapat lochea sanguinolenta, luka
Jahitanbelum kering
Ekstremitas atas : Simetris, tidak
oedema
bawah : Simetris, oedema +/+, tidak ada
varises
Palpasi
Payudara : Tidak ada benjolan, ASI keluar banyak,
terdapat bendungan ASI, payudara teraba keras, ada nyeri tekan
Abdomen : Kandung kencing kosong, TFU 2 jari atas
simpisis, UC baik
Masalah : Ketidaktahuan Ibu cara
menyusui yang benar
3.3
Identifikasi
Diagnosa dan Masalah Potensial
- Radang
Payudara (Mastitis)
3.4
Identifikasi
Kebutuhan Segera
Tidak ada
3.5
Intervensi
Tanggal : 3 Maret 2009
Dx :
P1001 Ab000 Post
partum fisiologis hari ke-7
dengan bendungan ASI
Tujuan : Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan
diharapkan nifas berjalan
normal tanpa komplikasi
Kriteria
hasil : - TTV dalam batas normal
-
TFU sesuai dengan hari
masa nifas
- Pengeluaran
lochea sesuai hari masa nifas
Intervensi
1. Beri
tahu pada ibu tentang keadaan dan hasil pemeriksaan
R/
meningkatkan pengetahuan ibu sehingga ibu lebih kooperatif
2. Lakukan
vulva hygiene
R/
Membersihkan alat genetalia dari kuman dan melihat keadaan luka jahitan
3. Berikan
KIE tentang
a. Cara
merawat payudara dengan bendungan ASI
b. Cara
meneteki yang benar
c. Cara
mengatasi kaki bengkak
d.
Pola Nutrisi
e.
Tanda bahaya masa
nifas
f.
Personal hygiene
R/
ibu mengerti dan menambah pengetahuan ibu
4. Diskusikan
Jadwal Kontrol Ulang
R/
Memastikan nifas berjalan normal dan ibu datang tepat waktu
3.6
Implementasi
Tanggal : 3 Maret 2009
Jam : 11.25 WIB
Dx :
P1002 Ab000 Post
partum fisiologis hari ke-7
dengan bendungan ASI
1. Memberikan
penjelasan pada ibu tentang keadaan beserta hasil pemeriksaan mulai dari
pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik, ASI sudah keluar, tekanan darah, suhu, dan
pernafasan dalam batas normal, TFU sesuai dengan hari masa nifas, kontraksi
uterus baik, lochea keluar sesuai hari pada masa nifas, dan jahitannya baik
2. Melakukan
Vulva Higiene
a. Persiapan
pasien
-
Membuka celana dalam
-
Posisikan pasien dengan
posisi litotomi
b. Persiapan
Alat
-
Kapas sublimat dalam
kom tutup yang bercampur dengan larutan lactacid
-
Handscoon sebelah kanan
-
Sampah medis dan non
medis
-
Larutan klorin
c. Cara
melakukan
-
Pakai handscoon sebelah
kanan
-
Ambil 3 kapas yang
bercampur larutan lactacid
-
Bersihkan alat
genetalia ibu mulai dari labia mayor dan minor dari sisi terjauh dari luka dan
labia mayor, minor yang terdekat dari kita
-
Setelah itu bersihkan
daerah tengah mulai dari mons veneris komisura anterior, klitoris, vestibulum
uretra, vagina, perineum, komisura posterior, dan terakhir anus
3. Memberikan
KIE pada ibu tentang :
a. Cara payudara dengan bendungan ASI
b. Cara
meneteki yang benar
c. Cara
mengatsi kaki bengkak
Ajurkan pada ibu pada waktu tidur untuk
tidur dengan posisi lebih rendah dari pada kaki yaitu kaki diganjal bantal agar
aliran darah di kaki menjadi lancer sehingga mengurangi bengkak di kaki.
Anjurkan pada ibu untuk duduk dengan posisi kaki jangan digantung agar aliran
darah dikaki menjadi lancer dan mengurangi bengkak di kaki.
d. Pola Nutrisi
Mengajarkan pada ibu untuk banyak makan makanan yang
mengandung protein misal telur, tahu,tempe,ikan,daging dan ibu tidak dianjurkan
untuk tarak makan karena makan makanan yang mengandung protein dapat membantu
mempercepat penyembuhan luka jahitannya.
e.
Tanda bahaya Masa
Post Partum
Memberi tahu ibu tentang apa saja tanda-tanda bahaya pada
masa nifas seperti suhu badan meningkat, tekanan darah meningkat, lochea
berbau, bernanah dan kotor, agar ibu lebih mengerti dan lebih menjaga
kesehatannya pada masa nifas dan tidak terjadi komplikasi.
f.
Pola Personal
Hygiene
Mengajarkan pada ibu untuk menjaga kebersihannya,
terutama daerah genetalia. Ajarkan pada ibu untuk segera ganti softex apabila
basah dan setiap habis mandi dan juga cara cebok yang benar yaitu dari depan ke
belakang.
4. Menjelaskan pada ibu jadwal
control selanjutnya yaitu tanggal 17 Maret 2009 atau 2 minggu lagi dan sewaktu-waktu bila ada keluhan
3.7
Evaluasi
Tanggal :
3 Maret 2009
Jam :
11.25 WIB
S :
Ibu mengatakan mengerti dan memahami semua penjelasan dan KIE
yang telah disampaikan oleh petugas kesehatan
O :
Ibu menganggukkan kepala tanda mengerti dan dapat mengulang
semua penjelasan yang telah dijelaskan oleh petugas
A :
P1001 Ab000 Nifas Fisiologis hari ke-7 dengan bendungan ASI
P :
- Ibu akan datang untuk kontrol pada tanggal 17 Maret 2009 atau
sewaktu-waktu apabila ada keluhan
-
Menganjurkan ibu
untuk imunisasi lengkap yaitu BCG 1x, DPT 3x, polio 4x, hepatitis 3x, campak
1x, karena imunisasi dapat menghindarkan anak dari penyakit yang dapat diatasi
dengan imunisasi
-
Memberi tahu ibu
tentang pentingnya KB agar ibu bisa mengatur jarak untuk anak berikutnya.
BAB
IV
PEMBAHASAN
Setelah
melakukan asuhan kebidanan pada Ny “I” P1001 Ab000 di RSUD dr. M. Soewandhie
Surabaya pada tanggal 3 Maret 2009 maka dapat dikatakan bahwa Ny “I” termasuk
kedalam masa nifas fisiologis dengan bnedungan ASI. Antara teori dan praktek
terdapat kesenjangan yaitu antara teori dan praktek tidak sama pada
kenyataannya, banyak perbedaan.
Oleh karena itu, kita harus menerapkan semua praktek
dengan benar, supaya dalam melakukan asuhan kebidanan tidak ada kesenjangan.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
1.
Masa nifas adalah masa pulih kembali muali dari persalinan selesai sampai
alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil, lama nifas itu sekitar 6-8
minggu
2.
Pengawasan pada ibu dan bayi dilakukan pada kunjungan pertam 6-8 jam
setelah persalinan. Kunjungan ke-2 waktu 3 hari setelah persalinan, kunjungan
ke-3 dua minggu setelah persalinan dan kunjungan ke-4 enam minggu setelah
peralinan.
3.
Bendungan air susu adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena
peningkatan aliran vena dan linfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa
nyeri disertai kenaikan suhu badan.
4.
Penatalaksanaan selama nifasyaitu kebersihan diri, istirahat, gizi,
perawatan payudara, eliminasi, dan pemeriksaan umum.
5.2
Saran
Hendaknya dalam asuhan kebidanan post
partum diperlukan kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan dan keluarga
sangat dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang ada serta memperoleh data yang
lengkap. Sehingga dapat diberikan asuhan kebidanan yang optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar